Pemanfaatan Teknologi Aplikasi Percepat Transformasi Bisnis Pascacovid-19

Selasa, 28 Juli 2020 - 16:09 WIB
loading...
Pemanfaatan Teknologi...
Perusahaan aplikasi perangkat lunak SAP mengumumkan hasil survei kepada 4.500 pemimpin bisnis di Asia Tenggara mengenai dampak Covid-19 pada bisnisnya. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Perusahaan aplikasi perangkat lunak SAP mengumumkan hasil survei kepada 4.500 pemimpin bisnis di Asia Tenggara mengenai dampak Covid-19 pada bisnis di seluruh kawasan maupun kekhawatiran tentang prospek jangka panjang. Diumumkan pada acara perdana virtual SAP Forward Together bertajuk "Kenyataan Bisnis yang Baru", survei itu mengungkapkan bahwa 40% dari bisnis yang disurvei masih mengadopsi pendekatan "wait and see" dalam menanggapi pandemi.

Hasilnya, era digital berkembang menjadi era "cerdas" dimana bisnis menghadapi tantangan baru ditengah gangguan digital dan aturan main yang baru. Perusahaan-perusahaan yang menang adalah mereka yang bertransformasi melalui inovasi, terlebih lagi di era disrupsi digital saat ini diperparah oleh pandemi Covid-19.

"Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan ekonomi dunia mengalami periode reset untuk rebound. Waktu untuk bersaing sudah dimulai kembali, dan negara-negara yang bergerak cepat sekarang ini akan menjadi yang terdepan, sementara yang lain tertinggal," kata President & Managing Director SAP South East Asia Rachel Barger dalam keterangan resminya, Selasa (28/7/2020).

(Baca Juga: Refleksi Hari Kebangkitan Nasional: Pandemi dan Transformasi Menuju The New Normal)

Adapun, kata dia, bagi negara dan perusahaan yang cepat puas dengan tindakan wait and see, akan tertinggal dan bahkan menjadi tidak relevan. "Ketika bisnis mengkalibrasi ulang strategi jangka panjang mereka, sangat penting untuk menjadi realistis dan tidak banyak berharap. Dalam realitas baru, intelligent enterprise mampu untuk do more with less, memberikan customer experience yang terbaik, membangun rantai pasok yang tangguh, sambil menciptakan model bisnis dan sumber pendapatan yang baru," ucapnya.

Saat ini, bisnis berada dalam masa transisi menuju the new normal, dimana perkantoran dan pabrik serta akses ke tempat-tempat publik mulai dibuka secara bertahap. Untuk dapat bertahan dan beradaptasi di masa-masa krisis seperti sekarang ini, teknologi memiliki peranan penting bagi perusahaan-perusahaan. SAP berpengalaman di lebih dari 25 sektor industri dalam membantu para perusahaan pelanggan SAP untuk menghadapi berbagai macam tantangan di industrinya masing-masing.

"Saat ini kita memang sedang berada dalam masa transisi menuju the new normal, dimana perlahan lahan bisnis seperti perkantoran dan pabrik serta akses ke tempat tempat publik mulai dibuka secara bertahap. Namun kita juga disadarkan betapa pentingnya resiliensi bagi bisnis kita untuk bisa bertahan. Dapat kita lihat sendiri, di saat disrupsi terjadi akibat Covid-19, perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan digital platform, dan resource planning yang mampu bertahan dan mampu melakukan penyesuaian pada bisnisnya dengan lebih baik," kata Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro.

Menurut dia, hal ini didukung oleh beberapa kemampuan yang dimiliki oleh SAP, dimana pihaknya dapat menyiapkan perusahaan Anda menjadi sebuah intelligent enterprise dimulai dengan S/4HANA untuk back office maupun SAP Customer Experience untuk front office. SAP juga memiliki portfolio solusi digital supply chain yang lengkap untuk berbagai macam industri, serta memiliki solusi cloud seperti Ariba dan Concur untuk procurement, dan juga solusi untuk intelligent spend management.

Sementara itu, mayoritas pemimpin bisnis regional (63%) yang disurvei telah melihat perubahan dalam perilaku dan motivasi pembelian pelanggan sejak awal tahun 2020, meskipun 21% bisnis tidak yakin atau tidak memiliki cukup wawasan tentang perubahan kebutuhan para pelanggannya. Di tengah-tengah perubahan ini, organisasi-organisasi masih bergerak secara konservatif terkait transformasi digital mereka, dengan mengadopsi sikap protektif dengan pandangan bahwa gangguan dari Covid-19 akan berlalu pada waktunya.

(Baca Juga: Kerek Pertumbuhan Ekonomi, Perry Warjiyo Gantungkan Nasib ke Ekosistem Digital)

Salah satu intelligent enterprise di Kawasan Asia Tenggara adalah Chandra Asri Petrochemical. Sebagai salah satu pemain kunci di industri manufaktur, perusahaan itu sudah berdiri sejak 28 tahun lalu. Walau telah didukung fasilitas produksi serta teknologi kelas dunia, bisnis Chandra Asri tidak luput dari dampak Covid-19.

Lenny Woen, General Manager HR Strategy & Management Chandra Asri Petrochemical mengatakan bahwa dengan situasi dan kondisi sekarang ini, prioritas mereka adalah untuk terus mengembangkan kinerja karyawan.

"Hal ini juga sejalan dengan misi dari perusahaan untuk nurture dan develop human capital. Tim bekerja keras untuk memperbarui sistem pembelajaran kami yang ada di platform SAP Success Factors. Kami telah mengunduh ratusan training materials, banyak yang kami telah diberikan kepada karyawan dan kami melakukan campaign tentang e-learning kami ini. Walaupun tidak mudah khususnya bagi karyawan yang tidak terbiasa dengan teknologi, semua karyawan dituntut untuk dapat beradaptasi demi pembelajaran mereka untuk terus mengembangkan soft skill dan technical skill," tambahnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1063 seconds (0.1#10.140)