Gelar RUPST, KLIN Bakal Perluas Pasar Ekspor
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan ( RUPST ) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Jumat, 23 Juni 2023. Pada RUPST dan RUPSLB tersebut, KLIN menyampaikan laporan keuangan tahunan 2022.
KLIN mencatatkan penjualan sebesar Rp3,5 miliar pada bulan Januari-Mei 2023, meningkat 50% atau Rp1,1 miliar dibanding periode yang sama pada tahun 2022 (year-on-year). Peningkatan ini salah satunya dipicu oleh kenaikan produksi pascaperluasan pabrik pada akhir 2022.
Selain memperkuat pasar domestik, salah satu strategi yang diterapkan KLIN untuk meningkatkan penjualan adalah memperluas pasar ekspor. Setelah melakukan ekspor perdana ke Malaysia pada awal Juni lalu, KLIN juga melakukan ekspor ke Italia pada Rabu, 21 Juni 2023.
Produk Klinko sudah diekspor ke berbagai belahan dunia, antara lain ke Italia, Singapura, Brasil, Yunani, Korea Selatan, Mauritius, Oman, Amerika Serikat, dan Malaysia. Selanjutnya Klinko berencana untuk melakukan ekspor kembali ke negara-negara di Eropa.
Saat ini, masyarakat global lebih tertarik untuk menggunakan green product seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan serta perubahan iklim global. Pada studi bertajuk The Sustainability Imperative yang dilakukan Nielsen pada tahun 2015 kepada 30.000 konsumen di 60 negara, 66% responden bersedia membayar lebih untuk membeli produk berkelanjutan atau green product. Berdasarkan hal ini, KLIN optimistis bahwa produknya dapat diminati oleh pasar global dan dapat terus memperluas jangkauan ekspor.
Direktur Utama PT Klinko Karya Imaji Tbk Anggun Satriya Supanji mengungkapkan bahwa KLIN merupakan pionir manufaktur alat kebersihan daur ulang di Indonesia yang memanfaatkan benang daur ulang hingga 90% bagi keseluruhan material produknya. Produk alat kebersihan Klinko menggunakan material daur ulang limbah tekstil sebagai unsur utama yang memiliki daya serap tinggi sehingga mempercepat dan mempermudah kegiatan membersihkan rumah.
"Kami yakin kualitas produk kami mampu menembus pasar internasional, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan produk yang eco-friendly,” ujar Anggun, dalam keterangannya, Jumat (23/6/2023).
Pada tahun 2019, industri tekstil di Indonesia telah menghasilkan limbah sebanyak 2,3 juta ton. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 300 ribu ton atau 13% limbah tekstil yang dapat didaur ulang.
Diperkirakan pada tahun 2030, limbah tekstil di Indonesia akan meningkat 68% menjadi 3,5 juta ton. KLIN berkomitmen untuk turut berpartisipasi aktif dalam meningkatkan angka daur ulang limbah tekstil di Indonesia.
Saat ini KLIN mampu mengolah rata-rata 8 ton limbah tekstil per bulan. Tahun ini, KLIN menargetkan dapat mengolah limbah tekstil sebesar 100 ton dan diharapkan dapat terus meningkat setiap tahunnya. Limbah tekstil yang digunakan oleh KLIN berasal dari pre-consumed waste atau limbah garmen dari konveksi berupa potongan kain perca sisa produksi.
“Kami berharap KLIN dapat membantu mengurangi limbah tekstil di Indonesia. Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan jumlah volume daur ulang limbah tekstil dengan memperbanyak kerja sama dengan pabrik-pabrik penghasil limbah tekstil,” tandas Anggun.
KLIN mencatatkan penjualan sebesar Rp3,5 miliar pada bulan Januari-Mei 2023, meningkat 50% atau Rp1,1 miliar dibanding periode yang sama pada tahun 2022 (year-on-year). Peningkatan ini salah satunya dipicu oleh kenaikan produksi pascaperluasan pabrik pada akhir 2022.
Selain memperkuat pasar domestik, salah satu strategi yang diterapkan KLIN untuk meningkatkan penjualan adalah memperluas pasar ekspor. Setelah melakukan ekspor perdana ke Malaysia pada awal Juni lalu, KLIN juga melakukan ekspor ke Italia pada Rabu, 21 Juni 2023.
Produk Klinko sudah diekspor ke berbagai belahan dunia, antara lain ke Italia, Singapura, Brasil, Yunani, Korea Selatan, Mauritius, Oman, Amerika Serikat, dan Malaysia. Selanjutnya Klinko berencana untuk melakukan ekspor kembali ke negara-negara di Eropa.
Saat ini, masyarakat global lebih tertarik untuk menggunakan green product seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan serta perubahan iklim global. Pada studi bertajuk The Sustainability Imperative yang dilakukan Nielsen pada tahun 2015 kepada 30.000 konsumen di 60 negara, 66% responden bersedia membayar lebih untuk membeli produk berkelanjutan atau green product. Berdasarkan hal ini, KLIN optimistis bahwa produknya dapat diminati oleh pasar global dan dapat terus memperluas jangkauan ekspor.
Direktur Utama PT Klinko Karya Imaji Tbk Anggun Satriya Supanji mengungkapkan bahwa KLIN merupakan pionir manufaktur alat kebersihan daur ulang di Indonesia yang memanfaatkan benang daur ulang hingga 90% bagi keseluruhan material produknya. Produk alat kebersihan Klinko menggunakan material daur ulang limbah tekstil sebagai unsur utama yang memiliki daya serap tinggi sehingga mempercepat dan mempermudah kegiatan membersihkan rumah.
"Kami yakin kualitas produk kami mampu menembus pasar internasional, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan produk yang eco-friendly,” ujar Anggun, dalam keterangannya, Jumat (23/6/2023).
Pada tahun 2019, industri tekstil di Indonesia telah menghasilkan limbah sebanyak 2,3 juta ton. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 300 ribu ton atau 13% limbah tekstil yang dapat didaur ulang.
Diperkirakan pada tahun 2030, limbah tekstil di Indonesia akan meningkat 68% menjadi 3,5 juta ton. KLIN berkomitmen untuk turut berpartisipasi aktif dalam meningkatkan angka daur ulang limbah tekstil di Indonesia.
Saat ini KLIN mampu mengolah rata-rata 8 ton limbah tekstil per bulan. Tahun ini, KLIN menargetkan dapat mengolah limbah tekstil sebesar 100 ton dan diharapkan dapat terus meningkat setiap tahunnya. Limbah tekstil yang digunakan oleh KLIN berasal dari pre-consumed waste atau limbah garmen dari konveksi berupa potongan kain perca sisa produksi.
“Kami berharap KLIN dapat membantu mengurangi limbah tekstil di Indonesia. Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan jumlah volume daur ulang limbah tekstil dengan memperbanyak kerja sama dengan pabrik-pabrik penghasil limbah tekstil,” tandas Anggun.
(uka)