Rupiah Awal Pekan Merayap Naik di Akhir Sesi ke Level Rp15.080 per USD

Senin, 31 Juli 2023 - 16:14 WIB
loading...
Rupiah Awal Pekan Merayap...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup merayap naik pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (31/7/2023). Kurs Rupiah tercatat naik 25 poin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup merayap naik pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (31/7/2023). Kurs Rupiah tercatat naik 25 poin di level Rp15.080 per USD dibandingkan sesi sebelumnya Rp15.105.



Pelemahan yang terjadi sebelumnya dipengaruhi sedikit banyak oleh keputusan Federal Reserve AS yang menaikkan suku bunga acuan hingga menyentuh level tertinggi dalam 22 tahun ini. Tetapi ekspektasi tumbuh bahwa ini bisa menjadi peningkatan terakhir dari siklus pengetatan agresif bank sentral selama setahun.

"Ketua Jerome Powell menunjukkan pentingnya data yang akan datang, dengan dua cetakan CPI, dua laporan pekerjaan, dan Indeks Biaya Ketenagakerjaan sebelum pertemuan September," tulis Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi dalam risetnya, Senin (31/7/2023).



Di sisi lain menurut data JIDOR Bank Indonesia, tekanan masih terlihat pada mata uang Rupiah. Dimana untuk hari ini melemah menjadi Rp15.092 per USD dibandingkan sesi kemarin Rp15.083.

Sementara itu angka ECI kuartal kedua mencapai 1,0% pada hari Jumat – turun dari 1,2% pada kuartal pertama dan puncaknya 1,4% pada kuartal pertama tahun 2022. Hal ini menunjukkan tekanan inflasi dari kenaikan upah berkurang, menambah alasan bagi pembuat kebijakan Fed untuk diam di bulan September.

Data PMI manufaktur China melemah menunjukkan bahwa sektor manufaktur negara itu menyusut selama empat bulan berturut-turut di bulan Juli, menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih berjuang dengan pemulihan pasca-COVID.

Kelemahan ini diperkirakan akan mendorong Beijing untuk mengumumkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut untuk meningkatkan ekonomi yang lesu. Dewan Negara China pada hari Senin mengumumkan rencana untuk memulihkan dan memperluas konsumsi di sektor otomotif, real estat, dan jasa, tetapi para pedagang mencari hal yang spesifik.

Dari sentimen internal, pasar merespon positif tentang pernyataan Bank Indonesia (BI) yang akan memberikan jaminan eksportir agar tidak dirugikan dalam Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia.

Hal ini didukung oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 tahun 2023 tentang DHE dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan dan/atau pengolahan Sumber Daya Alam (SDA).

"BI sudah menyiapkan penyempurnaan aturan turunan dari peraturan PP nomor 36 tahun 2023, dimulai dari bentuk instrumen pemantauan dan pengawasan DHE SDA, dengan dua hal, menetapkan dan menyediakan instrumen penempatan DHE SDA," kata Ibrahim.

BI melaporkan, penetapan instrumen tersebut mengacu pada 3 prinsip, diantaranya sejalan dengan pengaturan dalam peraturan DHE SDA, kedua pemanfaatan DHE SDA tersebut untuk kebutuhan dalam negeri, dan terakhir untuk pengaturan instrumen lainnya.

Tidak hanya itu, Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengaku bahwa ada 7 instrumen yang telah disiapkan oleh BI dalam penempatan DHE SDA, yaitu pertama Rekening Khusus (Reksus) DHE SDA, kedua deposito valas bank, ketiga Term Deposit (TD) valas DHE SDA, keempat promissory notes Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), kelima penempatan deposito yang dapat dimanfaatkan menjadi agunan kredit rupiah, keenam swap valas dari eksportir atau nasabah ke bank, dan terakhir swap valas dari bank ke BI.

Selain itu, suku bunga TD valas DHE lebih tinggi dari pada Juni 2023 yang tercatat untuk nominal yang lebih tinggi dari USD10 juta, suku bunga yang diberikan ialah 5,4% untuk tenor 3 bulan. Sehingga BI memberikan suku bunga TD valas DHE menjadi 5,51% untuk Juli 2023.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melemah di rentang Rp15.050 - Rp15.150 per USD.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)