Zimbabwe Akan Luncurkan Mata Uang Digital yang Diperkuat dengan Cadangan Emas
loading...
A
A
A
HARARE - Zimbabwe akan meluncurkan mata uang digital bulan depan dengan memperkenalkan "token" yang didukung oleh cadangan emas dan dapat ditransfer antara pribadi maupun bisnis sebagai bentuk pembayaran. Hal ini disampaikan oleh bank sentral negara Zimbabwe pada hari Jumat, kemarin waktu setempat.
Langkah ini bertujuan untuk menopang mata uang nasional Zimbabwe yang goyah, dolar Zimbabwe diketahui terdepresiasi dengan cepat di tengah kesengsaraan ekonomi selama bertahun-tahun di negara Afrika Selatan itu.
Sebelumnya Bahama, Jamaika dan Nigeria telah meluncurkan mata uang digital yang didukung oleh bank sentral mereka, dengan beberapa negara lain, termasuk China sedang menjalankan proyek uji coba. Selanjutnya Inggris bergerak lebih dekat dengan meminta masukan publik tentang gagasan tersebut.
Sedangkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan langkah serupa. Di Zimbabwe, token baru "akan sepenuhnya didukung oleh emas fisik yang dipegang oleh bank" dan akan mulai beredar pada 8 Mei, kata Gubernur Reserve Bank of Zimbabwe John Mangudya.
Semua orang dapat membeli token dan menggunakannya sebagai cara untuk menyimpan uang mereka atau melakukan "transaksi antar orang-ke-orang dan orang-ke-bisnis," kata Mangudya.
Diterangkan juga warga Zimbabwe akan dapat membeli token melalui bank dan melakukan transaksi menggunakan "dompet e-gold atau kartu e-gold" yang dipegang oleh bank, katanya.
Sebagai informasi kepercayaan pada mata uang Zimbabwe sangat rendah setelah pada tahun 2008 tabungan banyak orang terhapus oleh hiperinflasi, yang mencapai 5 miliar persen, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Hal itu hampir merupakan rekor dunia.
Hiperinflasi mengakibatkan negara itu pada satu titik mengeluarkan uang kertas 100 triliun dolar Zimbabwe sebelum pemerintah terpaksa membuang sementara mata uangnya dan mengizinkan dolar AS digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
Langkah ini bertujuan untuk menopang mata uang nasional Zimbabwe yang goyah, dolar Zimbabwe diketahui terdepresiasi dengan cepat di tengah kesengsaraan ekonomi selama bertahun-tahun di negara Afrika Selatan itu.
Sebelumnya Bahama, Jamaika dan Nigeria telah meluncurkan mata uang digital yang didukung oleh bank sentral mereka, dengan beberapa negara lain, termasuk China sedang menjalankan proyek uji coba. Selanjutnya Inggris bergerak lebih dekat dengan meminta masukan publik tentang gagasan tersebut.
Sedangkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan langkah serupa. Di Zimbabwe, token baru "akan sepenuhnya didukung oleh emas fisik yang dipegang oleh bank" dan akan mulai beredar pada 8 Mei, kata Gubernur Reserve Bank of Zimbabwe John Mangudya.
Semua orang dapat membeli token dan menggunakannya sebagai cara untuk menyimpan uang mereka atau melakukan "transaksi antar orang-ke-orang dan orang-ke-bisnis," kata Mangudya.
Diterangkan juga warga Zimbabwe akan dapat membeli token melalui bank dan melakukan transaksi menggunakan "dompet e-gold atau kartu e-gold" yang dipegang oleh bank, katanya.
Sebagai informasi kepercayaan pada mata uang Zimbabwe sangat rendah setelah pada tahun 2008 tabungan banyak orang terhapus oleh hiperinflasi, yang mencapai 5 miliar persen, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Hal itu hampir merupakan rekor dunia.
Hiperinflasi mengakibatkan negara itu pada satu titik mengeluarkan uang kertas 100 triliun dolar Zimbabwe sebelum pemerintah terpaksa membuang sementara mata uangnya dan mengizinkan dolar AS digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.