BI Tahan Suku Bunga Acuan, Legislator: Upaya Menahan Arus Modal Keluar

Jum'at, 23 Juni 2023 - 12:45 WIB
loading...
BI Tahan Suku Bunga...
Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% dinilai sebagai langkah tepat sebagai upaya meminimalkan potensi arus modal keluar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% mendapatkan dukungan banyak kalangan. Keputusan ini merupakan respons tepat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Salah satu ciri baik dari kebijakan suku bunga bank sentral adalah responsif terhadap berbagai risiko ekonomi yang berkembang. Keputusan mempertahankan suku bunga di level 5,75% bisa jadi upaya untuk meminimalkan potensi arus modal keluar di tengah ketidakpastian ekonomi global," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi, Jumat (23/6/2022).



Untuk diketahui, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan suku bunga acuan BI dipertahankan di level 5,75%, Kamis (22/6/2023). Langkah ini untuk memastikan rentang inflansi tetap stabil di kisaran sasaran 2-3% hingga akhir tahun 2023. Suku bunga acuan di level 5,75% sendiri telah bertahan sejak enam bulan terakhir.



Fathan mengatakan, ketidakpastian ekonomi global memang memberikan banyak risiko. Di antaranya pelambatan kuota ekspor maupun larinya arus modal ke luar negeri.

"Indikator adanya arus modal keluar negeri memang saat ini telah terjadi. Hal ini perlu diantisipasi karena bisa memicu penurunan investasi, depresiasi nilai tukar rupiah, hingga gonjangan pada pasar modal," katanya.

Berdasarkan data yang ada, kata Fathan arus modal keluar lebih besar ketimbang yang masuk dalam beberapa waktu terakhir. Sejak awal Maret hingga 20 Juni 2023, arus modal keluar tercatat USD0,87 miliar, lebih besar ketimbang arus modal masuk yang sebesar 0,13 miliar dollar AS.

"Kita harapkan dengan dipertahankan suku bunga acuan di level 5,75% bisa menahan laju arus modal yang keluar karena level 5,75% merupakan salah satu bunga acuan tertinggi yang dikeluarkan BI," katanya.

Politikus PKB ini mengatakan kebijakan moneter yang tepat memang sangat dibutuhkan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurutnya, kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dan terukur dapat memberikan kepercayaan kepada investor, meminimalisir risiko ketidakpastian, dan menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka panjang.

"Risiko ketidakpastian ekonomi global memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengambil langkah tepat termasuk menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneteri dan fiskal,” katanya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2005 seconds (0.1#10.140)