Kemenaker Ungkap Ancaman di Balik Bonus Demografi, Mencemaskan!

Rabu, 28 Juni 2023 - 11:30 WIB
loading...
Kemenaker Ungkap Ancaman di Balik Bonus Demografi, Mencemaskan!
Bonus demografi harus diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja. Foto/MushafumImam. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemenaker ) Anwar Sanusi mengatakan, di tengah potensi bonus demografi yang membuat jumlah penduduk Indonesia meningkat, memunculkan ancaman bertambahnya pengangguran ketika tidak diimbangi dengan serapan tenaga kerja. Kemenaker mengaku terus berkomitmen mengkonsolidasaikan informasi demand pasar kerja dalam memenuhi kebutuhan perusahaan/industri untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi.



"Salah satu upaya untuk mengkonsolidasaikan informasi demand pasar kerja tersebut adalah dengan meningkatkan pelayanan informasi pasar kerja," ujar Anwar Sanusi melalui pernyataan tertulisnya, Rabu (28/6/2023).

Anwar Sanusi mengatakan, bonus demografi akan berdampak baik bagi pembangunan Indonesia. Pada saat tersebut penduduk usia produktif berjumlah dua kali lipat dari penduduk nonproduktif, sehingga berpeluang menjadi pendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di sisi lain, bonus demografi juga dapat menjadi ancaman bagi Indonesia. Dengan banyaknya jumlah penduduk produktif, berpeluang menambah angka pengangguran jika tidak disertai dengan peningkatan kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja.

"Ini menjadi catatan bagi kita, jika pengangguran masih didominasi oleh angkatan kerja lulusan pendidikan sekolah menengah ke bawah, sehingga kompetensi dan daya saing tenaga kerja kita masih sangat kurang," kata Anwar Sanusi.

Ditambahkan Sekjen Anwar, berdasarkan laporan Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) 2015 menyebutkan, Indonesia tidak mengalami kekurangan jumlah lulusan sekolah, melainkan kekurangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat untuk bekerja.

Data World Digital Competitiveness 2021 juga mencatat, daya saing digital di Indonesia berada pada peringkat 53 dari 64 negara. Kondisi ini menunjukkan bahwa di tengah ledakan adopsi teknologi, daya saing digital Indonesia masih rendah.



Menurutnya tantangan terberat bangsa Indonesia dalam menghadapi era teknologi adalah menyiapkan SDM yang unggul serta berdaya saing tinggi. "SDM unggul Indonesia harus mampu bersaing, dan siap menghadapi tantangan global serta revolusi industri saat ini," pungkasnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2103 seconds (0.1#10.140)