Bisnis Pertashop Oleng Digempur Pertamini, Pertamina Siapkan Strategi

Selasa, 11 Juli 2023 - 19:25 WIB
loading...
Bisnis Pertashop Oleng...
Penjualan Pertashop turun drastis. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting buka suara soal isu penurunan omzet bisnis yang dikeluhkan para pengusaha Pertashop . Menurutnya, fluktuatifnya harga BBM non-subsidi menjadi salah satu faktor turunnya konsumsi atau penjualan Pertashop.



Untuk mengatasi kondisi itu, Pertamina tengah menyiapkan strategi. Tujuannya, untuk meningkatkan pendapatan para pengusaha Pertashop.

"Saat ini kami coba kembangkan Pertashop untuk memperluas bisnis non-fuelnya sehingga pendapatan pengusaha tidak terpaku pada penjualan BBM saja," jelas Irto kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (11/7/2023).

Sebelumnya, Ketua Umum Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY) Gunardi Broto Sudarmo mengeluhkan kerugian yang disebabkan mulai dari disparitas harga hingga maraknya Pertamini yang ada saat ini.

Dijelaskan Gunadi, kerugian soal disparitas itu karena adanya oleh konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan melonjaknya harga minyak mentah dunia. Situasi itulah yang kemudian berdampak pada disparitas harga antara BBM jenis Pertamax dan Pertalite.

"Terjadilah disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite karena di Pertashop itu hanya menjual produk Pertamax dan juga Dexlite," ujarnya saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023)

Gunadi menuturkan, dengan adanya disparitas harga itu maka omzet pengusaha Pertashop di Jawa Tengah dan DIY mengalami penurunan drastis hingga 90%. Bahkan, ia menyebutkan ada 201 dari 448 Pertashop di Jateng dan DIY yang merugi.

"Pertashop yang tutup juga merasa terancam untuk disita asetnya karena tidak sanggup untuk angsuran bulanan ke bank yang bersangkutan," imbuhnya.

Lebih lanjut Gunadi menilai, dengan adanya disparitas harga inililah yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak lain. "Di sini kami menyoroti penjualan Pertalite di pengecer atau Pertamini," tegasnya.

Gunadi mengungkapkan, adanya Pertamini atau pengecer itu selain mengganggu bisnis Pertashop di desa-desa juga bisa mendapatkan margin yang lebih besar karena adanya diparitas harga yang bgitu tinggi.

"Berapa margin dari Pengecer? bisa Rp2.000-Rp2.500 per liter. Jadi pengecer tidak punya kewajiban seperti layaknya lembaga penyalur yang legal seperti Pertashop, sedangkan Pertashop yang legal marginnya cuman Rp850/liter. Dapat untung lebih kecil tapi semua kewajiban resmi seperti pajak dan pungutan legal lain tetap jadi kewajiban kami," paparnya.

"Itulah salah satu yang memanfaatkan disparitas harga, adanya pengepul yang suplai, yang dropping Pertalite ke pengecer. Sungguh ironis memang, Pertamini atau pengecer dengan percaya diri, dengan tegaknya berdiri di depan Pertashop. Sakit memang," lanjutnya.

Oleh karena itu, Gunadi meminta agar Revisi Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM dapat segera disahkan guna memantau penyaluran Pertalite di tingkat pengecer atau Pertamini. Sebab menurutnya hingga kini belum ada ketentuan mengenai Pertalite ini secara lebih detail seperti solar.



"Sebenernya banyak yang tidak (boleh) menggunakan Pertalite seperti (mobil) pelat merah, BUMN, BUMD, TNI/Polri, tapi tenyata masih menggunakan BBM jenis Pertalite," tukasnya.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
PLN Indonesia Power...
PLN Indonesia Power Siap Tingkatkan Kapasitas SPBU Hidrogen Senayan
Sah! Beli BBM di Jakarta...
Sah! Beli BBM di Jakarta Kena Pajak 5%, Kendaraan Umum 2%
Pertamina Regional Jawa...
Pertamina Regional Jawa Catatkan Produksi Minyak 54,2 MBOPD di 2024
Satgas Ramadan dan Idul...
Satgas Ramadan dan Idul Fitri Pertamina Sukses Mitigasi Lonjakan Permintaan BBM dan LPG
Praktisi Energi: Skema...
Praktisi Energi: Skema Blending BBM Legal dan Sudah Sesuai Aturan
Pengamat Energi: Blending...
Pengamat Energi: Blending BBM Sepenuhnya Legal dan Sesuai SNI
Sidak ke SPBU, Gubernur...
Sidak ke SPBU, Gubernur Kaltim Pastikan Kualitas BBM Sesuai Standar
Ikut Pertamina UMK Academy,...
Ikut Pertamina UMK Academy, Produk UMKM Bisa Go Global
Kompak Turun, Ini Harga...
Kompak Turun, Ini Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 April
Rekomendasi
AI hingga Model Bisnis...
AI hingga Model Bisnis Baru Jadi Tantangan Pers Digital
Terungkap Alasan PB...
Terungkap Alasan PB POBSI Hadirkan Juara Dunia Biliar ke Indonesia
Karangan Bunga Penuhi...
Karangan Bunga Penuhi Rumah Duka, Iringi Kepergian Ricky Siahaan
Berita Terkini
Borong Employee Experience...
Borong Employee Experience Awards 2025, Bukti Komitmen Tim Human Capital ACC
7 jam yang lalu
Mengajak Pelanggan Mengimbangi...
Mengajak Pelanggan Mengimbangi 4.000 Ton Emisi CO2 Melawan Perubahan Iklim
8 jam yang lalu
China Ancam Perusahaan...
China Ancam Perusahaan Korea yang Kirim Produk Tanah Jarang ke AS
8 jam yang lalu
Boikot Produk Terafiliasi...
Boikot Produk Terafiliasi Israel Meluas, Apa Efeknya buat Ekonomi?
9 jam yang lalu
Dorong Ekonomi Syariah,...
Dorong Ekonomi Syariah, Global Islamic Finance Summit 2025 Siap Digelar
10 jam yang lalu
LG Mundur dari Proyek...
LG Mundur dari Proyek Baterai EV, Kadin Tepis RI Tak Menarik Bagi Investor
10 jam yang lalu
Infografis
Birokrasi Rumit, Banyak...
Birokrasi Rumit, Banyak Bisnis Hengkang dari Uni Eropa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved