HT Ungkap Tiga Kebutuhan Fund Manager Asing

Jum'at, 02 Desember 2016 - 18:07 WIB
HT Ungkap Tiga Kebutuhan Fund Manager Asing
HT Ungkap Tiga Kebutuhan Fund Manager Asing
A A A
JAKARTA - Group Chairman and CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) mengungkapkan ada tiga kebutuhan mendasar yang membuat Fund Manager memilih broker tertentu sebagai fasilitator. Salah satunya yakni riset terpercaya terhadap informasi pasar.

Lebih lanjut HT menjelaskan, dua faktor lain yang menentukan yakni eksekusi cepat dan penyelesaian administrasi secara terpercaya. Jika tiga itu sudah dipenuhi maka brokeR akan mudah dapat kepercayaan dari fund manager.

"Sebelumnya saya survey dulu bagaimana fund manager asing pilih broker, ada tiga. Satu, research harus reliable buat backup informasi lalu fast execution, kasih order langsung eksekusi. Ketiga, settlement administration reliable," ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2017 PT MNC Finance di Gedung MNC Tower, Jakarta, Jumat (2/11/2016).

(Baca Juga: HT Bagikan Kiat Sukses ke MNC Finance)

Pada era 1990-an, HT menyampaikan, pasar modal Indonesia mayoritas dikuasai investor asing. Sehingga jika tidak menggandeng mereka, maka akan sulit mengembangkan bisnis sekuritas.

"Sebanyak 80% asing, kalau saya enggak pegang asing, enggak maju. Teman enggak punya di Jakarta, baru pindah, kerja keras. Progresif dikembangkan terus, tidak berulang terus, yang saya lakukan terbang ke Singapura ambil buku telepon direktur Fund Manager karena belum ada asing bangun cabang di sini," kata dia.

Guna dapat meyakinkan Fund Manager tersebut, HT memiliki cara tersendiri dengan tampil beda dari broker lain. Semua riset dilakukannya sendiri, tidak berdasarkan informasi dari publik hingga akhirnya mendapatkan klien dari Singapura tersebut.

"Supaya saya bisa yakinkan dia lebih baik dari yang lain, tidak sama seperti yang ada di publik. Contohnya saya ke Astra, saya datangi Bu Rini waktu masih CFO, saya bikin tujuh sampai delapan halaman company report. Saya ke Singapura datangi dan presentasi, akhirnya dia transaksi pakai saya sebesar Rp40 miliar dengan fee 1%. Jadi sekitar Rp40 juta, lumayan waktu itu tahun 1990," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3992 seconds (0.1#10.140)