Pegadaian Bantu Pelaku Usaha Disabilitas Kembangkan Usaha
loading...
A
A
A
SURABAYA - Para pelaku usaha ultra mikro dan UMKM sering mengalami kendala dalam mengambangkan bisnisnya, begitu pula para penyandang disabilitas, oleh karena itu PT Pegadaian bekerjasama dengan organisasi masyarakat dan sosial Alunjiva Indonesia memberikan pelatihan kewirausahaan di Rumah BUMN Surabaya, Senin (22/8/2023).
Program pelatihan kewirausahaan ini merupakan kolaborasi multi sektor antara BUMN dan juga wirausaha disabilitas agar dapat mengembangkan keterampilan bisnis dan mampu menciptakan inovasi terhadap produk usahanya, sehingga mampu menjadi wirausaha disabilitas yang mandiri, bertumbuh dan berdaya.
Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Rully Yusuf menyatakan, salah satu fokus PT Pegadaian pada program yaitu pengembangan UMKM. Melalui program ini diharapkan para peserta dapat mampu meningkatkan kapabilitas dan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi digital dalam pengembangan dan pemasaran usahanya.
“Sejalan dengan program pemerintah, bahwa para pelaku UMKM harus melek teknologi untuk Go Digital dan Go Global. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen kami, bahwa Pegadaian senantiasa mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah, agar membuat kualitas UMKM di Indonesia dapat naik kelas,” ujar Rully.
Selain itu Rully menambahkan, dengan adanya pendampingan seperti ini, Pegadaian juga mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta memberi dampak sosial dan lingkungan yang dapat bermanfaat bagi keberlanjutan hidup masyarakat, khususnya dalam kesejahteraan ekonomi.
“Kami akan melakukan pendampingan selama 3 bulan, sampai para wirausaha disabilitas ini bisa memahami value yang dapat dihasilkan dari pengembangan usahanya. Kami juga akan memberikan strategi pengembangan usaha, dari mulai mengatur operasional, sales dan strategi marketing produk seperti melakukan pemasaran menggunakan media sosial dan marketplace,” kata Rully.
Adapun peserta disabilitas yang telah lulus proses kurasi dan ikut dalam program pendampingan kewirausahaan ini, diantaranya penyandang tuna daksa, autisme, tuna netra dan tuna rungu. Metode pendampingan dilakukan pelatihan secara offline dan online, peserta dapat berdiskusi langsung bersama mentor untuk membahas permasalahan hingga pengembangan usaha yang telah dijalani.
Agenda kegiatan meliputi pelatihan secara daring maupun luring. Kemudian dilakukan pendampingan sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2023.
Acara ditutup dengan pelepasan peserta pada akhir bulan Agustus. Melalui pelatihan ini diharapkan para pelaku usaha ultra mikro maupun UMKM yang menjadi peserta semakin berkembang usahanya.
Program pelatihan kewirausahaan ini merupakan kolaborasi multi sektor antara BUMN dan juga wirausaha disabilitas agar dapat mengembangkan keterampilan bisnis dan mampu menciptakan inovasi terhadap produk usahanya, sehingga mampu menjadi wirausaha disabilitas yang mandiri, bertumbuh dan berdaya.
Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Rully Yusuf menyatakan, salah satu fokus PT Pegadaian pada program yaitu pengembangan UMKM. Melalui program ini diharapkan para peserta dapat mampu meningkatkan kapabilitas dan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi digital dalam pengembangan dan pemasaran usahanya.
“Sejalan dengan program pemerintah, bahwa para pelaku UMKM harus melek teknologi untuk Go Digital dan Go Global. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen kami, bahwa Pegadaian senantiasa mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah, agar membuat kualitas UMKM di Indonesia dapat naik kelas,” ujar Rully.
Selain itu Rully menambahkan, dengan adanya pendampingan seperti ini, Pegadaian juga mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta memberi dampak sosial dan lingkungan yang dapat bermanfaat bagi keberlanjutan hidup masyarakat, khususnya dalam kesejahteraan ekonomi.
“Kami akan melakukan pendampingan selama 3 bulan, sampai para wirausaha disabilitas ini bisa memahami value yang dapat dihasilkan dari pengembangan usahanya. Kami juga akan memberikan strategi pengembangan usaha, dari mulai mengatur operasional, sales dan strategi marketing produk seperti melakukan pemasaran menggunakan media sosial dan marketplace,” kata Rully.
Adapun peserta disabilitas yang telah lulus proses kurasi dan ikut dalam program pendampingan kewirausahaan ini, diantaranya penyandang tuna daksa, autisme, tuna netra dan tuna rungu. Metode pendampingan dilakukan pelatihan secara offline dan online, peserta dapat berdiskusi langsung bersama mentor untuk membahas permasalahan hingga pengembangan usaha yang telah dijalani.
Agenda kegiatan meliputi pelatihan secara daring maupun luring. Kemudian dilakukan pendampingan sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2023.
Acara ditutup dengan pelepasan peserta pada akhir bulan Agustus. Melalui pelatihan ini diharapkan para pelaku usaha ultra mikro maupun UMKM yang menjadi peserta semakin berkembang usahanya.
(bga)