Lippo Karawaci Berkomitmen Tingkatkan Konsumsi Air Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen melakukan pengolahan air secara berkelanjutan di sejumlah proyeknya. Konsumsi dari sumber air berkelanjutan ditargetkan mencapai 30% dalam jangka panjang.
”Kita menetapkan target pada 2030 mendatang untuk meningkatkan volume air olahan dari sumber air berkelanjutan sebesar 30% dari baseline tahun 2019 yang sekitar 520.000 meter kubik,” kata Group CEO LPKR John Riady dalam siaran persnya, Selasa (10/10/2023).
Untuk mencapai target itu, diperlukan perencanaan ke depan dan investasi yang signifikan untuk membangun kemampuan memanen air hujan dan mendaur ulang air limbah dalam skala besar. Selama bertahun-tahun, LPKR telah melakukan investasi signifikan untuk meningkatkan kemampuan dalam menggunakan sumber daya air yang berkelanjutan.
Perseroan telah membangun kolam retensi untuk menampung air hujan dan air limpasan, yang selanjutnya diolah untuk digunakan kembali. Mulai 2022, LPKR telah membedakan antara konsumsi air oleh unit bisnis perseroan, dan pengambilan air oleh Divisi Pengolahan Air (WTD), yang merupakan bagian dari layanan Divisi Manajemen Kota (TMD).
Hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat bisnis yang signifikan, yang mana WTD mengambil air berdasarkan permintaan pelanggan untuk air olahan di kawasan, selain dari untuk kebutuhan operasional bisnis. Selain pengelolaan air di lapangan, sebagai bagian dari operasional, WTD terlibat langsung dalam pengolahan dan pendistribusian air di kawasan utama Lippo Village, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga, dan Kemang Village.
Hal ini merupakan bagian dari strategi ketangguhan air LPKR secara holistik untuk dapat mengelola suplai air dengan bertanggung jawab dan untuk mencegah gangguan yang mungkin terjadi. Pada 2022, WTD secara kolektif mengambil, sebesar 19,48 juta meter kubik air untuk pengolahan, di mana mayoritas berasal dari pembelian air kota.
WTD juga secara aktif berupaya mengurangi pengambilan air tawar dengan memanfaatkan sumber air berkelanjutan seperti pengumpulan air hujan dan air limbah daur ulang. Untuk pengumpulan air hujan, LPKR telah berinvestasi dalam pengumpulan dan penyimpanan air limpasan melalui kolam retensi, yang juga membantu mengurangi banjir di daerah perkotaan.
Untuk daur ulang air limbah, LPKR telah melengkapi beberapa instalasi pengolahan air limbah dengan sistem pengolahan tambahan untuk memastikan bahwa kualitas air limbah yang diolah layak untuk digunakan kembali. ”Pada 2022, sebanyak 619.000 meter kubik air olahan LPKR berasal dari sumber air berkelanjutan, yang menunjukkan peningkatan sebesar 19% dari tahun 2019,” ujarnya.
”Kita menetapkan target pada 2030 mendatang untuk meningkatkan volume air olahan dari sumber air berkelanjutan sebesar 30% dari baseline tahun 2019 yang sekitar 520.000 meter kubik,” kata Group CEO LPKR John Riady dalam siaran persnya, Selasa (10/10/2023).
Untuk mencapai target itu, diperlukan perencanaan ke depan dan investasi yang signifikan untuk membangun kemampuan memanen air hujan dan mendaur ulang air limbah dalam skala besar. Selama bertahun-tahun, LPKR telah melakukan investasi signifikan untuk meningkatkan kemampuan dalam menggunakan sumber daya air yang berkelanjutan.
Perseroan telah membangun kolam retensi untuk menampung air hujan dan air limpasan, yang selanjutnya diolah untuk digunakan kembali. Mulai 2022, LPKR telah membedakan antara konsumsi air oleh unit bisnis perseroan, dan pengambilan air oleh Divisi Pengolahan Air (WTD), yang merupakan bagian dari layanan Divisi Manajemen Kota (TMD).
Hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat bisnis yang signifikan, yang mana WTD mengambil air berdasarkan permintaan pelanggan untuk air olahan di kawasan, selain dari untuk kebutuhan operasional bisnis. Selain pengelolaan air di lapangan, sebagai bagian dari operasional, WTD terlibat langsung dalam pengolahan dan pendistribusian air di kawasan utama Lippo Village, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga, dan Kemang Village.
Hal ini merupakan bagian dari strategi ketangguhan air LPKR secara holistik untuk dapat mengelola suplai air dengan bertanggung jawab dan untuk mencegah gangguan yang mungkin terjadi. Pada 2022, WTD secara kolektif mengambil, sebesar 19,48 juta meter kubik air untuk pengolahan, di mana mayoritas berasal dari pembelian air kota.
WTD juga secara aktif berupaya mengurangi pengambilan air tawar dengan memanfaatkan sumber air berkelanjutan seperti pengumpulan air hujan dan air limbah daur ulang. Untuk pengumpulan air hujan, LPKR telah berinvestasi dalam pengumpulan dan penyimpanan air limpasan melalui kolam retensi, yang juga membantu mengurangi banjir di daerah perkotaan.
Untuk daur ulang air limbah, LPKR telah melengkapi beberapa instalasi pengolahan air limbah dengan sistem pengolahan tambahan untuk memastikan bahwa kualitas air limbah yang diolah layak untuk digunakan kembali. ”Pada 2022, sebanyak 619.000 meter kubik air olahan LPKR berasal dari sumber air berkelanjutan, yang menunjukkan peningkatan sebesar 19% dari tahun 2019,” ujarnya.
(poe)