InJourney Masih Rugi dan Anak Usaha Terbelit Utang Triliunan, Simak Fakta-faktanya

Jum'at, 16 Juni 2023 - 18:18 WIB
loading...
InJourney Masih Rugi dan Anak Usaha Terbelit Utang Triliunan, Simak Fakta-faktanya
Biaya untuk membangun Sirkuit Mandalika mencapai Rp1,2 triliun. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney masih merugi. Salah satu penyebab lantaran lini bisnis bandara di sejumlah daerah masih dalam tahap pemulihan.

Di luar Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, performa bandara lain yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19.

"Kalau kita lihat performance keuangan daripada airport di Bali dan Jakarta sudah sangat bagus, tapi kan banyak airport kecil yang belum bisa kembali seperti sebelumnya," kata Erick, dikutip Jumat (16/6/2023).

Untuk diketahui, InJourney merupakan holding BUMN sektor industri aviasi dan pariwisata yang dibentuk semasa pandemi, tepatnya pada Oktober 2021 dan secara resmi diluncurkan oleh presiden Joko Widodo pada pertengahan Januari 2022.

Adapun BUMN yang masuk dalam holding InJourney adalah PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah.

Belum lama ini ramai diberitakan bahwa ITDC selaku BUMN yang mengembangkan kawasan Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata memiliki utang mencapai Rp4,6 triliun.

Ihwal utang tersebut Utang ini dikonfirmasi Direktur Utama InJourney, Donny Oskaria, saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6/2023).

Berikut ini beberapa ulasan dan fakta terkait utang jumbo yang tengah membelit ITDC, dihimpun MNC Portal Indonesia (MPI):

Bisnis The Mandalika Perlu Terobosan

Erick meminta adanya terobosan baru dalam bisnis The Mandalika yang dikelola ITDC. Pembangunan The Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menelan anggaran yang sangat besar lantaran ada sejumlah infrastruktur di dalamnya, termasuk sirkuit Mandalika dan hotel.

Biaya untuk membangun Sirkuit Mandalika saja mencapai Rp1,2 triliun. Sumber pendanaan itu diperoleh dari investasi ITDC.

Untuk pembangunan track line, diinvestasikan kurang lebih Rp900 miliar. Hal itu belum termasuk race control dan pit building atau paddock.

"Setelah ada pembangunan MotoGP, pembangunan hotel, tentu kawasan Mandalika ini harus dipercepat, nah salah satunya bagaimana kita mengurangi beban keuangan dengan PMN (Penyertaan Modal Negara), sekalian juga terus mengembangkan kawasan Mandalika itu," tuturnya.


Demi Cuan, Lahan di The Mandalika Ditawarkan ke Investor

Pemerintah membuka opsi baru berupa menginvestasikan lahan The Mandalika ke investor. Skema ini serupa dengan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), di mana pemerintah gencar menarik sejumlah investor asing. Erick menilai opsi tersebut masih berupa kajian. Tujuannya untuk mempercepat pembangunan The Mandalika.

“Memang ada beberapa pemikiran terobosan, contoh seperti di Batang itu kan bisa saja tanahnya disewa dengan opsi dibeli. Bukan tidak mungkin juga terobosan ini bisa terjadi di Mandalika untuk mempercepat pembangunan," ucapnya.

Utang Proyek The Mandalika Tembus Rp4,6 Triliun

Total utang yang dibukukan ITDC mencapai Rp4,6 triliun. Pinjaman tersebut lantaran adanya pembangunan proyek The Mandalika.

Jumlah utang terbagi atas dua term pembayaran yakni short term atau utang jangka pendek senilai Rp1,2 triliun dan long term atau utang jangka panjang sebesar Rp3,4 triliun.

Erick memandang, utang yang dibukukan anak usaha InJourney itu wajar-wajar saja karena pinjaman digunakan untuk membangun proyek strategi nasional (PSN), Mandalika.


Ajang Balap Motor WSBK dan MotoGP Bikin Boncos

Sejumlah gelaran balap motor bertaraf internasional di Sirkuit Mandalika pada 2022 lalu justru memberatkan keuangan ITDC. Keduanya adalah World Superbike (WSBK) dan MotoGP.

Alih-alih menguntungkan, WSBK dan MotoGP justru mendatang rugi signifikan bagi ITDC. Untuk itu, InJourney selaku induk usaha ITDC mengusulkan agar WSBK ditiadakan.

(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1786 seconds (0.1#10.140)