Negara yang Bandara dan Pulaunya Disita China, Akibat Tak Bisa Bayar Utang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap dampak utang China terhadap sejumlah negara mitra terus meningkat. Beberapa negara terjebak utang China , dan beberapa di antaranya kini menghadapi risiko kebangkrutan ekonomi.
Kekhawatiran tentang dampak utang China terhadap negara-negara telah menjadi perhatian serius yang dikhawatirkan berdampak serius terhadap kedaulatan ekonomi dan politik negara-negara tersebut. Berikut adalah negara-negara yang saat ini berjuang melawan kebangkrutan akibat utang China:
1. Venezuela
Negara Amerika Latin ini telah lama menderita krisis ekonomi yang serius, dan sebagian besar masalah tersebut dipicu oleh utang yang sangat besar kepada China. Dalam upaya untuk memperoleh akses ke sumber daya alam Venezuela, China memberikan pinjaman besar kepada pemerintah Venezuela. Namun, penurunan harga minyak global dan kegagalan dalam manajemen ekonomi telah membuat negara ini sulit untuk membayar utangnya kepada China. Ketergantungan Venezuela pada China semakin memperumit prospek pemulihan ekonomi yang stabil.
2. Sri Lanka
Negara kepulauan ini telah menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan akibat utang kepada China. Proyek infrastruktur besar yang didanai oleh China, seperti pelabuhan Hambantota, telah menyebabkan lonjakan utang yang tidak terlalu bisa ditanggung oleh Sri Lanka. Pada tahun 2017, Sri Lanka terpaksa menyerahkan pengelolaan pelabuhan itu kepada perusahaan China selama 99 tahun sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Masalah utang yang berkepanjangan terus menghantui Sri Lanka dan mengancam stabilitas ekonominya.
Sri Lanka mengalami kesulitan membayar utangnya kepada China yang berasal dari proyek-proyek infrastruktur, termasuk Pelabuhan Hambantota. Berdasarkan laporan BBC, pada 2017, Sri Lanka tidak dapat membayar kembali pinjaman tersebut, sehingga pelabuhan tersebut diambil alih oleh perusahaan China untuk mengatasi keterlambatan pembayaran.
3. Pakistan
Pakistan adalah negara lain yang berada dalam risiko kebangkrutan karena utang China. Melalui Proyek Jalur Ekonomi Koridor China-Pakistan (CPEC), Pakistan menerima pinjaman yang signifikan untuk membiayai proyek infrastruktur. Namun, kekhawatiran muncul mengenai keberlanjutan utang ini, karena Pakistan berjuang dengan defisit ekonomi yang tinggi dan kesulitan untuk membayar utangnya kepada China. Beban utang yang berat telah menghadirkan risiko ekonomi yang serius bagi Pakistan.
Pakistan telah menerima pinjaman signifikan dari China untuk proyek-proyek infrastruktur, terutama melalui China-Pakistan Economic Corridor (CPEC). Menurut laporan dari Institute of International Finance (IIF) pada tahun 2020, utang Pakistan kepada China mencapai sekitar USD45 miliar.
Kekhawatiran tentang dampak utang China terhadap negara-negara telah menjadi perhatian serius yang dikhawatirkan berdampak serius terhadap kedaulatan ekonomi dan politik negara-negara tersebut. Berikut adalah negara-negara yang saat ini berjuang melawan kebangkrutan akibat utang China:
1. Venezuela
Negara Amerika Latin ini telah lama menderita krisis ekonomi yang serius, dan sebagian besar masalah tersebut dipicu oleh utang yang sangat besar kepada China. Dalam upaya untuk memperoleh akses ke sumber daya alam Venezuela, China memberikan pinjaman besar kepada pemerintah Venezuela. Namun, penurunan harga minyak global dan kegagalan dalam manajemen ekonomi telah membuat negara ini sulit untuk membayar utangnya kepada China. Ketergantungan Venezuela pada China semakin memperumit prospek pemulihan ekonomi yang stabil.
2. Sri Lanka
Negara kepulauan ini telah menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan akibat utang kepada China. Proyek infrastruktur besar yang didanai oleh China, seperti pelabuhan Hambantota, telah menyebabkan lonjakan utang yang tidak terlalu bisa ditanggung oleh Sri Lanka. Pada tahun 2017, Sri Lanka terpaksa menyerahkan pengelolaan pelabuhan itu kepada perusahaan China selama 99 tahun sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Masalah utang yang berkepanjangan terus menghantui Sri Lanka dan mengancam stabilitas ekonominya.
Sri Lanka mengalami kesulitan membayar utangnya kepada China yang berasal dari proyek-proyek infrastruktur, termasuk Pelabuhan Hambantota. Berdasarkan laporan BBC, pada 2017, Sri Lanka tidak dapat membayar kembali pinjaman tersebut, sehingga pelabuhan tersebut diambil alih oleh perusahaan China untuk mengatasi keterlambatan pembayaran.
3. Pakistan
Pakistan adalah negara lain yang berada dalam risiko kebangkrutan karena utang China. Melalui Proyek Jalur Ekonomi Koridor China-Pakistan (CPEC), Pakistan menerima pinjaman yang signifikan untuk membiayai proyek infrastruktur. Namun, kekhawatiran muncul mengenai keberlanjutan utang ini, karena Pakistan berjuang dengan defisit ekonomi yang tinggi dan kesulitan untuk membayar utangnya kepada China. Beban utang yang berat telah menghadirkan risiko ekonomi yang serius bagi Pakistan.
Pakistan telah menerima pinjaman signifikan dari China untuk proyek-proyek infrastruktur, terutama melalui China-Pakistan Economic Corridor (CPEC). Menurut laporan dari Institute of International Finance (IIF) pada tahun 2020, utang Pakistan kepada China mencapai sekitar USD45 miliar.