Indonesia Bersama G20 Dorong Perluasan Investasi ke Benua Afrika

Senin, 20 Maret 2017 - 13:01 WIB
Indonesia Bersama G20 Dorong Perluasan Investasi ke Benua Afrika
Indonesia Bersama G20 Dorong Perluasan Investasi ke Benua Afrika
A A A
JAKARTA - Negara-negara anggota G20 di bawah Presidensi Jerman turut mendorong penguatan kerja sama dengan negara-negara di Afrika melalui program “Compact with Africa”. Agenda tersebut bertujuan untuk meningkatkan investasi dari swasta, terutama pada sektor infrastruktur, melalui perbaikan kerangka kerja.

Pembahasan ini menjadi salah satu fokus utama saat bertemunya para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 tanggal 17-18 Maret 2017 di kota Baden-Baden, Jerman. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan dukungan Indonesia untuk terlaksananya program Compact with Africa tersebut.

Dia juga menegaskan siap mendorong keterlibatan lebih besar sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia untuk memanfaatkan program ini sebagai kesempatan memperluas investasi dan usaha ke benua Afrika seperti dilansir laman resmi Kementerian Keuangan, Senin (20/3/2017). Sementara itu, keterlibatan Pemerintah Indonesia selama ini telah dilakukan melalui program kerja sama selatan-selatan dan triangular serta melalui lembaga keuangan internasional, termasuk peningkatan komitmen Indonesia di International Development Association (IDA)-Bank Dunia.

Untuk memperkuat agenda tersebut, Indonesia meminta agar G20 dapat menugaskan Global Infrastructure Hub (GIH) dan Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA) yang digagas oleh Indonesia dan sejumlah negara G20 untuk secara optimal berkontribusi dalam membantu mekanisme dan kesiapan pembiayaan infrastruktur di negara-negera benua Afrika.

Selanjutnya, dibahas juga aliran modal lintas negara yang dianggap dapat menciptakan peluang untuk melakukan diversifikasi investasi dan menunjang pertumbuhan untuk memajukan ekonomi global. Namun, risiko volatilitas aliran modal dapat mengancam stabilitas pasar keuangan yang berujung pada ketidakpastian pertumbuhan ekonomi. G20 pada tahun ini melakukan analisa aliran modal dan mitigasi risiko volatilitas untuk meningkatkan ketahanan perekonomian, khususnya pada sistem keuangan global.

Multilateral Development Banks (MDBs) memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan ekonomi. Oleh karena peran tersebut, koordinasi diantara MDBs menjadi salah satu fokus agenda pada G20 tahun ini. Presidensi Jerman mengusulkan adanya prinsip untuk koordinasi efektif antara IMF dan MDBs.

G20 juga ditegaskan tetap melanjutkan agenda reformasi regulasi sektor keuangan yang merupakan komitmen G20 tahun-tahun sebelumnya. Isu mengenai keuangan digital juga menjadi pembahasan baru oleh G20 mengingat perkembangan teknologi keuangan yang mendorong inovasi keuangan yang bermanfaat positif bagi konsumen.

Penekanan diskusi mengenai agenda green finance diarahkan pada dua isu yaitu tentang Perbaikan dan penyediaan Publicly Available Environmental Data (PAED) dan Enhancing Environmental Analysis (ERA) untuk membantu pembuatan keputusan di sektor keuangan. G20 mendorong proses diskusi tersebut dan usaha untuk mengidentifikasi bentuk dukungan dalam integrasi isu keuangan ke dalam pembuatan keputusan oleh institusi keuangan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4810 seconds (0.1#10.140)