Perbankan Harus Sesuaikan Diri dengan Tren Milenial dan Gen Z
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bonus demografi Indonesia akan menempatkan kaum milenial dan Gen Z sebagai angkatan kerja mayoritas di masa depan. Selain akan menjadi pemegang dana terbesar ke depan, milenial dan Gen Z juga sudah akrab dengan dunia digital sesuai tren saat ini.
Karena itu perbankan harus menyesuaikan diri dengan tren dan kebiasaan yang melekat pada generasi tersebut untuk membuka kesempatan kerja.
"Mayoritas milenial dan Gen Z yang menjadi andalan SDM Indonesia ke depan sangat memperhatikan keseriusan perusahaan tempat bekerja dalam mengapresiasi pengembangan karier, prestasi, dan minat," kata Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Jumat (3/11/2023).
Menurutnya, generasi muda saat ini memegang semua aset, baik aset permodalan maupun aset SDM. Jadi, perbankan tidak usah ragu untuk menyeleksi generasi muda, apalagi terkait kemampuan teknologi dan melek digital.
"Tetapi, harus juga memperhatikan pengembangan diri dan karier mereka ke depan,” ujarnya.
Piter menambahkan, perbankan memang harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Dengan demikian, bank dituntut untuk mengarahkan inovasi dan layanannya ke arah digitalisasi.
Perbankan harus aktif merekrut generasi muda yang sudah melek digital, mengembangkan program digital. Termasuk mempersiapkan generasi sekarang dan berikutnya untuk tetap relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat.
”Setiap generasi memiliki teknologinya. Dalam sepuluh hingga dua puluh tahun lagi mereka akan menjadi pemimpin, juga menguasai perbankan. Bank pasti akan menerima generasi muda, membuka lowongan, tetapi juga mengelola program khusus pengembangan karier ke depan. Itu sebuah keharusan,” kata dia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja Indonesia kurang lebih 143,72 juta, dengan komposisi generasi milenial sebesar 25,87% dan gen Z sekitar 27,94%. Sementara itu, lapangan usaha dengan kategori jasa keuangan dan asuransi menyerap sekitar 1,15% atau sekitar 1,60 juta pekerja.
Riset Blessing White menyatakan, 60% karyawan menginginkan peluang untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya agar mereka dapat merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu, 75% pekerja saat ini cenderung mencari pekerjaan di perusahaan yang memiliki program Employee Value Proposition (EVP) yang kuat.
Evi Damayanti, Chief Human Capital PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon), mengatakan EVP adalah soal timbal balik dan nilai tambah yang dapat diberikan perusahaan atas dedikasi, loyalitas dan kinerja para karyawan. EVP memiliki berbagai bentuk, seperti manfaat atau apresiasi, kesempatan karier berjenjang, dan nilai prestisius ketika menjadi bagian integral dari sebuah perusahaan.
Berlatar belakang kapasitas global bersama MUFG, pihaknya menawarkan EVP berupa GROW, yaitu Global Exposure, Rise to Excellence, Own your Future, dan Wellness & Well-being.
"Untuk mencapai visi tersebut, kami memiliki Corporate Wide Learning Programs, yang dapat diikuti oleh seluruh karyawan dan Danamon Corporate University sebagai pusat pembelajaran industri perbankan," ujarnya.
Evi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mencetak talenta muda yang memiliki kapabilitas global. "Unggul dari sisi keterampilan dan pemahaman di industri perbankan, serta mencapai kesejahteraan finansial untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Evi.
Karena itu perbankan harus menyesuaikan diri dengan tren dan kebiasaan yang melekat pada generasi tersebut untuk membuka kesempatan kerja.
"Mayoritas milenial dan Gen Z yang menjadi andalan SDM Indonesia ke depan sangat memperhatikan keseriusan perusahaan tempat bekerja dalam mengapresiasi pengembangan karier, prestasi, dan minat," kata Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Jumat (3/11/2023).
Menurutnya, generasi muda saat ini memegang semua aset, baik aset permodalan maupun aset SDM. Jadi, perbankan tidak usah ragu untuk menyeleksi generasi muda, apalagi terkait kemampuan teknologi dan melek digital.
"Tetapi, harus juga memperhatikan pengembangan diri dan karier mereka ke depan,” ujarnya.
Piter menambahkan, perbankan memang harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Dengan demikian, bank dituntut untuk mengarahkan inovasi dan layanannya ke arah digitalisasi.
Perbankan harus aktif merekrut generasi muda yang sudah melek digital, mengembangkan program digital. Termasuk mempersiapkan generasi sekarang dan berikutnya untuk tetap relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat.
”Setiap generasi memiliki teknologinya. Dalam sepuluh hingga dua puluh tahun lagi mereka akan menjadi pemimpin, juga menguasai perbankan. Bank pasti akan menerima generasi muda, membuka lowongan, tetapi juga mengelola program khusus pengembangan karier ke depan. Itu sebuah keharusan,” kata dia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja Indonesia kurang lebih 143,72 juta, dengan komposisi generasi milenial sebesar 25,87% dan gen Z sekitar 27,94%. Sementara itu, lapangan usaha dengan kategori jasa keuangan dan asuransi menyerap sekitar 1,15% atau sekitar 1,60 juta pekerja.
Riset Blessing White menyatakan, 60% karyawan menginginkan peluang untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya agar mereka dapat merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu, 75% pekerja saat ini cenderung mencari pekerjaan di perusahaan yang memiliki program Employee Value Proposition (EVP) yang kuat.
Evi Damayanti, Chief Human Capital PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon), mengatakan EVP adalah soal timbal balik dan nilai tambah yang dapat diberikan perusahaan atas dedikasi, loyalitas dan kinerja para karyawan. EVP memiliki berbagai bentuk, seperti manfaat atau apresiasi, kesempatan karier berjenjang, dan nilai prestisius ketika menjadi bagian integral dari sebuah perusahaan.
Berlatar belakang kapasitas global bersama MUFG, pihaknya menawarkan EVP berupa GROW, yaitu Global Exposure, Rise to Excellence, Own your Future, dan Wellness & Well-being.
"Untuk mencapai visi tersebut, kami memiliki Corporate Wide Learning Programs, yang dapat diikuti oleh seluruh karyawan dan Danamon Corporate University sebagai pusat pembelajaran industri perbankan," ujarnya.
Evi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mencetak talenta muda yang memiliki kapabilitas global. "Unggul dari sisi keterampilan dan pemahaman di industri perbankan, serta mencapai kesejahteraan finansial untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Evi.
(uka)