#GenM (Bagian 2)

Kamis, 27 Oktober 2016 - 06:06 WIB
#GenM (Bagian 2)
#GenM (Bagian 2)
A A A
YUSWOHADY
Managing Partner, Inventure www.yuswohady.com @yuswohady

MINGGU lalu saya sudah membahas bagaimana lahirnya #GenM dan perkembangannya hingga saat ini. Dalam tulisan minggu lalu saya katakan bahwa bahwa #GenM lahir antara tahun 1989/1990 hingga sekitar 2010.

Peristiwa-peristiwa sosial-politik di akhir-akhir kekuasaan Orde Baru, globalisasi gaya hidup, inovasi teknologi digital, kemajuan ekonomi yang pesat kemudian diikuti krisis yang dalam, juga ancaman terorisme global, pekat mewarnai nilai-nilai, perilaku, dan aspirasi #GenM.

Dalam tulisan kali ini giliran saya menguraikan bagaimana nilai-nilai, perilaku, dan aspirasi mereka. #GenM memiliki empat karakteristik unik yang membentuk nilai, perilaku, dan aspirasinya.

Pertama, mereka taat pada ajaran-ajaran Islam (religious). Kedua, berpengetahuan, berwawasan global, dan mengadopsi teknologi (modern). Ketiga, mengedepankan kebaikan dan kemanfaatan universal (universal goodness). Keempat, makmur alias memiliki daya beli yang tinggi (high buying power). Mari kita lihat satu-satu.

Religious

Dalam buku saya Marketing to the Middle Class Muslim (2014), saya mengungkapkan sebuah fenomena menarik mengenai konsumen muslim di Indonesia. Di negara-negara Barat, semakin kaya dan semakin pintar penduduknya, maka semakin luntur pula kehidupan keagamaannya. Di Indonesia sebaliknya, semakin kaya dan semakin pintar kaum muslimnya, mereka justru semakin religius.

Hal ini terlihat jelas dalam lima tahun terakhir fenomena revolusi hijab, kepedulian akan makanan, minuman, dan kosmetik halal, juga gerakan antiriba. Konsumsi mereka mulai diletakkan dalam kerangka ketaatan pada ajaran Islam. Dengan kata lain, ketakwaan mereka kepada Rukun Islam, Rukun Iman, dan prinsip ihsan kian meningkat, tak hanya dalam hubungan vertikal dengan Sang Pencipta, tapi juga hubungan horizontal dengan sesama manusia.

Modern

- Knowledgeable. Tak seperti generasi muslim sebelumnya, #GenM adalah generasi yang berpengetahuan dan berwawasan (knowledgeable). Mereka lahir pada akhir 1980-an, di mana pendidikan sudah demikian mudah dan murah. Beberapa daerah provinsi mulai menggratiskan pendidikan SD hingga SMA. Sejak masa kanak-kanak, mereka sudah familiar dengan Google untuk mencari informasi dan pengetahuan apapun.

Mereka adalah juga social media freak yang intens menggunakan blog, Facebook, dan Twitter, yang memungkinkan sharing informasi dan pengetahuan berlangsung demikian mudah dan massif.

- Digital Savvy. #GenM adalah 5 screens heavy users. Mereka adalah generasi yang tergantung pada teknologi dan massif menggunakan lima jenis layar (five screens: TV, desktop, laptop, iPad, smartphone) tiap harinya. Beragam gadget dan apps mereka tersambung 24/7 dengan internet.

Mereka lebih nyaman berkomunikasi melalui e-mail atau text messaging daripada dengan bertemu langsung face-to-face. Online presence mereka tinggi sekali melalui aktivitas di blog, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain.

- Global Mindset. By-default mereka lahir sebagai warga dari ”global village”. #GenM juga lahir di era di mana informasi, nilai-nilai, gaya hidup, teknologi, dan produk global bisa mereka akses demikian mudah. Musik yang mereka dengarkan, film yang mereka tonton, produk yang mereka beli, dan informasi yang mereka akses semuanya serba global melintas batas-batas negara.

