Swiss Dukung 40 Proyek Teknis di Indonesia

Minggu, 16 Juli 2017 - 23:04 WIB
Swiss Dukung 40 Proyek Teknis di Indonesia
Swiss Dukung 40 Proyek Teknis di Indonesia
A A A
JAKARTA - Indonesia dan Swiss memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi. Saat ini, Swiss mendukung sekitar 40 proyek dukungan teknis di Indonesia dalam rangka membantu menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan akses terhadap jasa keuangan, memperkuat perdagangan berkelanjutan, dan mendukung pembangunan infrastruktur.

Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann Schneider-Ammann mengatakan, pemerintah Swiss berkomitmen melanjutkan dan terus memperbaiki dukungan teknis yang tengah berjalan di Indonesia. "Untuk periode 2017 hingga 2020, Swiss mencanangkan tambahan hibah sebesar USD75 juta guna mendukung prioritas strategis pembangunan ekonomi Indonesia," ujarnya di Jakarta, Minggu (16/7/2017).

Dia melanjutkan, Swiss akan meningkatkan dukungan di beberapa bidang keahlian, antara lain pariwisata berkelanjutan dan pendidikan, serta pelatihan vokasi. "Dalam empat tahun ke depan, komitmen hibah pemerintah Swiss dalam rangka mendukung perbaikan pelayanan publik dan pengembangan sektor swasta di Indonesia," ungkapnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah Indonesia akan fokus pada pengembangan pendidikan vokasi industri khususnya pariwisata dan manufaktur.

"Kita ingin para ahli Swiss menularkan pengalamannya di Indonesia. Selain itu, kita mendorong untuk memperbanyak sekolah vokasi di bidang pariwisata," ujarnya.

Bambang melanjutkan, pemerintah memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah Swiss atas dukungannya di bidang pembangunan ekonomi. "Kami berharap dapat terus memperkuat kerja sama yang berjalan dalam mengatasi beberapa tantangan utaa di Indonesia, termasuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pemerataan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan, memperbaiki akses terhadap jasa keuangan, serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan daya saing sektor swasta," ungkapnya.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Kemenperin tengah mendorong kerja sama bisnis antara industri perhiasan dalam negeri dengan perusahaan jam tangan asal Swiss.

Airlangga menuturkan, poin lain dari hasil pertemuan dengan delegasi Swiss, yakni mereka membahas serius terkait penerapan pasal dalam undang-undang tentang Hak Cipta yang menyebutkan bahwa pemegang paten wajib melakukan produksi atau menggunakan proses di wilayah Indonesia.

“Mereka juga membahas mengenai kepastian dalam bentuk perjanjian investasi,” imbuhnya. Kemudian, pada dialog tersebut, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia ingin mempercepat negosiasi dalam perundingan Indonesia-European Free Trade Association-Comprehensive Economic Partnership Agreement (EFTA-CEPA). “Sekarang sudah memasuki tahapan perundingan ke-13 dari target 17 putaran,” ungkapnya.

Menperin berharap, dari hasil pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss Johann Schneider-Ammann beserta delegasinya, kerja sama Indonesia-Swiss yang akan dijalin dapat tercapai.

“Apalagi, Bapak Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober nanti rencananya berkunjung ke Swiss, diharapkan apa yang sudah kami bahas ini dapat memiliki kemajuan yang berarti dan strategis bagi kedua negara,” tuturnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6832 seconds (0.1#10.140)