Sri Mulyani Dorong Fleksibilitas Penggunaan Dana Pandemi di ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sebagai Keketuaan ASEAN 2023 mendorong pendanaan pandemi atau pandemic fund di kawasan Asia Tenggara dapat digunakan lebih fleksibel. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan se-ASEAN yang digelar di Jakarta, hari ini.
"Dana ini sudah dinilai ulang, dan dari penilaian tersebut disebutkan bahwa dana ini perlu menjadi lebih fleksibel agar semua pihak dapat menggunakannya untuk kesehatan publik dan penyakit menular lainnya yang mungkin muncul," ujar Sri Mulyani dalam pertemuan tersebut, Kamis (24/8/2023).
Terlebih lagi, para anggota ASEAN, termasuk Indonesia, ikut menyumbangkan dana tersebut. Ditambah dana dari ASEAN+3 dan ASEAN Development Fund. "Pertemuan ini menjadi landasan untuk kerja sama lebih lanjut dan kemajuan di wilayah kesehatan dan keuangan ASEAN untuk memastikan bahwa kami dapat mencapai apa yang sudah menjadi mandat dari pemimpin ASEAN kami," kata Sri Mulyani.
Dalam kesempatan tersebut juga disepakati untuk mempercepat penyaluran perjanjian pendirian dan fase persiapan ASEAN Center for Public Health Emergency dan penyakit menular yang mungkin muncul. Urgensi tersebut ditunjukkan dengan adanya studi yang menunjukkan bahwa kapasitas Prevention, Preparedness, dan Response (PPR) di wilayah Asia Tenggara perlu ditingkatkan, karena masih adanya kesenjangan keuangan berkaitan dengan persiapan dan tanggapan terhadap pandemi antara negara anggota ASEAN.
Para menteri juga mengafirmasi kembali tentang kebutuhan investasi nasional untuk meningkatkan kapasitas PPR dan menelusuri kemungkinan adanya pembiayaan lain serta inisiatif multilateral dan kerja sama yang melibatkan mitra internasional dan pembangunan untuk mendukung implementasi dari deklarasi pemimpin ASEAN terkait One Health Initiative.
"Kami juga ingin menegaskan komitmen kami untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional atau wilayah di luar Covid-19. Ini untuk meningkatkan ketahanan dalam komunitas ASEAN mengingat kerangka pemulihan ASEAN atau ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF)," kata dia.
Mereka melihat bahwa ada dana tanggapan pandemi Covid-19 dan ini dapat digunakan untuk keadaan darurat kesehatan lain. "Kami juga menyepakati dapat mempercepat penyaluran perjanjian pendirian dan fase persiapan ASEAN Center for Public Health Emergency dan penyakit menular yang mungkin muncul," jelasnya.
"Dana ini sudah dinilai ulang, dan dari penilaian tersebut disebutkan bahwa dana ini perlu menjadi lebih fleksibel agar semua pihak dapat menggunakannya untuk kesehatan publik dan penyakit menular lainnya yang mungkin muncul," ujar Sri Mulyani dalam pertemuan tersebut, Kamis (24/8/2023).
Terlebih lagi, para anggota ASEAN, termasuk Indonesia, ikut menyumbangkan dana tersebut. Ditambah dana dari ASEAN+3 dan ASEAN Development Fund. "Pertemuan ini menjadi landasan untuk kerja sama lebih lanjut dan kemajuan di wilayah kesehatan dan keuangan ASEAN untuk memastikan bahwa kami dapat mencapai apa yang sudah menjadi mandat dari pemimpin ASEAN kami," kata Sri Mulyani.
Dalam kesempatan tersebut juga disepakati untuk mempercepat penyaluran perjanjian pendirian dan fase persiapan ASEAN Center for Public Health Emergency dan penyakit menular yang mungkin muncul. Urgensi tersebut ditunjukkan dengan adanya studi yang menunjukkan bahwa kapasitas Prevention, Preparedness, dan Response (PPR) di wilayah Asia Tenggara perlu ditingkatkan, karena masih adanya kesenjangan keuangan berkaitan dengan persiapan dan tanggapan terhadap pandemi antara negara anggota ASEAN.
Para menteri juga mengafirmasi kembali tentang kebutuhan investasi nasional untuk meningkatkan kapasitas PPR dan menelusuri kemungkinan adanya pembiayaan lain serta inisiatif multilateral dan kerja sama yang melibatkan mitra internasional dan pembangunan untuk mendukung implementasi dari deklarasi pemimpin ASEAN terkait One Health Initiative.
"Kami juga ingin menegaskan komitmen kami untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional atau wilayah di luar Covid-19. Ini untuk meningkatkan ketahanan dalam komunitas ASEAN mengingat kerangka pemulihan ASEAN atau ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF)," kata dia.
Mereka melihat bahwa ada dana tanggapan pandemi Covid-19 dan ini dapat digunakan untuk keadaan darurat kesehatan lain. "Kami juga menyepakati dapat mempercepat penyaluran perjanjian pendirian dan fase persiapan ASEAN Center for Public Health Emergency dan penyakit menular yang mungkin muncul," jelasnya.
(nng)