Impian Singapura Bubar! Harga Sertifikat buat Beli Mobil Saja Tembus Rp1,6 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tinggal di Singapura memang mahal, pake banget. Bayangkan!, untuk memiliki sebuah mobil di Singapura, pembeli harus mengajukan penawaran guna mendapatkan sertifikat yang kini dibanderol USD106.000 atau setara hampir Rp1,6 miliar.
Jumlah itu baru untuk sertifikat saja, belum termasuk duit buat membeli mobil. Jumlah itu juga setara dengan harga empat Toyota Camry Hybrid di Amerika Serikat.
Mengutip Reuters, Kamis (5/10/2023), Singapura memiliki sistem “certificate of entitlement (COE)" yang berlaku selama 10 tahun. Sertifikat itu diperkenalkan pada tahun 1990 yang bertujuan mengendalikan jumlah kendaraan di negara selebar daun kelor tersebut, karena seluruh wilayahnya dapat dijelajahi kurang dari satu jam berkendara.
Kuota tersebut--yang ditawarkan melalui proses penawaran--menjadikan Singapura sebagai kota termahal di dunia untuk membeli mobil. COE untuk mobil berukuran besar meningkat empat kali lipat dari harga tahun 2020 hingga mencapai rekor USD106.376,68.
Termasuk COE, biaya pendaftaran dan pajak, harga baru Toyota Camry Hybrid di Singapura saat ini USD183.000 atau Rp2,75 miliar. Bandingkan dengan harga di Amerika yang hanya USD28.855.
Harga COE di Singapura memang ditentukan bak mekansime pasar. Artinya, permintaan sedikit harga turun, jika banyak melonjak. Pada tahun 2020, ketika warga Singapura yang mengemudi lebih sedikit, harga COE turun menjadi sekitar S$30.000.
Nah peningkatan aktivitas ekonomi pasca-COVID telah menyebabkan lebih banyak pembelian mobil--sementara jumlah total kendaraan di jalan dibatasi sekitar 950.000 unit--harga COE pun melejit. Jumlah COE baru yang tersedia bergantung pada berapa banyak mobil lama yang dicabut pendaftarannya.
Melonjaknya harga membuat mobil jauh dari jangkauan sebagian besar masyarakat kelas menengah Singapura, sehingga melemahkan pemeo "impian Singapura" berupa mobilitas sosial ke atas, yaitu memiliki uang tunai, kondominium, dan mobil.
Gaji rata-rata rumah tangga tahunan di Singapura adalah S$121,188. Warga Singapura terpukul oleh inflasi yang terus-menerus dan perlambatan ekonomi, dan beberapa di antaranya menjual mobil yang mereka beli ketika harga COE sedang rendah untuk mendapatkan keuntungan.
Baca Juga
Jumlah itu baru untuk sertifikat saja, belum termasuk duit buat membeli mobil. Jumlah itu juga setara dengan harga empat Toyota Camry Hybrid di Amerika Serikat.
Mengutip Reuters, Kamis (5/10/2023), Singapura memiliki sistem “certificate of entitlement (COE)" yang berlaku selama 10 tahun. Sertifikat itu diperkenalkan pada tahun 1990 yang bertujuan mengendalikan jumlah kendaraan di negara selebar daun kelor tersebut, karena seluruh wilayahnya dapat dijelajahi kurang dari satu jam berkendara.
Kuota tersebut--yang ditawarkan melalui proses penawaran--menjadikan Singapura sebagai kota termahal di dunia untuk membeli mobil. COE untuk mobil berukuran besar meningkat empat kali lipat dari harga tahun 2020 hingga mencapai rekor USD106.376,68.
Termasuk COE, biaya pendaftaran dan pajak, harga baru Toyota Camry Hybrid di Singapura saat ini USD183.000 atau Rp2,75 miliar. Bandingkan dengan harga di Amerika yang hanya USD28.855.
Harga COE di Singapura memang ditentukan bak mekansime pasar. Artinya, permintaan sedikit harga turun, jika banyak melonjak. Pada tahun 2020, ketika warga Singapura yang mengemudi lebih sedikit, harga COE turun menjadi sekitar S$30.000.
Nah peningkatan aktivitas ekonomi pasca-COVID telah menyebabkan lebih banyak pembelian mobil--sementara jumlah total kendaraan di jalan dibatasi sekitar 950.000 unit--harga COE pun melejit. Jumlah COE baru yang tersedia bergantung pada berapa banyak mobil lama yang dicabut pendaftarannya.
Melonjaknya harga membuat mobil jauh dari jangkauan sebagian besar masyarakat kelas menengah Singapura, sehingga melemahkan pemeo "impian Singapura" berupa mobilitas sosial ke atas, yaitu memiliki uang tunai, kondominium, dan mobil.
Gaji rata-rata rumah tangga tahunan di Singapura adalah S$121,188. Warga Singapura terpukul oleh inflasi yang terus-menerus dan perlambatan ekonomi, dan beberapa di antaranya menjual mobil yang mereka beli ketika harga COE sedang rendah untuk mendapatkan keuntungan.