Mesin Industri Logistik Mati 90%, Panasinnya Lama Jika PSBB Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat beberapa daerah di Indonesia menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Akibatnya, sejumlah aktivitas dunia usaha cukup terkena imbas dari adanya kebijakan PSBB. Salah satunya, yaitu sektor industri logistik yang mana mengalami penurunan permintaan antara 60 hingga 90%.
“Kalau persentase (penurunan), kami sepakat dengan dari beberapa asosiasi, antara 60-90 persen penurunan permintaannya,” kata Sekjen Indonesia Multimodal Transport Association Kyatmaja Lookman dalam acara Market Review di IDX Channel, Senin (3/8/2020).
(Baca Juga: Kemenhub Bahas Penguatan Sistem Transportasi dan Logistik di Kawasan ASEAN-China )
Dia menyebut, pandemi ini memaksa setiap orang untuk membatasi aktivitasnya, sehingga dunia usaha logistik pun mengalami dampak negatif. Sebab, selama ini sektor perekonomian di Indonesia masih ditopang dari usaha offline, yang membutuhkan interaksi manusia dalam skala besar.
“Ketika ini berdampak, maka secara otomatis berdampak kegiatan ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya.
Sambung dia menjelaskan, agar roda kegiatan usaha logistik dapat terus berjalan maksimal, maka beberapa pengusaha mengambil langkah seperti mengurangi karyawan, menegosiasikan pembayaran cicilan kendaraan. Karena, pembayaran kredit kendaraan itu merupakan beban yang paling berat bagi para pengusaha di sektor logistik.
(Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Pengaruhi Sektor Logistik dan Kurir )
“Lalu, mencari sumber pendapatan lain. Mencari pinjaman itu yang bisa kami lakukan untuk mempertahankan usaha ini. Tentu dengan harapan ke depan yang lebih baik,” katanya.
Dia menilai capaian target industri logistik di Indonesia akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, dirinya mengimbau kepada setiap pelaku usaha dan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, sehingga angka penyebaran Covid-19 bisa segera menurun.
“Capaian industri logistik ini akan menurun karena pandemi tadi. Tentunya kita tidak mau terjadi PSBB lagi. Kalau psbb lagi, mesinnya mati, panasinnya lama. Kita harus manfaatkan momentum ini supaya nanti menuju 100 persen terbuka,” kata dia.
“Kalau persentase (penurunan), kami sepakat dengan dari beberapa asosiasi, antara 60-90 persen penurunan permintaannya,” kata Sekjen Indonesia Multimodal Transport Association Kyatmaja Lookman dalam acara Market Review di IDX Channel, Senin (3/8/2020).
(Baca Juga: Kemenhub Bahas Penguatan Sistem Transportasi dan Logistik di Kawasan ASEAN-China )
Dia menyebut, pandemi ini memaksa setiap orang untuk membatasi aktivitasnya, sehingga dunia usaha logistik pun mengalami dampak negatif. Sebab, selama ini sektor perekonomian di Indonesia masih ditopang dari usaha offline, yang membutuhkan interaksi manusia dalam skala besar.
“Ketika ini berdampak, maka secara otomatis berdampak kegiatan ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya.
Sambung dia menjelaskan, agar roda kegiatan usaha logistik dapat terus berjalan maksimal, maka beberapa pengusaha mengambil langkah seperti mengurangi karyawan, menegosiasikan pembayaran cicilan kendaraan. Karena, pembayaran kredit kendaraan itu merupakan beban yang paling berat bagi para pengusaha di sektor logistik.
(Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Pengaruhi Sektor Logistik dan Kurir )
“Lalu, mencari sumber pendapatan lain. Mencari pinjaman itu yang bisa kami lakukan untuk mempertahankan usaha ini. Tentu dengan harapan ke depan yang lebih baik,” katanya.
Dia menilai capaian target industri logistik di Indonesia akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, dirinya mengimbau kepada setiap pelaku usaha dan masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, sehingga angka penyebaran Covid-19 bisa segera menurun.
“Capaian industri logistik ini akan menurun karena pandemi tadi. Tentunya kita tidak mau terjadi PSBB lagi. Kalau psbb lagi, mesinnya mati, panasinnya lama. Kita harus manfaatkan momentum ini supaya nanti menuju 100 persen terbuka,” kata dia.
(akr)