PEP Rantau Field Kembangkan Program Ekonomi Kreatif Masyarakat Difabel

Jum'at, 06 Oktober 2023 - 18:08 WIB
loading...
PEP Rantau Field Kembangkan Program Ekonomi Kreatif Masyarakat Difabel
Para mekanik difabel tengah beraktivitas di Bengkel Difabel - Rumah Kreatif Tamiang yang difasilitasi PEP Rantau Field. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pertamina EP (PEP) Rantau Field, bagian dari Zona 1 Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina, menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat di wilayah operasinya. Salah satunya adalah program pengembangan ekonomi kreatif masyarakat difabel, Pertamina Berdikari Rumah Kreatif Tamiang.

Program tangung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di bidang ekonomi tersebut memfokuskan isu peningkatan perekonomian bagi penyandang difabel. Field Manager PEP Rantau Despredi Akbar menjelaskan, program tersebut didasari oleh keterbatasan masyarakat difabel dalam mengakses lapangan pekerjaan dan kesempatan dalam meningkatkan keterampilannya.

"Program Rumah Kreatif Tamiang ini diharapkan menjadi wadah kreatifitas masyarakat penyandang difabel Aceh Tamiang untuk mengembangkan minat, bakat dan perekonomian mereka," ungkap Despredi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/10/2023).



Program ini diinisiasi PEP Rantau Field bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Aceh Tamiang, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tamiang, Kampung Tanjung Karang, SLBN Pembina Aceh Tamiang dan LSM Boemi. Sejak awal inisiasi program hingga pada tahun 2023, sebanyak 4 unit usaha sudah dijalankan, yakni Bengkel Difabel, Inklusi Coffee, Rumah Limbah Difabel dan Inklusi Baking.

"Di tahun 2023 juga dilakukan inisiasi pengembangan potensi bagi siswa difabel Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Aceh Tamiang dibidang lingkungan melalui bank sampah sekolah inklusif," tambahnya.

Kepala SLBN Pembina Aceh Tamiang Muttaqin menambahkan, kolaborasi pemberdayaan ini merupakan pemecahan permasalahan sosial bagi masyarakat difabel. "SLB sebagai lembaga pendidik formal dan Pertamina sebagai penyedia aksesibilitas usaha. Melalui kolaborasi ini banyak alumni kami yang akhirnya bergabung dalam Kelompok Rumah Kreatif Tamiang dan menjalankan usaha," tuturnya.

Dede Kurniawan, seorang tuna daksa yang menjadi ketua Kelompok Bengkel Difabel di Rumah Kreatif Tamiang mengaku sangat terbantu. "Ekonomi bisa meningkat, banyak pelanggan di sini. Kita juga dapat bantuan setahun sekali seperti sparepart dan lainnya," katanya. Apresiasi juga dilontarkan Yasir Muhammad, tuna rungu yang kini bergiat di Inklusi Coffe di Aceh Tamiang.



Selain bengkel dan Coffe, Rumah Kreatif Tamiang juga memiliki sub-unit usaha Rumah Limbah. Rumah Limbah adalah tempat pengolahan minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga menjadi lilin aroma terapi dan sabun. Produk Rumah Limbah dipasarkan di Galeri Ajang Ambe, yang merupakan pusat pemasaran berbagai produk UMKM di Aceh Tamiang.

PEP Rantau juga memiliki program TJSL Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) yang memanfaatkan gas sisa produksi untuk menghasilkan listrik yang selanjutnya disimpan pada kotak energi yang dapat digunakan untuk kondisi darurat serta mengurangi biaya operasional usaha kelompok difabel.

Kemudian, program TJSL lainnya adalah pendampingan Kelompok "Meghek Betuah" Petani Aren yang diinisiasi pada 2019. Program ini bertujuan menghasilkan One Village One Product (OVOP). Selain menjual gula aren dalam bentuk blok, kelompok ini juga melakukan inovasi produksi produk turunan gula aren nira seperti gula cair dan gula aren semut.

"Program Rumah Kreatif Tamiang mengimplementasi Sustainable Development Goals sebagai indikator tujuan pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan berkelanjutan," ujar Head of Comrel & CID Zona 1 Djulianto Tasmat.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2962 seconds (0.1#10.140)