Kontribusi Terhadap Ekonomi Meningkat, PDB Sektor Pertanian Melesat

Kamis, 06 Agustus 2020 - 09:03 WIB
loading...
Kontribusi Terhadap...
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi (kiri) mencoba mengoperasikan alat panen padi (rice combine harvester) saat melakukan panen raya padi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, belum lama ini. Foto/H
A A A
JAKARTA - Di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian justru melesat positif hingga mencapai 16,24% pada kuartal II (Q to Q). Bahkan, catatan dari tahun ke tahun (Y on Y), sektor pertanian tetap mampu tumbuh positif hingga 2,19%. Pertumbuhan sektor pertanian sekaligus membuat kontribusinya terhadap ekonomi nasional terus meningkat.

“Kalau kita lihat sektor pertanian pada kuartal II/2019 itu adalah 13,57%, tapi pada kuartal II ini kontribusi sektor pertanian pada PDB meningkat menjadi 15,46%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, kemarin.

Menurut Suhariyanto, peningkatan sektor pertanian dipicu tanaman pangan mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 9,23% sebagai akibat dari puncak panen padi yang terjadi pada kuartal II/2020. Diketahui, musim panen raya yang biasa jatuh pada Februari-Maret, tahun ini bergeser ke Maret-April dan panen juga terus terjadi pada Mei dan Juni yang masuk dalam termin kuartal II/2020. (Baca: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)

Di samping itu, lanjut Suhariyanto, tanaman perkebunan juga mengalami pertumbuhan positif. Ini karena subsektor tersebut didorong peningkatan produksi kelapa sawit, kopi, dan tebu di beberapa sentra produksi. Kemudian ada juga ada peningkatan permintaan luar negeri untuk komoditas olahan kelapa sawit (CPO).

“Dari lima besar penyumbang ekonomi terbesar memang hanya sektor pertanian yang masih mencatat pertumbuhan. Sedangkan sektor industri, perdagangan, konstruksi dan pertambangan semuanya mengalami pertumbuhan negatif,” katanya.

Pengamat Pertanian Prof. Bustanul Arifin menilai pertumbuhan positif sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan selain karena pergeseran musim tanam, patut diapresiasi juga karena di tengah pandemi Covid-19 Kementerian Pertanian (Kementan) terus bekerja bersama petani. Di tengah pandemi, Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)

“Pertanian menjadi sektor yang sebenarnya tidak terdampak oleh pandemi korona. Hal ini tentu juga ditopang keberpihakan pemerintah yang terus menyalurkan bantuan dan pendampingan kepada petani. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementan, salah satunya saat ini ada fasilitas KUR. Petani tidak lagi dimanjakan dengan bantuan, tapi sudah mengarah ke sesuatu yang mandiri,” ujar Bustanul di Jakarta, kemarin.

Oleh karena itu, Bustanul mengatakan tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 ini karena produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan yang membaik sehingga walaupun hadirnya pandemi Covid-19 tidak berdampak buruk terhadap sektor pertanian. Apalagi, orientasinya tidak hanya pada produksi namun juga pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor pertanian.

“Untuk itu, ke depan pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan para petani sehingga persediaan pangan juga tercukupi dalam suasana pandemi Covid-19. Sektor pertanian memiliki peran sangat penting dan menentukan, baik dalam soal pangan maupun ekonomi. Oleh karena itu, jika pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, sektor pertanian adalah kuncinya,” tuturnya. (Baca juga: Israel dan Hizbullah Saling Bantah Jadi Biang Ledakan di Beirut)

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pusat, Winarno Tohir mengatakan pertumbuhan positif sektor pertanian tidak lepas dari upaya Kementan melalui terobosan pangan dimasa pandemi Covid-19. Menurutnya program pengembangan pangan pokok dan lokal yang menjadi strategi penyediaan pangan dinilai sangat sesuai dengan kondisi sekarang dan Kementan kini gencar melaksanakan program tersebut.

“Memang saat ini kondisi negara sedang sulit, namun saya yakin pemerintah dalam hal ini Kementan bisa melakukan terobosan penting untuk upaya pencapaian kebutuhan pangan. Peningkatan produksi terus dilakukan hingga genjot ekspor bahkan pemanfaatan lahan pekarangan pun masif dilakukan,” ujar Winarno.

Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Prof. Pantjar Simatupang mengatakan pemerintah sangat memahami dampak pandemi Covid-19 pada tatanan pembangunan pertanian, terutama terhadap petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.

“Di masa pandemi Covid-19, Kementan terus berupaya menjalankan program dan kebijakan berorientasi pada kesejahteraan petani khususnya di masa panen harga yang diterima petani selalu dipantau,” tegasnya.

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto mengatakan Indonesia sudah saatnya fokus pada pengembangan sektor pertanian. Langkah tersebut, kata Riyanto, sudah sangat tepat karena PDB pertanian mengalami kenaikan yang signifikan.

“Saya sudah menduganya jika sektor pertanian dikembangkan lebih besar lagi, pasti dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Tidak heran kalau PDB pertanian naik,” ujar Riyanto. (Baca juga: Sikap Mensos Tolak Kader Partai Jadi Koordinator PKH Diapresiasi)

Menurut Riyanto, Indonesia memiliki SDM dan SDA yang komparatif dan kompetitif, terutama di komoditas pertanian. Apalagi Indonesia juga berada di wilayah katulistiwa dengan sinar matahari ideal di sepanjang tahun. Kondisi ini sangat strategis untuk dimanfaatkan pada sektor pertanian.

“Dari dulu kita selalu disebut sebagai negara agraris-maritim. Kalaupun mau menjadi negara industri, harus industri pertanian atau agro industri. Lebih baik industri lain dikembangkan untuk mendukung sektor pertanian. Sektor jasa dan telekomunikasi serta industri 4.0 juga diarahkan untuk pertanian dan agro industri,” katanya.

Karena itu, Riyanto berharap infrastruktur yang sudah ada harus diarahkan untuk membangun infrastruktur pertanian dan perdesaan. Supaya sektor pertanian bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga memberikan substansi bagi perekonomian Indonesia.

“Tanah kita sangat subur. Laut kita luas. Segala usaha harusnya dapat membuat Indonesia menjadi negara maju dengan basis pertanian modern,” terangnya. (Lihat videonya: Suasana Terkini Pascaledakan Maut di Beirut Ibu Kota Lebanon)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pertumbuhan PDB sektor pertanian yang positif ini memang bukan sesuatu yang mustahil. Pasalnya, Kementan terus bergerak mendorong produksi yang cukup dan berkualitas.

Peningkatan produksi terus dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga guna mengurangi impor atau meningkatkan volume ekspor. Ia juga mengatakan bahwa dalam peningkatan produksi, Kementan melakukan beberapa upaya salah satunya dengan mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

“Selain itu, Kementan juga memberikan bantuan berupa bantuan benih, alat alat pascapanen, dan juga berbagai jenis alat pra panen serta fasilitas permodalan terus ditingkatkan,” terang Syahrul. (Sudarsono)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)