Pengunjung Borobudur Bakal Dibatasi Jumlah dan Durasinya, Ini Penjelasan Erick Thohir

Kamis, 25 Mei 2023 - 14:27 WIB
loading...
Pengunjung Borobudur...
Pembatasan pengunjung candi Borobudur akan dilakukan demi menjaga kelestarian peninggalan budaya tersebut. Foto/SINDOnews/Eduarde
A A A
JAKARTA - Wacana lama berupa pembatasan jumlah pengunjung Candi Borobudur Kembali mengemuka. Pembatasan pengunjung akan dilakukan demi menjaga kelestarian salah satu peninggalan budaya terbesar di dunia tersebut.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, nantinya PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney akan membentuk satu sistem digital yang bertugas mengidentifikasi dan membatasi para pengunjung di Borobudur.

"Kembali, untuk borobudur merupakan peninggalan yang luar biasa dan dunia mengkhawatirkan kerusakan, maka diharapkan ada pembatasan, karena itu solusinya dengan digitalisasi," ujarnya dalam konferensi pers terkait rangkaian peringatan Hari Raya Waisak, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Melalui sistem digital, kata Erick, para pengelola hanya memperbolehkan 150 orang untuk menaiki candi dengan durasi hanya 15 menit saja. Setelah itu, akan ada pergantian dengan 150 pengunjung lainnya.

Kebijakan lain adalah pengunjung dilarang memakai sepatu atau sandal saat menaiki Borobudur. Hal ini bertujuan menjaga centimeter dari struktur candi agar tidak tergerus dan terus menipis.

Mengingat, bebatuan di relief dan tangga candi menjadi tergerus sampai 5 centimeter dari kondisi semula akibat gesekan alas kaki. Selain itu juga faktor dari alam.

"Dengan digitalisasi begitu naik dengan 150, begitu 150 sudah turun, 15 menit kemudian naik lagi. Nggak boleh pakai sepatu, nggak pakai sendal karena supaya apa? Supaya centimeternya tidak terus menurun," tutur Ketua Umum PSSI itu.



Dia menambahkan, pemerintah melalui InJourney juga akan membuat beberpa zona di kawasan candi Buddha itu. Zonasi akan terdiri dari zona spiritual hingga zona wisata. Setiap zonasi akan dijaga oleh para petugas budaya.

"Kita juga membuat terobosan yang namanya zonasi. Di Borobudur ada zona spiritual, untuk yang mau ngonten, ada yang mau santai boleh. Tapi satu sama lain saling menghormati, jangan nanti yang berdoa diganggu atau wisata juga terganggu, kadang-kadang konteks sosial, bermasyarakat pasti ada gesekan," tukasnya.



"Di situlah kita membuat terobosan namanya petugas budaya, ini belajar dari Bali juga. Petugas budaya ini menjaga keseimbangan, sudah ada, nanti petugas budaya ini kita kerja samakan dengan sekolah pariwisata di sekitarnya supaya memang mereka meresapi, menjiwai," pungkas Erick.

(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1870 seconds (0.1#10.140)