Pertamina Jaga Produksi Migas dari Lapangan Tarakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertamina EP Asset 5 , anak perusahan PT Pertamina (Persero) berupaya keras menjaga produksi minyak dan gas dari Tarakan Field yang dikelolanya. Tarakan Field yang meliputi Lapangan Sembakung, Lapangan Mangatal, Lapangan Sesanip, Lapangan Pamusian dan Lapangan Juata hingga akhir Juni 2020 memproduksi minyak mentah sebesar 2.055 bopd (barrel oil per day) dan gas bumi berkisar 2,15 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Angka produksi minyak mentah Tarakan Field tercatat menyumbang produksi Pertamina EP Asset 5 sebesar 11,06% sedangkan gas bumi sebesar 12,18%. Data produksi Sistem Operasi Terpadu (SOT) SKK Migas akhir Juni 2020 year to date menunjukkan, angka produksi minyak mentah Pertamina EP Asset 5 mencapai 18.582 bopd dari target 18.383 bopd, atau realisasi sebesar 101,08%. Sedangkan angka produksi gas bumi berkisar pada 17,62 mmscfd dari target 14,61 mmscfd, atau realisasi sebesar 120,51%.
Kondisi geografis wilayah tersebut adalah perairan seperti muara-muara sungai di delta Mahakam. Perjalanan menuju lapangan-lapangan tersebut, khususnya Lapangan Sembakung cukup menantang dan menyulitkan karena harus ditempuh menggunakan speedboat dengan menyusuri sungai serta menyeberangi lautan, yang dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Kota Tarakan menuju Lapangan Sembakung.
(Baca Juga: Pertamina Pastikan Cadangan Migas 44% Lebih Tinggi dari Target)
Untuk menjaga produksi, Tarakan Field Manager Agung Wibowo bersama jajaran manajemen Tarakan Field menyambangi pekerja Lapangan Sembakung pada kegiatan management walkthrough (MWT) untuk berikan motivasi kerja di kala pandemi ini.
"MWT ini bertujuan untuk melihat dan meninjau langsung perkembangan operasi sekaligus bersilaturahmi dengan para pekerja agar terus semangat dalam menjaga produksi Lapangan Sembakung yang merupakan backbone dari Pertamina EP Asset 5," jelas Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/7/2020).
Agung mengakui, kondisi saat ini memang tidak memungkinkan untuk bekerja secara normal seperti sebelumnya, yakni on-off 7-14 hari. Saat ini, waktu on-off adalah 30-30 hari. "Hal ini semata-mata karena ingin pekerja di Lapangan Sembakung ini aman, sehingga protokol Covid-19 yang harus kita taati," terang Agung.
(Baca Juga: Menjaga Keberlangsungan Industri Migas di Tengah Pandemi Covid-19)
Kegiatan MWT diisi dengan melaksanakan inspeksi ke beberapa lokasi pekerjaan seperti Rig-18 di Pad 1, Stasiun Pengumpul Minyak (SPM), Pad 10 (Sumur SBK-50) dan memastikan kelayakan peralatan dan insfrastruktur keselamatan kerja yang ada. "Kita maksimalkan kegiatan MWT untuk melihat kondisi dan kesehatan rekan-rekan di sini serta sharing bersama," ungkap Agung.
Dalam kesempatan tersebut, Agung menekankan bahwa laju produksi migas adalah hal penting, tetapi kesehatan dan keselamatan pekerja lebih utama. Karena itu, dia meminta penerapan aspek safety dan pola hidup sehat di Sembakung Area terus dibudayakan.
Lihat Juga: Indonesia Dipastikan Tidak Impor Migas dari Iran, ESDM: Pertamina Antisipasi Eskalasi Berlanjut
Angka produksi minyak mentah Tarakan Field tercatat menyumbang produksi Pertamina EP Asset 5 sebesar 11,06% sedangkan gas bumi sebesar 12,18%. Data produksi Sistem Operasi Terpadu (SOT) SKK Migas akhir Juni 2020 year to date menunjukkan, angka produksi minyak mentah Pertamina EP Asset 5 mencapai 18.582 bopd dari target 18.383 bopd, atau realisasi sebesar 101,08%. Sedangkan angka produksi gas bumi berkisar pada 17,62 mmscfd dari target 14,61 mmscfd, atau realisasi sebesar 120,51%.
Kondisi geografis wilayah tersebut adalah perairan seperti muara-muara sungai di delta Mahakam. Perjalanan menuju lapangan-lapangan tersebut, khususnya Lapangan Sembakung cukup menantang dan menyulitkan karena harus ditempuh menggunakan speedboat dengan menyusuri sungai serta menyeberangi lautan, yang dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Kota Tarakan menuju Lapangan Sembakung.
(Baca Juga: Pertamina Pastikan Cadangan Migas 44% Lebih Tinggi dari Target)
Untuk menjaga produksi, Tarakan Field Manager Agung Wibowo bersama jajaran manajemen Tarakan Field menyambangi pekerja Lapangan Sembakung pada kegiatan management walkthrough (MWT) untuk berikan motivasi kerja di kala pandemi ini.
"MWT ini bertujuan untuk melihat dan meninjau langsung perkembangan operasi sekaligus bersilaturahmi dengan para pekerja agar terus semangat dalam menjaga produksi Lapangan Sembakung yang merupakan backbone dari Pertamina EP Asset 5," jelas Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/7/2020).
Agung mengakui, kondisi saat ini memang tidak memungkinkan untuk bekerja secara normal seperti sebelumnya, yakni on-off 7-14 hari. Saat ini, waktu on-off adalah 30-30 hari. "Hal ini semata-mata karena ingin pekerja di Lapangan Sembakung ini aman, sehingga protokol Covid-19 yang harus kita taati," terang Agung.
(Baca Juga: Menjaga Keberlangsungan Industri Migas di Tengah Pandemi Covid-19)
Kegiatan MWT diisi dengan melaksanakan inspeksi ke beberapa lokasi pekerjaan seperti Rig-18 di Pad 1, Stasiun Pengumpul Minyak (SPM), Pad 10 (Sumur SBK-50) dan memastikan kelayakan peralatan dan insfrastruktur keselamatan kerja yang ada. "Kita maksimalkan kegiatan MWT untuk melihat kondisi dan kesehatan rekan-rekan di sini serta sharing bersama," ungkap Agung.
Dalam kesempatan tersebut, Agung menekankan bahwa laju produksi migas adalah hal penting, tetapi kesehatan dan keselamatan pekerja lebih utama. Karena itu, dia meminta penerapan aspek safety dan pola hidup sehat di Sembakung Area terus dibudayakan.
Lihat Juga: Indonesia Dipastikan Tidak Impor Migas dari Iran, ESDM: Pertamina Antisipasi Eskalasi Berlanjut
(fai)