Transformasi Jababeka Menjadi Kawasan Industri Terbesar

Selasa, 23 Mei 2017 - 21:54 WIB
Transformasi Jababeka Menjadi Kawasan Industri Terbesar
Transformasi Jababeka Menjadi Kawasan Industri Terbesar
A A A
JAKARTA - Sejak 1989, kawasan Kota Jababeka terus berkembang hingga kini total luas wilayahnya mencapai 5.600 hektare, menjadikan kawasan Kota Jababeka sebagai salah satu yang terluas di Asia Tenggara.

Sebagai pionir kawasan industri swasta di Indonesia, perkembangan kawasan industri Jababeka tak lepas dari semakin lengkapnya infrastruktur di sekitar Kota Jababeka. Saat ini tercatat 1.650 perusahaan multinasional dari 30 negara menjadi tenant di kawasan industri Jababeka di Cikarang, Bekasi, serta 730.000 pekerja dan 10.000 ekspatriat di area tersebut.

“Pengembangan beberapa tahun terakhir menunjukkan progress sangat baik bagi kawasan industri Jababeka. Hal ini terlihat dari pembangunan fasilitas komersial yang lengkap dan variasi produk properti yang banyak untuk hunian maupun investasi di kawasan industri Jababeka. Hal ini tentunya sesuai rencana jangka panjang dari perseroan menjadikan Kota Jababeka Cikarang sebagai kawasan kota mandiri terpadu berwawasan lingkungan,” ujar Direktur PT Jababeka Tbk, Sutedja Darmono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/5/2017).

Pembangunan infrastruktur di kawasan menjadi kunci dinamisnya perkembangan kawasan industri Jababeka. Infrastruktur dalam kawasan dikembangkan secara inhouse, seperti pembangkit listrik (power plant) berdaya 130 MW yang dikelola oleh PT Bekasi Power, anak usaha PT Jababeka Tbk.

Pembangkit listrik yang resmi beroperasi pada awal 2013 ini, dilengkapi peralatan berstandar internasional serta pasokan gas yang melimpah untuk menjamin kelangsungan operasi Uninterruptible Power Supply (UPS) bagi tujuh kawasan industri di wilayah timur Jakarta, terutama kawasan industri Jababeka.

Melalui kerja sama operasional dengan PLN, Bekasi Power turut mendukung program pemerintah dalam penyebaran listrik di kawasan-kawasan industri yang terletak di koridor Bekasi dan Karawang. Untuk memenuhi kebutuhan tenant yang semakin bertambah, Bekasi Power berencana untuk menambah daya sebanyak dua kali lipat dari yang tersedia.

"Selain pembangkit listrik, Jababeka juga mengembangkan fasilitas logistik yang melayani kegiatan ekpor-impor selain distribusi domestik, yaitu Cikarang Dry Port," ucap Sutedja.

Cikarang Dry Port merupakan yang pertama dan satu-satunya Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) di Indonesia, yang memungkinkan aktivitas bea cukai ekspor-impor dapat diselesaikan dalam kawasan industri Jababeka. Sebagai perpanjangan dari pelabuhan internasional Tanjung Priok, Cikarang Dry Port memiliki kode pelabuhan internasional IDJBK. Sejak dibangun tahun 2011, Cikarang Dry Port memiliki kapasitas sampai 250.000 TEUs dan fasilitas komprehensif seperti pergudangan dan depot kontainer.

Pada awal 2016 Cikarang Dry Port telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu pelaksana Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia. Bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Cikarang Dry Port mengembangkan pusat logistik untuk komoditas kapas.

Dinamisnya perkembangan di kawasan industri Jababeka tak lepas dari semakin terbukanya akses dari dan menuju ke kawasan tersebut. Saat ini Cikarang hanya terpaut 35 km dari Jakarta atau dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Cikarang juga memiliki keunggulan karena dekat dengan Bandara Halim Perdanakusuma, Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Sementara itu, rencana pembangunan infrastruktur Pelabuhan Patimban di Subang dan Bandara Kertajati di Majelengka, Jawa Barat, akan mempercepat pengembangan kawasan industri di daerah Cikarang (Bekasi), Karawang, dan sekitarnya.

