Jonan Larang Dua Daerah Bangun PLTU selain di Mulut Tambang

Senin, 13 Maret 2017 - 11:43 WIB
Jonan Larang Dua Daerah Bangun PLTU selain di Mulut Tambang
Jonan Larang Dua Daerah Bangun PLTU selain di Mulut Tambang
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ‎Ignasius Jonan melarang daerah Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel) dan Lampung untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) jika tidak berlokasi di mulut tambang (mine mouth coal-fire powerplants). Jika akan membangun pembangkit listrik di daerah tersebut, maka wajib dibangun di mulut tambang.

Dalam penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED), dia meminta pemerintah daerah (pemda) untuk melihat kondisi geografis, sumber daya alam, dan iklim yang ada di daerah tersebut. Hal ini semata agar energi yang ada di daerah tersebut termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

"‎Tolong rekan di daerah harus bisa mewakili kondisi daerah masing-masing. Jadi jangan RUEN semata. Tiap daerah punya ciri khas sendiri baik geografis, sumber daya alam, dan iklim. Ini tolong dikemukakan," katanya dalam acara Sosialisasi dan Implementasi RUEN di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Oleh karena itu, Jonan meminta agar di wilayah Sumbagsel dan Lampung dapat dibangun PLTU Mulut Tambang. Pasalnya, di wilayah tersebut terdapat sumber energi batubara yang sangat besar dan belum termanfaatkan maksimal.

"‎Untuk Sumbagsel, sekarang tidak akan ada lagi PLTU yang bukan dibangun di mulut tambang. Kalau nggak saya enggak akan setuju. Karena Sumbagsel sumber batu baranya besar sekali," imbuh dia.

Sementara itu, Mantan Menteri Perhubungan ini tak melarang di daerah tersebut dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Asalkan, harganya harus lebih kompetitif dari PLTU Mulut Tambang. Jika tidak, maka dia tidak akan menyetujuinya.

"Hitungannya (PLTP) harus masuk akal. Kalau 15 sen per kWh mending enggak usah. Bikin pemandian air panas saja. ‎Jenis energi lain seperti matahari atau hidro itu bisa. Tapi harganya harus bisa lebih kompetitif dengan mine mouth powerplan," tegasnya.

Lain halnya dengan Sumbagsel, mantan Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini meminta pembangkit yang dibangun di Riau adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) kepala sumur (wellhead gas powerplant). Sebab, sumber gas di Riau sangatlah besar sehingga listrik yang dihasilkan pun bisa lebih kompetitif.‎

"Jadi targetnya bukan semata bauran energi, tapi merancang suatu energi yang kalau istilahnya itu supaya harga ini kompetitif dan bisa sustainable. Kalau ada listrik tapi rakyat tidak mampu beli ya percuma. Karena akan menimbulkan kecemburan luar biasa," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3351 seconds (0.1#10.140)