Bio Farma Sebut Uji Klinis Fase III Vaksin Sinovac Bisa Berakhir Gagal

Kamis, 23 Juli 2020 - 14:31 WIB
loading...
Bio Farma Sebut Uji Klinis Fase III Vaksin Sinovac Bisa Berakhir Gagal
Head of corporate communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan menyatakan, bahwa uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac tak menutup kemungkinan berakhir gagal. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Head of corporate communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan menyatakan, bahwa uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac tak menutup kemungkinan berakhir gagal. Sebab, sebuah vaksin dinyatakan berhasil bila telah melalui tahapan pengujian terhadap sebuah subjek, yang mana itu akan memakan waktu paling lama 6 bulan.

"Yaitu fungsi dari uji kilinis itu. Jadi artinya zona-zona (gagal) itu masih mungkin. Kita menunggu dalam 6 bulan ini," kata Iwan dalam acara Market Review di IDX Channel, Kamis (23/7/2020).

(Baca Juga: Bio Farma: Sampel Uji Klinis Vaksinasi Covid Berjumlah 1.620 Orang )

Dia menjelaskan, uji klinis tahap akhir ini juga dilakukan di Brazil, Turki dan Chile. Dari seluruh negara yang menerima vaksin itu hasilnya harus sama, yaitu bisa digunakan kepada setiap orang yang mengidap Covid-19.

"Uji terakhir ini harus dilakukan multicenter. Hasilnya harus sama. Kalau tidak lulus itu tidak bisa digunakan," ujarnya.

(Baca Juga: Harga Vaksin Covid-19 Asal China, Paling Mahal Bisa Rp147.000/Dosis )

Meski begitu, lanjut dia, dirinya meyakini kalau vaksin corona asal pabrikan China itu akan berhasil dan bisa diproduksi Indonesia. Karena menilik beberapa percobaan vaksin yang dilakukan oleh seluruh negara hanya dari Sinovac sukses melewati uji klinis fase kesatu dan kedua.

"Kandidat vaksin banyak yang bergugugran. Karena harus melalui pengunjian. Kemudian Sinovac ini yang satu-satunya lolos di dunia di fase 1 dan2. Yang lain saya belum lihat sampai ke fase 3," kata dia.

Sebagai informasi, PT Bio Farma menerima pasokan vaksin dari Sinovac sebanyak 2.400 vaksin. Nantinya, pengujian vaksin ini dilakukan ke 1.620 subjek dengan rentang usia 18-59 tahun dan dengan kondisi tertentu. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1960 seconds (0.1#10.140)