India Hentikan Ekspor Beras, Untungkan Tetangga Indonesia

Selasa, 08 Agustus 2023 - 19:50 WIB
loading...
India Hentikan Ekspor Beras, Untungkan Tetangga Indonesia
Para pekerja menurunkan karung beras dari truk di pelabuhan beras utama India di Kakinada Anchorage. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Thailand diuntungkan larangan ekspor beras India dan tidak memiliki alasan untuk menghentikan ekspor karena memiliki produksi yang cukup untuk ekspor dan konsumsi dalam negeri. Hal itu dikatakan langsung Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit.

Mengutip Reuters, India menghentikan ekspor beras pada akhir Juli, sebuah langkah yang secara kasar akan mengurangi separuh dari pengiriman oleh eksportir biji-bijian terbesar di dunia dan memicu kekhawatiran akan inflasi lebih lanjut di pasar global.



Jurin mengatakan, larangan India ini memberikan kesempatan bagi produsen beras Thailand, terutama di Afrika, yang mengkonsumsi beras dalam jumlah besar dari India.

"Dengan larangan ekspor India, harga global meningkat karena volume turun. Sehingga petani dapat menjual beras dengan harga yang lebih tinggi," kata dia. "Tetapi harga global tidak stabil dan pemerintah akan memantau situasi ini dengan seksama," tambahnya.

Presiden Asosiasi Eksportir Beras Thailand Charoen Laothamatas mengatakan, Thailand sebagai pengekspor beras terbesar kedua di dunia diperkirakan akan mengekspor lebih dari 8 juta ton beras tahun ini.

Dalam tujuh bulan pertama, Thailand telah mengekspor 4,8 juta ton dengan ekspor bulanan sebesar 700.000 hingga 800.000 ton. Tahun lalu, ekspor beras mencapai 7,71 juta ton.

"Pasar dunia sangat bergejolak karena adanya spekulasi di semua pasar, yang mempengaruhi negara-negara yang tidak memiliki stok," katanya.



Charoen mengatakan harga ekspor beras Thailand dapat naik 20% setelah larangan India. Sementara, Presiden Kehormatan Asosiasi Eksportir Beras Thailand Chookiat Ophaswongse mengatakan para eksportir beras enggan mengutip harga sambil menunggu kejelasan lebih lanjut dan kemungkinan akan menghentikan pengiriman untuk sementara waktu.

"Sekarang kami khawatir dengan kontrak-kontrak lama dengan pengiriman dalam dua atau tiga minggu ke depan, karena harga-harga cukup fluktuatif," ujarnya. "Tetapi ini seharusnya hanya bersifat sementara sampai ada kejelasan lebih lanjut dari India," lanjut dia.

Pekan lalu beberapa eksportir beras di Thailand dan Vietnam sedang menegosiasikan ulang kontrak penjualan sekitar setengah juta ton untuk pengiriman bulan Agustus. Jurin memastikan harga beras dalam negeri tidak akan naik terlalu tinggi dan inflasi diperkirakan akan tetap rendah.

"Karena ekspor beras tetap normal, konsumsi domestik belum terpengaruh, namun harga beras lebih tinggi. Jadi harga beras harus dikelola untuk tetap pada tingkat yang wajar," ujar Jurin.

Harga beras saat ini mencapai rekor USD344,43 per ton dan produksi beras diperkirakan akan turun 5,6% tahun ini menjadi 32,35 juta ton.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)