Indonesia Memasuki Era Krisis Energi Fosil

Rabu, 30 November 2016 - 16:11 WIB
Indonesia Memasuki Era...
Indonesia Memasuki Era Krisis Energi Fosil
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, jika sebuah negara masih mengandalkan energi fosil maka akan memasuki era krisis energi. Sebab, jenis sumber daya yang satu ini tidak dapat diperbaharui dan lama-lama akan habis.

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Marice Hutapea mengatakan, Indonesia sudah masuk ke dalam era krisis energi fosil tersebut. Jalan satu-satunya untuk keluar dari persoalan ini adalah mengembangkan energi baru dan terbarukan atau non fosil.

"Kalau hanya mengandalkan energi fosil akan masuk satu era krisis yang sebetulnya di Indonesia sudah terjadi. Itu yang kita tidak mau terus berlangsung makanya cari energi non fosil," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Menurut Marice, Indonesia sempat berjaya dengan energi fosilnya. Namun itu terjadi beberapa puluh tahun lalu dengan kondisi kebutuhan yang masih kecil. (Baca: Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, ESDM Serius Kembangkan EBTKE)

"Kalau sebelumnya didengungkan, kita kaya energi fosil era 1970-an karena kebutuhan kecil. Kalau sekarang untuk penuhi energi yang cukup berkelanjutan manfaatkan energi baru terbarukan," katanya.

Dia menjelaskan, Indonesia sudah diberikan modal utama dalam pengembangan energi terbarukan dengan melimpahnya sumber daya alam. Sehingga pola penggunaan energi fosil yang sudah berlangsung puluhan tahun harus bisa dialihkan.

"Kalau bicara energi, kita dianugerahi berbagai sumber energi fosil dan non fosil atau EBTKE tapi memang puluhan tahun pemenuhan kebutuhan masih dari energi fosil. Sekarang di tingkat global, energi fosil di seluruh negara jadi pembicaraan serius karena kebutuhan energi meningkat akibat pertumbuhan ekonomi dunia meningkat dan juga pertumbuhan penduduk di semua negara. Energi kebutuhan mendasar," pungkasnya.

Dan penggunaan energi EBTKE ini juga selaras dengan isu perubahan iklim. Indonesia sendiri dan beberapa negara berkomitmen mencegah kenaikan suhu tidak melebihi dua derajat. Adapun Presiden Jokowi sudah mencanangkan agar Indonesia menurunkan emis gas rumah kaca 29% pada 2030.

Sementara energi fosil berperan sebagai penghasil emisi gas rumah kaca. Komitmen Indonesia untuk menguranginya harus diikuti dengan pembenahan sektor energi, pemanfaatan energi bersih dengan meningkatkan penggunaan energi non fosil atau EBTKE.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0779 seconds (0.1#10.140)