Kedua infrastruktur strategis itu juga akan terkoneksi dengan akses jalan tol sehingga dapat memperlancar jalur logistik dari kawasan industri di daerah Cikarang-Karawang, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

Selain diakses melalui dua pintu tol yakni KM 31 Cikarang Barat dan KM 34,7 Cibatu, Kota Jababeka juga sangat dekat dengan dua stasiun kereta api yang nantinya akan dilintasi Commuter Line yakni stasiun Lemahabang dan stasiun Cikarang. Bahkan, stasiun Cikarang nantinya akan menjadi hub station untuk kereta-kereta dari Jawa dan Bandung, termasuk rencana pembukaan pintu tol KM 29 yang direncanakan akan dilakukan di tahun 2017 menuju Kota Jababeka.

Pengamat Properti dari Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menyatakan, proyek komersial seperti residensial dan retail di Jababeka Cikarang, Bekai, Jawa Barat, mulai tumbuh sejak 2010 seiring dengan perluasan kawasan industri di kawasan itu.

Menurut Ali, penjualan properti di kawasan ini mulai meroket pada periode 2010-2012. Dia mengatakan, Cikarang merupakan kawasan yang berkembang cukup pesat karena komunitas pekerja asing (ekspatriat) dari Asia seperti Jepang dan Korea Selatan sangat kuat. Menurut dia, segmen itu menjadi pasar yang potensial bagi apartemen sewa maupun service.

Ali menegaskan, pembangunan infrastruktur seperti Tol Jakarta-Cikampek II, light rail transit (LRT), kereta cepat, bahkan deep sea port Patimban bisa mendongkrak harga properti di Cikarang.

Kawasan Industri Jababeka sangat diuntungkan karena pemerintah saat ini memfokuskan pengembangan infrastruktur di timur Jakarta, termasuk area Jababeka, seperti rencana pembangunan dua stasiun Commuter Line Jabodetabek di Cikarang Utara, dekat Kota Jababeka, termasuk jalur MRT (mass rapid transit) jalur Balaraja-Cikarang yang direncakanan mulai dibangun pada tahun 2020.

LRT (light rail transit) yang sudah mulai dibangun dari Jakarta-Bekasi Timur, jalan tol layang (elevated toll road) Jakarta-Cikampek dari KM 8 sampai KM 45 yang pembangunannya sudah dimulai pada bulan Maret 2017, dan kereta cepat (high speed train) yang melintasi kawasan Cikarang.

Keunggulan lainnya adalah fasilitas lingkungan kawasan industri yang lengkap. Jababeka memiliki pengolahan air bersih (water treatment plant) yang hasilnya disalurkan untuk sektor industri dan hunian, serta terdapat pengolahan air limbah (wastewater treatment plant) yang dikelola oleh anak usaha lainnya, PT Jababeka Infrastruktur.

Dua fasilitas pengolahan air limbah memiliki kapasitas sampai 42.000 meter kubik, sementara satu fasilitas pengolahan air bersih memiliki kapasitas 80.000 meter kubik. PT Jababeka Infrastruktur juga mengembangkan fasilitas fiber optic, yang memudahkan tenant untuk berhubungan antarakantor cabang dan kantor pusat atau juga Data Center.

Dengan memanfaatkan teknologi jaringan serat optik dengan kapasitas bandwidth lebih besar hingga mencapai gigabit dan kualitas jaringan prima hingga 99,5%. Layanan ini sangat cocok untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan akses internet tinggi.

Kawasan Industri Jababeka juga termasuk kawasan yang ditunjuk pemerintah untuk menjalankan program Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) yang diluncurkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.

Melalui program KLIK ini, investor yang telah mengantongi izin prinsip atau izin investasi, diperkenankan untuk langsung memulai konstruksi pabriknya sambil mengurus izin-izin lain, seperti Izin Mendirikan Bangunan, Izin Lingkungan-Amdal, UKL/UPL, dan berbagai izin pelaksanaan daerah.

Pelaksanaan program ini didukung oleh sudah tersedianya cabang institusi pemerintah di dalam kawasan industri Jababeka, seperti Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Polresta Bekasi, serta Makorem TNI Angkatan Darat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0824 seconds (0.1#10.140)