Universal Goodness

- Rahmatan Lil Alamin. #GenM melihat Islam sebagai berkah bagi seluruh alam dengan segala isinya. Islam tak hanya baik dan bermanfaat bagi kaum muslim semata, tapi bagi seluruh umat manusia. Karena itu, mereka melihat kaidah-kaidah Islam membawa kebaikan dan kemanfaatan bahkan tak hanya untuk umat Islam semata tapi juga untuk seluruh umat manusia terlepas dari suku, ras, agama, ataupun keyakinan yang dimiliki.

- Humanistic. Masa kecil dan awal remaja #GenM diwarnai dengan tragedi pahit berupa maraknya terorisme seperti pemboman menara kembar World Trade Center, peristiwa Bom Bali 1 dan 2, kerusuhan di Poso, Ambon, dan daerahdaerah lain. Namun, hal itu tak serta-merta menjadikan mereka radikal. #GenM melihat Islam sebagai agama yang teduh, damai, dan penuh kasih sayang.

Islam yang damai dan penuh kasih sayang menuntun mereka untuk saling kenal-mengenal, saling berbuat baik, saling bersikap adil, saling mengasihi, menjaga kebersamaan, dan hidup berdampingan secara damai tak hanya dengan sesama umat Islam tapi juga seluruh umat manusia apapun background agama, suku, ras, dan alirannya.

- Inclusive. #GenM juga berpandangan bahwa Islam adalah agama yang inklusif dan membuka diri terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Tentu saja sejuh pengaruh tersebut tidak menyimpang dari kaidah-kaidah dasar Islam yang memang tidak bisa dikompromikan. Mereka melihat bahwa keterbukaan dan keinklusifan itulah yang menyebabkan Islam menjadi terus relevan di tengah perubahan dan kemajuan zaman.

High Buying Power

- High Consumption. #GenM tak hanya pintar dan berpengetahuan, tapi juga kaya dan memiliki daya beli yang cukup tinggi. Mereka adalah kelompok masyarakat kelas menengah yang sudah memiliki standar hidup (standard of living) lumayan karena memiliki aset finansial yang cukup memadai, seperti penghasilan tiap bulan, rumah, mobil, barang-barang rumah tangga (TV, lemari es, AC, mesin cuci, dan sebagainya), tabungan, atau instrumen investasi, seperti emas, deposito mudharabah, reksadana syariah, dan sebagainya.

- High Investment. Tak hanya itu, #GenM adalah kelompok kelas menengah yang sudah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga mereka memiliki pendapatan menganggur (discretionary income) yang bisa mereka tanamkan dalam beragam bentuk instrumen investasi. Dana menganggur inilah yang mereka investasikan dalam berbagai bentuk, baik di sektor riil (mereka terjun menjadi entrepreneur) atau di sektor keuangan syariah seperti deposito mudharabah, reksadana syariah, obligasi syariah, asuransi syariah, dan lain-lain.

- High Giving. ”Makin kaya, makin pintar, makin banyak memberi.” Begitu kira-kira ungkapan yang pas untuk menggambarkan #GenM. Seperti kami katakan di depan, #GenM sudah memiliki discretionary income yang besar. Pendapatan ”menganggur” itu tak hanya diinvestasikan untuk mengembangbiakan kekayaan, tapi juga disisihkan kepada orang lain yang membutuhkan dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, wakaf (ziskaf), dan bermacam kegiatan filantropis.

#GenM akan mewarnai dan mendominasi pasar dan jagat pemasaran di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan karena Indonesia adalah negara dengan hampir 90% penduduknya muslim. Karena itu, mulai sekarang kencangkan ikat pinggang: amati perilakunya, luluhkan hatinya, dan menangkan pasarnya. Welcome to the #GenM world ...
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9013 seconds (0.1#10.140)