Industri Pariwisata Korea Selatan Dihantam Larangan China

Selasa, 11 Juli 2017 - 22:06 WIB
Industri Pariwisata Korea Selatan Dihantam Larangan China
Industri Pariwisata Korea Selatan Dihantam Larangan China
A A A
SEOUL - Sektor pariwisata Korea Selatan (Korsel) dikhawatirkan mengalami penurunan besar jumlah wisatawan, seiring memanasnya hubungan diplomatik dengan China. Organisasi Pariwisata Korea (KTO) memperkirakan jumlah kunjungan mencapai 4,7 juta wisatawan asing atau lebih sedikit pada tahun 2016, yang menyusut sekira 27%.

Seperti dilansir BBC, Selasa (11/7/2017) China telah melarang agen perjalanan untuk menjual paket wisata ke Korea menyusul protes terhadap sistem pertahanan rudal AS yang terdapat di Seoul. Tercatat jumlah wisatawan asal Negeri Tirai Bambu -julukan China- ke Korea Selatan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 46,8%.

KTO menerangkan pertumbuhan jumlah wisatawan ke Korea Selatan mencapai dua digit dalam dua bulan pertama tahun ini, meski kemudian mulai menyusut setiap bulannya. Mei menjadi bulan terburuk dengan jumlah kedatangan wisatawan jatuh 34,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bahkan kejatuhan wisatawan hingga tembus di bawah satu juta untuk yang pertama kalinya sejak epidemi virus MERS pada pertengahan tahun 2015, silam. "Dengan tren saat ini, industri pariwisata Korea Selatan bisa memasuki depresi jangka panjang," bunyi pernyataan resmi KTO.

Larangan terhadap agen penjualan untuk menjual paket wisata ke Korsel mulai diberlakukan, setelah militer Amerika Serikat (AS) membangun sistem pertahanan udara atau Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan. Sistem pertahanan rudal AS itu dimaksudkan untuk menangkal rudal dari Korea Utara.

Namun pihak China mengaku keberatan dengan hal tersebut, lantaran radar kuat sistem THAAD diklaim bisa menyusup ke dalam wilayah Negeri Tirai Bambu. Meski begitu AS menegaskan hal itu murni sebagai sistem pertahanan, sedangkan China mengatakan sistem tersebut bakal melemahkan keamanan regional mereka.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7318 seconds (0.1#10.140)