Wow! Utang Publik AS Melebihi PDB Gabungan China, Jepang, Jerman, dan India

Senin, 13 November 2023 - 15:52 WIB
loading...
Wow! Utang Publik AS Melebihi PDB Gabungan China, Jepang, Jerman, dan India
Utang nasional AS bisa melonjak sebesar USD20 triliun atau setara dengan Rp312 kuadriliun selama dekade berikutnya. Dimana akan tumbuh sebesar USD5,2 miliar setiap hari selama 10 tahun ke depan. Foto/Dok Simpleimages
A A A
JAKARTA - Utang nasional AS (Amerika Serikat) bisa melonjak sebesar USD20 triliun atau setara dengan Rp312 kuadriliun selama dekade berikutnya. Hal ini diungkapkan oleh Bank of America (BoA) dalam sebuah catatan, mengutip data dari Kantor Anggaran Kongres.



Menurut perkiraan, utang publik AS saat ini berjumlah sekitar USD33,6 triliun, tetapi dengan kecepatan pertumbuhan dan karena "kelebihan fiskal pada tahun 2020-an," kemungkinan akan tumbuh sebesar USD5,2 miliar setiap hari selama 10 tahun ke depan, yang akan menempatkannya berada di kisaran USD54 triliun atau setara Rp842 kuadriliun pada tahun 2033 dengan asumsi kurs Rp15.608 per USD.

Menurut BoA, salah satu faktor yang menyebabkan lonjakan utang lebih lanjut adalah peningkatan tajam dalam defisit federal, yang bertambah USD320 miliar menjadi USD1,7 triliun tahun ini. Kondisi tersebut memaksa Departemen Keuangan untuk menjual triliunan dolar obligasi baru.



Kenaikan pembayaran bunga tahunan yang disebabkan oleh melonjaknya imbal hasil obligasi juga membebani anggaran federal dan melebarnya defisit, ungkap catatan BoA.

"Utang publik AS adalah ... lebih dari PDB gabungan China, Jepang, Jerman, dan India," kata ahli strategi investasi Bank of America, Michael Hartnett dalam proyeksi tersebut.

Dia memperingatkan, bagaimanapun bahwa Washington tidak mungkin berhenti mengambil pinjaman, bahkan jika defisit federal terkendali. Pasalnya pinjaman dipandang sebagai sarana untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan membantu mendorong sirkulasi uang.

"Kemungkinan bank sentral akan melakukan penyelamatan di tahun-tahun mendatang melalui pelonggaran kuantitatif dan pengenalan kontrol kurva imbal hasil," tambah Hartnett.

AS melampaui plafon utangnya, yang secara hukum ditetapkan sebesar USD31,4 triliun di Januari 2023. Setelah berbulan-bulan mencuatnya kekhawatiran tentang default yang akan segera terjadi dan bencana ekonomi dari Departemen Keuangan AS, Presiden Joe Biden pada Juni menandatangani RUU utang bipartisan yang memungkinkan batas tersebut dicabut hingga Januari 2025.

Hal itu secara efektif memungkinkan pemerintah untuk terus meminjam tanpa batas hingga tahun depan. Utang melonjak menjadi USD32 triliun, dalam kurun waktu kurang dari dua minggu setelah RUU itu disetujui, dan terus menumpuk sejak saat itu.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1782 seconds (0.1#10.140)