IHSG Berakhir Menyusut di Tengah Pergerakan Variatif Bursa Asia

Senin, 20 Maret 2017 - 16:39 WIB
IHSG Berakhir Menyusut di Tengah Pergerakan Variatif Bursa Asia
IHSG Berakhir Menyusut di Tengah Pergerakan Variatif Bursa Asia
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup di bawah tekanan, usai kehilangan 6,44 poin atau setara dengan 0,12% ke level 5.533,99. Pergerakan variatif bursa saham Tanah Ait sepanjang hari mengiringi mayoritas bursa saham Asia yang juga naik turun.

IHSG pada pembukaan tadi pagi dibuka melompat tinggi hingga 5.556,10 dengan kenaikan 15,67 poin atau 0,28%, namun pada sesi I berbalik ke zona merah lewat penyusutan 20,15 poin atau 0,36% ke level 5.520,28. Sedangkan kemarin ditutup melonjak hingga 22,19 poin atau 0,40% ke level 5.540,43 untuk mengalahkan pencapain tertinggi.

Sektor saham dalam negeri secara keseluruhan bergerak variatif dipimpin kejatuhan terdalam pada sektor perdagangan 0,68% diikuti properti turun 0,67%. Sementara penguatan tertinggi terjadi pada sektor aneka industri dan industri dasar yang masing-masing bertambah 0,59% dan 0,30%.

Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp7,17 triliun dengan 11,48 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing sebesar Rp807,8 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp2,62 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp3,43 triliun. Tercatat sebesar 156 saham menguat, 167 melemah dan 129 stagnan.

Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) bertambah Rp200 menjadi Rp65.450, PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) meningkat Rp170 menjadi Rp2,200 dan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. (SONA) naik Rp140 menjadi Rp1,940.

Untuk saham yang melemah di antaranya saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) berkurang Rp225 menjadi Rp5.850, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) turun Rp150 menjadi Rp8.175 dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menyusut Rp100 menjadi Rp6.600.

Seperti dilansir CNBC, Senin (20/3/2017) bursa saham Asia bergerak variatif pada awal pekan, ketika sebagian besar investor masih merumuskan seputar keputusan dari pertemuan menteri keuangan G20 di Jerman pada akhir pekan kemarin. Pada pertemuan dua hari tersebut, menteri keuangan dari dua puluh ekonomi terbesar di dunia memperingatkan terkait devaluasi dan kacaunya pasar modal.

Namun mereka juga gagal menyepakati untuk menjaga komitmen soal perdagangan bebas. "Menteri Keuangan Jerman Schauble meratapi kelalaian untuk segala bentuk proteksionisme ketika ada ketidakseimbangan global," ucap ekonom senior Mizuho Bank, Wisnu Varathan.

Tercatat pasar saham Australia ditutup turun 0,36% atau 20,7 poin di level 5.778,9. Menurut pelaku pasar di Australia hal ini disebabkan karena ketakutan bahwa Amazon berpotensi meluncurkan layanan mereka di negara tersebut tahun ini. Sedangkan indeks Korea Selatan, Kospi kehilangan 0,35% atau 7,6 poin untuk berakhir lebih rendah pada posisi 2.157,01.

Di sisi lain pada daratan China, komposit Shanghai berakhir meningkat 0,4% atau 13 poin di level 3.250,52 dan komposit Shenzhen bertambah 0,31% atau 6,3 poin di level 2.036,05. Penguatan bursa saham China ditopang oleh data resmi yang menunjukkan harga properti China meningkat pada Februari setelah mengalami perlambatan pada empat bulan terakhir. Sementara indeks Hong Kong, Hang Seng meningkat 192,06 poin atau 0,79% ke posisi 24.501,99.

Sedangkan indeks patokan Singapura, indeks Straits Times turun 0,43% terbebani oleh indeks minyak dan gas (Migas) yang jatuh mencepai 0,58% dan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya. Pasar di Jepang ditutup karena libur saat akhir pekan kemarin ditutup melemah 0,35% menjadi 19,521.59.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5653 seconds (0.1#10.140)