Perusahaan Asal China Pasok Gas ke PLTGU Cilegon sejak 2004
A
A
A
CILEGON - China National Offshore Oil Corporation South East Sumatera (CNOOC SES) Ltd menyatakan telah memasok gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Cilegon sejak 2004. PT Indonesia Power sebagai pengelola PLTGU Cilegon merupakan satu-satunya pembeli (buyer) dari produksi gas CNOOC.
Senior Head Gas Operational CNOOC SES Muhammad Salman mengungkapkan, CNOOC awalnya hanya fokus untuk memproduksi minyak semata. Namun, pada 2004 PT PLN (Persero) selaku induk dari PT Indonesia Power meminta PLN menyalurkan gas untuk PLTGU Cilegon.
"CNOOC sudah ada sejak 1970-an. Produksi utama adalah oil. Gasnya kita buang. Tapi semenjak 12 Desember 2004, kita diminta menyalurkan gas ke PLN hingga 5 September 2018," katanya di PLTGU Cilegon, Banten, Kamis (6/4/2017).
Pada kontrak pertama, sambung dia, CNOOC memasok gas untuk kebutuhan PLTGU Cilegon sebesar 50 BBTU. Namun, kini sudah meningkat menjadi sekitar 80 BBTU.
"Awalnya kita hanya membangun fasillitas anjungan zelda-F, anjungan zelda-P Kompresor, pipa penyalur bawah laut, dan Cilegon gas metering station. Tapi efektif 2006, Fase 2 kita mulai. Bangun fasilitas lebih besar yaitu anjungan Banuwati A yang khusus produksi gas, dan Pabelokan gas plant untuk membuang CO2 dan kompresor gas," tutur dia.
Sementara itu, General Manager PLTGU Cilegon Zuhdi Rakhmanto menambahkan, PLTGU Cilegon mengelola dua unit gas turbin dan satu unit gas oil turbin. Pihaknya mendapat pasokan gas dari CNOOC sejak 2004 dan PGN sejak 2010.
"Selama ini pasokan dari CNOOC sangat membantu kami dengan pasokan yang stabil dan komunikasi sangat baik," ucapnya.
Menurutnya, harga gas yang dipasok dari CNOOC sebesar USD6,7 per MMBTU dan listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut sekitar 660-665 megawatt (MW). "Listrik yang kami hasilkan, sekitar 660-665 MW yang disalurkan lewat transkisi 150 kilovolt (kV)," tandas Zuhdi.
Senior Head Gas Operational CNOOC SES Muhammad Salman mengungkapkan, CNOOC awalnya hanya fokus untuk memproduksi minyak semata. Namun, pada 2004 PT PLN (Persero) selaku induk dari PT Indonesia Power meminta PLN menyalurkan gas untuk PLTGU Cilegon.
"CNOOC sudah ada sejak 1970-an. Produksi utama adalah oil. Gasnya kita buang. Tapi semenjak 12 Desember 2004, kita diminta menyalurkan gas ke PLN hingga 5 September 2018," katanya di PLTGU Cilegon, Banten, Kamis (6/4/2017).
Pada kontrak pertama, sambung dia, CNOOC memasok gas untuk kebutuhan PLTGU Cilegon sebesar 50 BBTU. Namun, kini sudah meningkat menjadi sekitar 80 BBTU.
"Awalnya kita hanya membangun fasillitas anjungan zelda-F, anjungan zelda-P Kompresor, pipa penyalur bawah laut, dan Cilegon gas metering station. Tapi efektif 2006, Fase 2 kita mulai. Bangun fasilitas lebih besar yaitu anjungan Banuwati A yang khusus produksi gas, dan Pabelokan gas plant untuk membuang CO2 dan kompresor gas," tutur dia.
Sementara itu, General Manager PLTGU Cilegon Zuhdi Rakhmanto menambahkan, PLTGU Cilegon mengelola dua unit gas turbin dan satu unit gas oil turbin. Pihaknya mendapat pasokan gas dari CNOOC sejak 2004 dan PGN sejak 2010.
"Selama ini pasokan dari CNOOC sangat membantu kami dengan pasokan yang stabil dan komunikasi sangat baik," ucapnya.
Menurutnya, harga gas yang dipasok dari CNOOC sebesar USD6,7 per MMBTU dan listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut sekitar 660-665 megawatt (MW). "Listrik yang kami hasilkan, sekitar 660-665 MW yang disalurkan lewat transkisi 150 kilovolt (kV)," tandas Zuhdi.
(izz)