IHSG Dibuka Melemah Tipis Saat Bursa Asia Menguat

Jum'at, 14 Juli 2017 - 09:12 WIB
IHSG Dibuka Melemah Tipis Saat Bursa Asia Menguat
IHSG Dibuka Melemah Tipis Saat Bursa Asia Menguat
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, dibuka melemah setelah pada perdagagan kemarin ditutup hanya mampu naik tipis. IHSG pagi ini melemah 1,56 poin setara 0,03% ke level 5.828,48.

Pada perdagangan kemarin, bursa saham Tanah Air berakhir meningkat 10,91 poin alias 0,19% ke level 5.830,04. Lonjakan IHSG kemarin senada dengan pasar Asia yang juga ditutup menguat imbas dari pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen.

Sektor saham dalam negeri mayoritas menguat dengan sektor perdagangan naik tertinggi sebesar 0,23%. Sementara, sektor yang melemah terdalam adalah keuangan yang turun 0,25%.

Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp18 miliar dengan 4 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp308 juta dengan aksi jual asing sebesar Rp15,08 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp14,77 miliar. Tercatat 19 saham naik, 8 saham turun dan 116 saham stagnan.

Beberapa saham yang menguat di antaranya PT united Tractors Tbk (UNTR) naik Rp200 menjadi Rp28.200, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik Rp175 menjadi Rp12.275, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik Rp50 menjadi Rp18.550.

Sementara beberapa saham yang melemah di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp700 menjadi Rp78.200, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp350 menajdi Rp48.150, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah Rp100 menjadi Rp14.800.

Di sisi lain seperti dilansir CNBC hari ini, bursa saham Asia dibuka naik setelah imbal hasil obligasi naik semalam dan pasar mencerna peringatan kedua dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen.

Di Jepang, Indeks Nikkei 225 menguat 0,19% pada awal perdagangan dan di Korea, Indeks Kospi menguat 0,32% ke perdagangan dengan kuat di atas level 2.410. Hal ini membuat keuntungan untuk hari kedua berturut-turut setelah ditutup pada tingkat rekor di sesi terakhir. Sementara di Australia, Indeks S&P/ASX 200 naik 0,52%.

Yellen kemarin mengatakan bahwa pencapaian target pertumbuhan 3% Donald Trump akan "menantang" karena alasan yang berkaitan dengan pertumbuhan produktivitas.

Imbal hasil obligasi naik semalam. Hasil dari Treasury Amerika Serikat 10 tahun stabil setelah naik menjadi sekitar 2,35% pada sesi sebelumnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5864 seconds (0.1#10.140)