Setor Dividen Rp101 Miliar Tepat Waktu, Kemenkeu Apresiasi ASDP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan mengapresiasi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atas pembayaran tepat waktu dan tepat jumlah terkait dividen tahun buku 2022 senilai Rp101 miliar.
Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu Rahayu Puspasari menyampaikan bahwa ASDP turut andil dalam pematuhan perundang-undangan dalam hal ini adalah kewajiban pembayaran PNBP.
"Kami sampaikan apresiasi kepada ASDP yang telah berkontribusi dalam pencapaian target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun anggaran 2023," ujar Rahayu, seperti dikutip dalam surat yang diterima ASDP, pekan lalu.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan bahwa penyampaian dividen tersebut merupakan bentuk partisipasi ASDP dalam membangun negeri.
"Sebagai agent of development, ASDP ingin terus berkontribusi untuk negara, khususnya dalam memenuhi kewajibannya," ujarnya.
Dia mengungkapkan penyetoran dividen ASDP pada 2023 sebesar Rp101 miliar kepada negara atau sekitar 18 persen dari laba bersih perseroan pada tahun 2022 senilai Rp585 miliar. Capaian laba bersih tersebut merupakan rekor laba bersih tertinggisepanjang sejarah ASDPberdiri sejak 1973.
Terdapat dua faktor utama yang membuat ASDPdapat mencetak rekor laba terbesar sepanjang sejarah tersebut. Dari sisi eksternal, adanya dampak pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah. Khususnya periode layanan Angkutan Lebaran dan disambung Natal dan Tahun Baru 2023 mempengaruhi pergerakan penumpang dan kendaraan yang kembali normal, serta terus menunjukkan kenaikan.
Pelonggaran pergerakan kendaraan dan penumpang pascapandemi Covid-19 diperkuat dengan telah dilakukan pencabutan PPKM oleh pemerintah pada 30 Desember 2022, sehingga masyarakat lebih leluasa dalam melakukan perjalanan.
Selanjutnya faktor internal, yaitu pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi tiket di seluruh pelabuhan ASDP.
Shelvy mengungkapkan digitalisasi layanan secara berkelanjutan yang dijalankan ASDP tersebut mampu meningkatkan produksi pengguna jasa.
"Transformasidigital di seluruh aktivitas bisnis dan operasi ASDPtermasuk layanan kepada pengguna jasa telah memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan produksi penumpang yang pada 2022 tercatat mencapai 7,6 juta orang," katanya.
Jumlah tersebut setara dengan kenaikan sebesar 73 persen dibandingkan 2021 yang tercatat sebanyak 4,4 juta penumpang.
Kinerja positif pada 2022 juga tercatat dari jumlah kendaraan roda 2 dan 3, yang mencapai sebanyak 4,1 juta unit atau naik 70 persen dibandingkan sebanyak2,4 juta unit pada 2021.
Selanjutnya, jumlah kendaraan roda 4 atau lebih sebanyak 4,4 juta unit atau naik 51 persen dibandingkan 2021 yang 2,9 juta unit dan angkutan barang mencapai 1,3 juta ton atau turun 45 persen dari 2021 yang 2,4 juta ton.
Shelvy mengatakan, bahwa pendapatan ASDP telah melampaui total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 sebesar Rp3,12 triliun.
"Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP audited sejak Januari hingga Desember 2022, tercatat ASDP membukukan pendapatan sebesar Rp4,38 triliun atau tumbuh 25,8 persen dibanding realisasi 2021 sebesar Rp3,48 triliun," ucapnya.
ASDP berkomitmen untuk terus mengedepankan inovasi bisnis dan transformasi digital untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta pelayanan yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu Rahayu Puspasari menyampaikan bahwa ASDP turut andil dalam pematuhan perundang-undangan dalam hal ini adalah kewajiban pembayaran PNBP.
"Kami sampaikan apresiasi kepada ASDP yang telah berkontribusi dalam pencapaian target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun anggaran 2023," ujar Rahayu, seperti dikutip dalam surat yang diterima ASDP, pekan lalu.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan bahwa penyampaian dividen tersebut merupakan bentuk partisipasi ASDP dalam membangun negeri.
"Sebagai agent of development, ASDP ingin terus berkontribusi untuk negara, khususnya dalam memenuhi kewajibannya," ujarnya.
Dia mengungkapkan penyetoran dividen ASDP pada 2023 sebesar Rp101 miliar kepada negara atau sekitar 18 persen dari laba bersih perseroan pada tahun 2022 senilai Rp585 miliar. Capaian laba bersih tersebut merupakan rekor laba bersih tertinggisepanjang sejarah ASDPberdiri sejak 1973.
Terdapat dua faktor utama yang membuat ASDPdapat mencetak rekor laba terbesar sepanjang sejarah tersebut. Dari sisi eksternal, adanya dampak pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah. Khususnya periode layanan Angkutan Lebaran dan disambung Natal dan Tahun Baru 2023 mempengaruhi pergerakan penumpang dan kendaraan yang kembali normal, serta terus menunjukkan kenaikan.
Pelonggaran pergerakan kendaraan dan penumpang pascapandemi Covid-19 diperkuat dengan telah dilakukan pencabutan PPKM oleh pemerintah pada 30 Desember 2022, sehingga masyarakat lebih leluasa dalam melakukan perjalanan.
Selanjutnya faktor internal, yaitu pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi tiket di seluruh pelabuhan ASDP.
Shelvy mengungkapkan digitalisasi layanan secara berkelanjutan yang dijalankan ASDP tersebut mampu meningkatkan produksi pengguna jasa.
"Transformasidigital di seluruh aktivitas bisnis dan operasi ASDPtermasuk layanan kepada pengguna jasa telah memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan produksi penumpang yang pada 2022 tercatat mencapai 7,6 juta orang," katanya.
Jumlah tersebut setara dengan kenaikan sebesar 73 persen dibandingkan 2021 yang tercatat sebanyak 4,4 juta penumpang.
Kinerja positif pada 2022 juga tercatat dari jumlah kendaraan roda 2 dan 3, yang mencapai sebanyak 4,1 juta unit atau naik 70 persen dibandingkan sebanyak2,4 juta unit pada 2021.
Selanjutnya, jumlah kendaraan roda 4 atau lebih sebanyak 4,4 juta unit atau naik 51 persen dibandingkan 2021 yang 2,9 juta unit dan angkutan barang mencapai 1,3 juta ton atau turun 45 persen dari 2021 yang 2,4 juta ton.
Shelvy mengatakan, bahwa pendapatan ASDP telah melampaui total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 sebesar Rp3,12 triliun.
"Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP audited sejak Januari hingga Desember 2022, tercatat ASDP membukukan pendapatan sebesar Rp4,38 triliun atau tumbuh 25,8 persen dibanding realisasi 2021 sebesar Rp3,48 triliun," ucapnya.
ASDP berkomitmen untuk terus mengedepankan inovasi bisnis dan transformasi digital untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta pelayanan yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
(bga)