Kemiskinan Masih Tinggi, Kesenjangan di Indonesia Kian Melebar
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan tantangan perekonomian Indonesia yang utama adalah masih tingginya angka kemiskinan. Di mana kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin melebar.
Menurutnya, angka kemiskinan di Indonesia saat ini sudah berkurang. Namun, itu belum cukup karena masih berada di level dua digit.
"Tantangan kita kemiskinan, dari 16,6% turun menjadi 10,7%. Ini masih tinggi, harus single digit," ujar Sri Mulyani, dalam seminar berjudul “Kondisi Ekonomi Tahun 2017 dan Tantangannya bagi UMKM" yang diselenggarakan YDBA Astra Group di Jakarta, Senin (3/4/2017).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menjelaskan, angka gini ratio Indonesia juga tercatat meningkat. Kesenjangan pun kian melebar antara penghasilan masyarakat kalangan bawah dengan atas.
"Sebanyak 40% masyarakat di bawah, dibandingkan 20% yang berpenghasilan di atas. Gini ratio semakin mendekati 1 itu ekstrem, semakin mendekati 0 akan merata. Kenaikan gini ratio dari 0,35 menjadi 0,41," katanya.
Meski demikian, lanjut Ani, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan Brasil. Di sana sangat tampak perbedaan kaum berduit dan yang tidak.
"Negara-negara Amerika Latin di atas 0,5. Brasil bisa mencapai 0,6. Mereka ada yang punya helikopter sendiri tapi di sekitarnya kumuh. Indonesia belum mencapai ke situ, tapi tanda-tandanya sudah muncul," tandasnya.
Menurutnya, angka kemiskinan di Indonesia saat ini sudah berkurang. Namun, itu belum cukup karena masih berada di level dua digit.
"Tantangan kita kemiskinan, dari 16,6% turun menjadi 10,7%. Ini masih tinggi, harus single digit," ujar Sri Mulyani, dalam seminar berjudul “Kondisi Ekonomi Tahun 2017 dan Tantangannya bagi UMKM" yang diselenggarakan YDBA Astra Group di Jakarta, Senin (3/4/2017).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menjelaskan, angka gini ratio Indonesia juga tercatat meningkat. Kesenjangan pun kian melebar antara penghasilan masyarakat kalangan bawah dengan atas.
"Sebanyak 40% masyarakat di bawah, dibandingkan 20% yang berpenghasilan di atas. Gini ratio semakin mendekati 1 itu ekstrem, semakin mendekati 0 akan merata. Kenaikan gini ratio dari 0,35 menjadi 0,41," katanya.
Meski demikian, lanjut Ani, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan Brasil. Di sana sangat tampak perbedaan kaum berduit dan yang tidak.
"Negara-negara Amerika Latin di atas 0,5. Brasil bisa mencapai 0,6. Mereka ada yang punya helikopter sendiri tapi di sekitarnya kumuh. Indonesia belum mencapai ke situ, tapi tanda-tandanya sudah muncul," tandasnya.
(dmd)