Negara-negara Uni Eropa Masih Membeli Gas Rusia, Bos Gazprom Blak-blakan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sejumlah negara Uni Eropa (UE) yang sebelumnya bersikeras bakal sepenuhnya berhenti membeli gas Rusia , ternyata masih menerima bahan bakar dari Moskow. Hal ini diungkapkan oleh CEO Gazprom , Aleksey Miller dalam sebuah wawancara seperti dilansir RT.
Meski begitu eksekutif raksasa migas asal Rusia tersebut, tidak memberikan rincian tentang berapa banyak volume gas Rusia yang diterima negara-negara Uni Eropa. Ia mengatakan, molekul gas yang mengalir melalui pipa "tidak memiliki warna sebuah negara,".
"Tapi kita tahu bahwa gas Rusia dipasok ke banyak negara yang telah menyatakan menolak untuk mengkonsumsinya," kata Miller.
CEO Gazprom itu juga tidak menyebutkan negara mana dari 27 anggota UE yang terus menerima gas alam dari Rusia. "Rusia saat ini transit gas alamnya melalui Ukraina ke hub Austria di Baumgarten," merupakan salah satu yang terbesar di Eropa.
"Ini adalah hub Eropa yang sangat besar yang memasok gas ke negara-negara lain di seluruh Uni Eropa," kata Miller.
Sambung Miller mengungkapkan, di bawah kontrak yang ada, Rusia terus memasok gas ke negara-negara di selatan dan tenggara Eropa. "Tentu saja gas Rusia masih mengalir ke pasar Eropa, dan volumenya tidak kecil," katanya.
Sekali lagi Ia menunjukkan, bahwa bahan bakar itu "dikonsumsi bahkan oleh negara-negara yang menyatakan bahwa pasar nasional mereka bebas darinya."
Sepanjang tahun 2022, pasokan gas Rusia ke pasar UE mulai menurun karena ledakan yang terjadi pada pipa gas alam Nord Stream, dan penolakan sejumlah negara anggota UE untuk membayar bahan bakar mereka dalam rubel, termasuk Belanda, Denmark, Bulgaria, dan Finlandia.
Menanggapi sanksi Uni Eropa tahun lalu, Moskow menuntut agar negara-negara yang mendukung kampanye pembatasan internasional terhadap Rusia membayar gas Rusia mereka dalam rubel, bukan dolar atau euro.
Dengan latar belakang berkurangnya pasokan dari Rusia, blok tersebut harus meningkatkan pembelian gas alam cair (LNG). Pada akhir tahun 2022, UE menduduki peringkat sebagai pembeli bahan bakar cair terbesar di dunia, setelah melampaui para pemimpin lama seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
Tahun lalu, AS menjadi eksportir utama LNG ke pasar UE, sementara Rusia meningkatkan pengiriman LNG-nya sebesar 20%.
Awal tahun ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, bahwa Uni Eropa telah berhasil mengatasi ketergantungannya pada minyak dan gas Rusia. Ditambahkan juga olehnya bahwa Moskow telah mengurangi ekspor gas ke blok tersebut sebesar 80%. Klaim serupa disuarakan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Meski begitu eksekutif raksasa migas asal Rusia tersebut, tidak memberikan rincian tentang berapa banyak volume gas Rusia yang diterima negara-negara Uni Eropa. Ia mengatakan, molekul gas yang mengalir melalui pipa "tidak memiliki warna sebuah negara,".
"Tapi kita tahu bahwa gas Rusia dipasok ke banyak negara yang telah menyatakan menolak untuk mengkonsumsinya," kata Miller.
CEO Gazprom itu juga tidak menyebutkan negara mana dari 27 anggota UE yang terus menerima gas alam dari Rusia. "Rusia saat ini transit gas alamnya melalui Ukraina ke hub Austria di Baumgarten," merupakan salah satu yang terbesar di Eropa.
"Ini adalah hub Eropa yang sangat besar yang memasok gas ke negara-negara lain di seluruh Uni Eropa," kata Miller.
Sambung Miller mengungkapkan, di bawah kontrak yang ada, Rusia terus memasok gas ke negara-negara di selatan dan tenggara Eropa. "Tentu saja gas Rusia masih mengalir ke pasar Eropa, dan volumenya tidak kecil," katanya.
Sekali lagi Ia menunjukkan, bahwa bahan bakar itu "dikonsumsi bahkan oleh negara-negara yang menyatakan bahwa pasar nasional mereka bebas darinya."
Sepanjang tahun 2022, pasokan gas Rusia ke pasar UE mulai menurun karena ledakan yang terjadi pada pipa gas alam Nord Stream, dan penolakan sejumlah negara anggota UE untuk membayar bahan bakar mereka dalam rubel, termasuk Belanda, Denmark, Bulgaria, dan Finlandia.
Menanggapi sanksi Uni Eropa tahun lalu, Moskow menuntut agar negara-negara yang mendukung kampanye pembatasan internasional terhadap Rusia membayar gas Rusia mereka dalam rubel, bukan dolar atau euro.
Dengan latar belakang berkurangnya pasokan dari Rusia, blok tersebut harus meningkatkan pembelian gas alam cair (LNG). Pada akhir tahun 2022, UE menduduki peringkat sebagai pembeli bahan bakar cair terbesar di dunia, setelah melampaui para pemimpin lama seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
Tahun lalu, AS menjadi eksportir utama LNG ke pasar UE, sementara Rusia meningkatkan pengiriman LNG-nya sebesar 20%.
Awal tahun ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, bahwa Uni Eropa telah berhasil mengatasi ketergantungannya pada minyak dan gas Rusia. Ditambahkan juga olehnya bahwa Moskow telah mengurangi ekspor gas ke blok tersebut sebesar 80%. Klaim serupa disuarakan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(akr)