Laba Bersih Naik 28%, Alfamart Kantongi Rp1,6 Triliun di Semester I-2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan laba bersih Rp1,6 triliun pada semester I-2023. Realisasi emiten jaringan waralaba Alfamart itu tumbuh 28,63% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022 senilai Rp1,25 triliun.
Laba per saham dasar AMRT ikut terdongkrak menjadi Rp38,84 per saham, dari sebelumnya Rp30,19 per saham, demikian tercantum di Keterbukaan Informasi, Senin (31/7/2023).
Dari sisi topline, pendapatan usaha AMRT naik 12,41% yoy mencapai Rp53,83 triliun. Segmen makanan berkontribusi utama dari total penjualan produk yakni sebesar Rp38,4 triliun, sedangkan bukan-makanan sebanyak Rp15,4 triliun.
Pendapatan neto dari pewaralaba mencapai Rp9,77 triliun, atau setara 18,15% dari total pendapatan usaha perseroan. Dari sisi wilayah operasi, Pulau Jawa (di luar Jabodetabek) menyumbang porsi terbesar senilai Rp21,52 triliun, disusul kawasan Jabodetabek sebanyak Rp15,8 triliun, sedangkan di luar Jawa mencapai Rp18,45 triliun.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok AMRT ikut membengkak 11,69% yoy di angka Rp42,39 triliun, terimbas kenaikan biaya pembelian dan persediaan awal tahun. Sedangkan gaji karyawan ikut bertambah menjadi Rp4,73 triliun, dari Rp4,22 triliun.
Balance sheet AMRT menunjukkan peningkatan nilai aset sebesar 7,3% dari akhir 2022 menjadi Rp33 triliun. Jumlah kewajiban dan utang (liabilitas) naik 7,9% mencapai Rp20,80 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh 6,4% sebesar Rp12,20 triliun
Hingga akhir Juni 2023, AMRT memiliki kas dan setara kas senilai Rp2,96 triliun, alias berkurang sebesar Rp854 miliar dari akhir 2022, salah satunya akibat pembayaran utang dan perolehan aset hak guna.
Lihat Juga: MNC Sekuritas dan CGS International Sekuritas Indonesia Tawarkan Waran Terstruktur Seri Terbaru
Laba per saham dasar AMRT ikut terdongkrak menjadi Rp38,84 per saham, dari sebelumnya Rp30,19 per saham, demikian tercantum di Keterbukaan Informasi, Senin (31/7/2023).
Dari sisi topline, pendapatan usaha AMRT naik 12,41% yoy mencapai Rp53,83 triliun. Segmen makanan berkontribusi utama dari total penjualan produk yakni sebesar Rp38,4 triliun, sedangkan bukan-makanan sebanyak Rp15,4 triliun.
Pendapatan neto dari pewaralaba mencapai Rp9,77 triliun, atau setara 18,15% dari total pendapatan usaha perseroan. Dari sisi wilayah operasi, Pulau Jawa (di luar Jabodetabek) menyumbang porsi terbesar senilai Rp21,52 triliun, disusul kawasan Jabodetabek sebanyak Rp15,8 triliun, sedangkan di luar Jawa mencapai Rp18,45 triliun.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok AMRT ikut membengkak 11,69% yoy di angka Rp42,39 triliun, terimbas kenaikan biaya pembelian dan persediaan awal tahun. Sedangkan gaji karyawan ikut bertambah menjadi Rp4,73 triliun, dari Rp4,22 triliun.
Balance sheet AMRT menunjukkan peningkatan nilai aset sebesar 7,3% dari akhir 2022 menjadi Rp33 triliun. Jumlah kewajiban dan utang (liabilitas) naik 7,9% mencapai Rp20,80 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh 6,4% sebesar Rp12,20 triliun
Hingga akhir Juni 2023, AMRT memiliki kas dan setara kas senilai Rp2,96 triliun, alias berkurang sebesar Rp854 miliar dari akhir 2022, salah satunya akibat pembayaran utang dan perolehan aset hak guna.
Lihat Juga: MNC Sekuritas dan CGS International Sekuritas Indonesia Tawarkan Waran Terstruktur Seri Terbaru
(akr)