Barat Ingin Kucilkan Ekonomi China, PM Li Qiang Beri Serangan Balik

Rabu, 28 Juni 2023 - 21:01 WIB
loading...
Barat Ingin Kucilkan Ekonomi China, PM Li Qiang Beri Serangan Balik
Perdana Menteri China, Li Qiang mengecam, upaya Barat yang ingin mengucilkan China, demi mengurangi risiko ekonomi, dimana disebutnya sebagai proposisi palsu. Foto/Dok AFP
A A A
TIANJIN - Perdana Menteri China , Li Qiang mengecam, upaya Barat yang ingin mengucilkan China, demi mengurangi risiko ekonomi, dimana disebutnya sebagai proposisi palsu. PM China memukul balik kebijakan AS (Amerika Serikat) dan Uni Eropa yang bertujuan mengurangi ketergantungan mereka pada China.

"Di Barat, beberapa orang menggembar-gemborkan apa yang disebut 'memotong ketergantungan dan mengurangi risiko'," kata Li kepada delegasi pada pembukaan pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Tianjin, China utara.



"Kedua konsep ini ... adalah proposisi yang salah, karena perkembangan globalisasi ekonomi sudah sedemikian rupa sehingga ekonomi dunia telah menjadi entitas bersama di mana Anda dan saya sama-sama berbaur," ungkapnya dalam seruan pendalaman globalisasi ekonomi dan kerja sama, Rabu (27/6/2023).



"Ekonomi banyak negara saling bercampur satu sama lain, saling mengandalkan, membuat prestasi karena satu sama lain, dan berkembang bersama," tambahnya.

"Ini sebenarnya hal yang baik, bukan hal yang buruk," tegasnya.

Hal ini disampaikan dalam Pertemuan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) pekan ini di kota pelabuhan Tianjin setelah absen tiga tahun yang disebabkan oleh pandemi Covid. Pertemuan tersebut akan berlangsung hingga Kamis.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Januari menggambarkan pendekatan Uni Eropa ke China sebagai "de-risking daripada decoupling" karena blok tersebut masih berusaha untuk bekerja dan berdagang dengan Beijing.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah meneruskan kebijakan keras mantan pemimpin Donald Trump di China. Termasuk melarang ekspor semikonduktor kelas atas.

Menanggapi kritik pedas Beijing terhadap langkah itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Beijing pekan lalu bersikeras bahwa Amerika Serikat tidak mencari "penahanan ekonomi" terhadap China.

"Tetapi pada saat yang sama," katanya, "bukan kepentingan kami untuk menyediakan teknologi ke China yang dapat digunakan untuk melawan kami."

Pertumbuhan 5%

China pada tahun ini menargetkan bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 5% yang ditetapkan oleh Beijing pada awal tahun ini. Hal ini disampaikan Li kepada semua orang di forum, yang dihadiri oleh para pemimpin dari Selandia Baru, Mongolia, Vietnam dan Barbados, serta delegasi besar dari Arab Saudi.

"Untuk sepanjang tahun, kami diharapkan dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen yang ditetapkan pada awal tahun ini," kata Li.

"Kami sepenuhnya percaya diri dan mampu mendorong perkembangan ekonomi China yang stabil dan jangka panjang di jalur pembangunan berkualitas tinggi dalam jangka panjang,"

China sedang bergulat dengan pemulihan pasca-Covid yang melambat, dengan sejumlah indikator terlihat loyo dalam beberapa pekan terakhir untuk menjadi sinyal Beijing sedang kehabisan tenaga.

Bank sentral Beijing pekan lalu memangkas dua suku bunga utama dalam upaya untuk melawan perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Dan laporan bulan ini menunjukkan Beijing sedang bersiap menerapkan kebijakan baru dalam berbagai bidang ekonomi, khususnya sektor real estat, yang merupakan salah satu penyumbang besar produk domestik bruto.

Beijing menetapkan target pertumbuhan ekonomi "sekitar lima persen" pada Maret, salah satu yang terendah dalam beberapa dekade setelah ketatnya kebijakan nol-Covid yang memukul aktivitas bisnis.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1621 seconds (0.1#10.140)