Profil PT BIJB, Pengembang Bandara Kertajati yang Kini Terbangkan Jemaah Haji
loading...
A
A
A
JAKARTA - Profil perusahaan PT Bandarudara Internasional Jawa Barat atau PT BIJB belakangan menjadi perbincangan di dunia maya. Hal ini terkait keberadaan dua pesawat asing yang terparkir setahun di Bandara Kertajati dan juga dimulainya penerbangan haji dari bandara tersebut.
Ihwal pesawat asing yang sempat bikin heboh itu telah diklarifikasi oleh pihak manajemen BIJB yang menyebutkan bahwa pesawat tersebut tengah menunggu proses izin penerbangan kargo dari Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, pada musim haji tahun ini Bandara Kertajati resmi melayani penerbangan jemaah haji Indonesia sejak Minggu (28/5) lalu.
Mengutip company profile perseroan, PT BIJB merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Perda No 22/2013 kemudian didirikan pada 24 November 2014.
Perseroan bertanggung jawab untuk pembangunan sisi darat serta pengembangan dan pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat. Juga, mengembangkan kawasan Aerocity yang terintegrasi dengan bandara guna menumbuhkan perekonomian di sekitarnya.
Konstruksi sisi darat Bandara Kertajati telah dimulai pada Agustus 2015 dan pada 21 Mei 2017 dilakukan prosesi tutup atap (topping off).
Terletak di Majalengka, Jawa Barat, Bandara Internasional Jawa Barat dan Aerocity diharapkan menjadi masa depan layanan penerbangan yang didukung oleh sistem yang terintegrasi aksesibilitas jalan raya, kecepatan kereta api, dan pelabuhan.
PT BIJB selaku pengembang dan pengelola BIJB memiliki visi menjadi perusahaan holding bertaraf internasional, pengelola bandara dan kawasan terbaik di Indonesia dan motor penggerak perekonomian khususnya di Jawa Barat.
Pada awal pendiriannya, perseroan juga memasang visi menjadi lima besar perusahaan manajemen bandara dan Aerocity di ASEAN. Sedangkan salah satu misinya adalah menjadikan bandara Kertajati beserta kawasannya sebagai penghubung negara-negara di dunia.
Dalam Annual Report (AR) 2018, Direktur Utama PT BIJB, Muhammad Singgih menjelaskan, PT BIJB merupakan badan usaha milik pemerintah Jawa Barat yang dibentuk menggunakan Perda dengan tujuan melakukan pengusahaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat seluas 1.800 hektare (Ha).
Ihwal pesawat asing yang sempat bikin heboh itu telah diklarifikasi oleh pihak manajemen BIJB yang menyebutkan bahwa pesawat tersebut tengah menunggu proses izin penerbangan kargo dari Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, pada musim haji tahun ini Bandara Kertajati resmi melayani penerbangan jemaah haji Indonesia sejak Minggu (28/5) lalu.
Mengutip company profile perseroan, PT BIJB merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Perda No 22/2013 kemudian didirikan pada 24 November 2014.
Perseroan bertanggung jawab untuk pembangunan sisi darat serta pengembangan dan pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat. Juga, mengembangkan kawasan Aerocity yang terintegrasi dengan bandara guna menumbuhkan perekonomian di sekitarnya.
Konstruksi sisi darat Bandara Kertajati telah dimulai pada Agustus 2015 dan pada 21 Mei 2017 dilakukan prosesi tutup atap (topping off).
Terletak di Majalengka, Jawa Barat, Bandara Internasional Jawa Barat dan Aerocity diharapkan menjadi masa depan layanan penerbangan yang didukung oleh sistem yang terintegrasi aksesibilitas jalan raya, kecepatan kereta api, dan pelabuhan.
PT BIJB selaku pengembang dan pengelola BIJB memiliki visi menjadi perusahaan holding bertaraf internasional, pengelola bandara dan kawasan terbaik di Indonesia dan motor penggerak perekonomian khususnya di Jawa Barat.
Pada awal pendiriannya, perseroan juga memasang visi menjadi lima besar perusahaan manajemen bandara dan Aerocity di ASEAN. Sedangkan salah satu misinya adalah menjadikan bandara Kertajati beserta kawasannya sebagai penghubung negara-negara di dunia.
Dalam Annual Report (AR) 2018, Direktur Utama PT BIJB, Muhammad Singgih menjelaskan, PT BIJB merupakan badan usaha milik pemerintah Jawa Barat yang dibentuk menggunakan Perda dengan tujuan melakukan pengusahaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat seluas 1.800 hektare (Ha).