Tahun Depan, Perekonomian Indonesia Diprediksi Makin Positif

Selasa, 06 Desember 2016 - 06:16 WIB
Tahun Depan, Perekonomian Indonesia Diprediksi Makin Positif
Tahun Depan, Perekonomian Indonesia Diprediksi Makin Positif
A A A
JAKARTA - Prospek perekonomian dalam negeri akan lebih positif di tahun 2017. Hal ini diungkapkan ekonom dari Samuel Sekuritas Rangga Cipta. Dia menambahkan, badai yang sedikit menerpa perekonomian baik global dan dalam negeri sudah berlalu.

"PDB tahun 2017 akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Salah satu faktornya membaiknya harga komoditas," kata dia dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Selasa (6/12/2016).

Menurut Rangga, harga komoditas yang membaik akan mendorong ekspor sehingga membuat katalis positif bagi perekonomian. Apa yang terjadi di 2016, perekonomian global yang masih lesu memberi dampak bagi perekonomian dalam negeri kendati secara fundamental ekonomi Indonesia tergolong baik.

Dan sambung dia, sektor perbankan akan lepas dari masa konsolidasi kendati masih berat. “Jadi, pertumbuhan kredit pada 2017 akan bergerak naik dibandingkan tahun ini,” tuturnya.

Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai titik 5,2% tahun 2017. Angka tersebut akan dibantu oleh ekspansi fiskal yang terus didorong pemerintah.

Sementara itu, Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution beberapa lalu sempat mengungkapkan pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi global akan sedikit meningkat dengan disertai harga komoditas yang tidak berubah dan sektor keuangan yang relatif berisiko. Maka, perekonomian Indonesia diprediksi akan tetap kuat dengan posisi fiskal yang lebih baik.

“Pemerintah mengulas apa yang sudah dilakukan dan meluruskan yang sudah dikerjakan dan seperti apa kita mengharapkan hasilnya," kata Darmin.

Saat ini, Indonesia berada pada jalur pertumbuhan ekonomi 5%. Dan pemerintah akan terus fokus pada kebijakan di bidang reformasi fiskal dan reformasi struktural. Tujuannya untuk membangun fondasi agar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan berkualitas pada tahun2018 dan berkesinambungan.

"Selain itu, dengan terbatasnya ruang untuk stimulus fiskal, belanja pemerintah yang lebih produktif dan peningkatan investasi sektor swasta menjadi sangat penting," jelas Darmin.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sebesar 5,1% pada 2017, yang sebagian besar didorong meningkatnya konsumsi, dan investasi swasta.

IMF mendukung langkah pemerintah yang memperbaiki struktur fiskal lewat pemangkasan anggaran secara proporsional sesuai dengan penerimaan negara.

Pada tahun 2017, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,0-5,4%, dengan struktur perekonomian yang lebih banyak ditopang permintaan domestik.

"Pemanfaatan berbagai potensi akan mempengaruhi keyakinan dan gairah swasta untuk beraktivitas. Keyakinan swasta untuk kembali bergairah di tengah masih lemahnya perekonomian global akan menjadi penentu bagi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat di 2017," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 beberapa waktu lalu.

Sementara itu, inflasi menurut BI akan berada dalam kisaran target sebesar 4,0±1% di tahun 2017. Hal ini sejalan dengan komitmen Bank Indonesia mengarahkan inflasi sesuai dengan sasarannya.

Dengan resiliensi (daya lentur) yang lebih kuat, perekonomian di tahun 2017 akan menjadi titik balik pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh. BI berpandangan, implementasi reformasi struktural akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang makin solid di jangka menengah.

"Dengan landasan tersebut, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada periode 2018 hingga 2021 akan berada dalam lintasan yang meningkat, hingga mencapai kisaran 5,9-6,3% pada 2021 dengan ditopang inflasi yang rendah," tutur Agus.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7458 seconds (0.1#10.140)