Neraca Dagang Indonesia Surplus 38 Bulan Beruntun, Juni 2023 Capai USD3,45 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia di Juni 2023 kembali mencetak surplus 38 bulan berturut-turut. Surplus neraca dagang mencapai USD3,45 miliar seperti yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) .
Nilai ekspor Indonesia Juni 2023 mencapai USD20,61 miliar atau turun 5,08% dibanding ekspor Mei 2023. Dibanding Juni 2022 nilai ekspor turun sebesar 21,18%. Sedangkan nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai USD17,15 miliar, turun 19,40% dibandingkan Mei 2023 atau turun 18,35% dibandingkan Juni 2022.
Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas USD4,41 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD0,96 miliar. "Namun bisa dicatat bahwa penurunan impor jauh lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor," ungkap Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto di Jakarta, Senin (17/7/2023).
Dia mengatakan, bahwa surplus neraca perdagangan ini naik 708,66% dibandingkan dengan bulan Mei 2023, namun dibandingkan Juni 2022, angka ini menurun hingga -32,75%.
"Surplus ini lebih ditopang oleh komoditas non migas, yaitu sebesar USD4,42 miliar, dengan komoditas penyumbang surplusnya adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja," terang Atqo.
Surplus perdagangan migas di Juni 2023 ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, tetapi lebih rendah kalau dibandingkan dengan Juni 2022. "Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD0,96 miliar, dimana komoditasnya adalah minyak mentah dan hasil minyak. Jadi untuk migas, mengalami defisit," tambah Atqo.
Defisit neraca perdagangan non migas Juni 2023 jauh lebih rendah daripada bulan lalu maupun bulan yang sama tahun lalu. "Secara kumulatif, dari Januari hingga Juni 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD19,93 miliar, atau lebih rendah USD5,06 miliar dibandingkan periode Januari-Juni 2022," pungkas Atqo.
Nilai ekspor Indonesia Juni 2023 mencapai USD20,61 miliar atau turun 5,08% dibanding ekspor Mei 2023. Dibanding Juni 2022 nilai ekspor turun sebesar 21,18%. Sedangkan nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai USD17,15 miliar, turun 19,40% dibandingkan Mei 2023 atau turun 18,35% dibandingkan Juni 2022.
Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas USD4,41 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD0,96 miliar. "Namun bisa dicatat bahwa penurunan impor jauh lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor," ungkap Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto di Jakarta, Senin (17/7/2023).
Dia mengatakan, bahwa surplus neraca perdagangan ini naik 708,66% dibandingkan dengan bulan Mei 2023, namun dibandingkan Juni 2022, angka ini menurun hingga -32,75%.
"Surplus ini lebih ditopang oleh komoditas non migas, yaitu sebesar USD4,42 miliar, dengan komoditas penyumbang surplusnya adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja," terang Atqo.
Surplus perdagangan migas di Juni 2023 ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, tetapi lebih rendah kalau dibandingkan dengan Juni 2022. "Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD0,96 miliar, dimana komoditasnya adalah minyak mentah dan hasil minyak. Jadi untuk migas, mengalami defisit," tambah Atqo.
Defisit neraca perdagangan non migas Juni 2023 jauh lebih rendah daripada bulan lalu maupun bulan yang sama tahun lalu. "Secara kumulatif, dari Januari hingga Juni 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD19,93 miliar, atau lebih rendah USD5,06 miliar dibandingkan periode Januari-Juni 2022," pungkas Atqo.
(akr)