Ganjar-Mahfud Siap Maksimalkan Ekonomi Biru, TPN: Optimalkan yang Belum Maksimal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden Ganjar Pranowo bersama dengan Calon Wakil Presiden Mahfud MD menyatakan, kesediaannya untuk mengoptimalkan potensi ekonomi biru pada sektor kelautan . Hal ini dilakukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi negara ke depan.
Dalam visi dan misinya, Ganjar menyoroti potensi besar Indonesia sebagai negara maritim dengan 77% luas wilayah perairan. Oleh karena itu, ia anggap sangat disayangkan apabila potensi ini tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk memajukan perekonomian masyarakat, terutama di daerah pesisir.
"Wilayah laut dan perairan Indonesia itu 77%. Namun sektor maritim hanya berkontribusi sebesar 7,6% dari GDP di 2001," tegas Ganjar menyampaikan pendapatnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia pada Rabu (8/11/2023) lalu.
Mengamati situasi tersebut, Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu memiliki gagasan untuk mengajak pelaku usaha dan civitas akademis di perguruan tinggi untuk melakukan penelitian yang dapat dijadikan dasar untuk pembuatan kebijakan publik.
Selain itu, ada beberapa hal yang Ganjar sebut dapat dilakukan untuk membantu mengoptimalkan perekonomian dari sektor kelautan. Salah satunya adalah dengan membangun sektor pariwisata yang ramah lingkungan.
Hal ini dapat dilakukan dengan membangun tempat wisata yang lebih mudah diakses oleh wisatawan, mempromosikan pariwisata yang peduli terhadap pelestarian alam dan kearifan lokal dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja, keahlian teknis lingkungan, dan manajemen ekonomi.
"Ada juga sustainable fishing, dari 12 juta ton ke 15 juta ton. Itu jadi perdebatan dan belum usai, apakah penangkapan berukur itu bisa berdampak. Kita belum bisa mengatur itu ke nelayan. Tapi di sisi lain ada potensi blue carbon credit. Anak muda itu tertarik. Dalam kepemimpinan asean itu kita bisa ambil potensi carbon credit dan carbon tradingnya. Jadi kita punya kekuatan cukup bagus," ujar Ganjar.
TPN : Ganjar-Mahfud akan Optimalkan Ekonomi Biru
Chico Hakim, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), menganggap bahwa sektor ekonomi biru belum dikelola dengan baik selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyebut situasi ini ironis karena Jokowi telah mengusung Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh perairan, Indonesia memiliki potensi untuk memajukan perekonomiannya melalui sektor perikanan dan kelautan.
"Cita-cita ini (poros maritim dunia) sungguh bagus, namun dalam perjalanannya tidak terwujud bahkan bisa dibilang stagnan atau tertatih tatih-tanpa kemajuan yang berarti dari tahun ke tahun," ucap Hakim kepada wartawan di Jakarta pada Senin (13/11/2023).
Hakim menyatakan, bahwa Ganjar-Mahfud menekankan pentingnya ekonomi biru sebagai salah satu program utama, melihat seberapa besar wilayah lautan Indonesia. Meskipun begitu, kontribusi ekonomi dari sektor laut tersebut masih terbatas dalam mendukung Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Ia menerangkan, bahwa mereka memprioritaskan ekonomi biru karena melihat kenyataan bahwa Indonesia, dengan 77% wilayahnya berupa lautan, belum berhasil memanfaatkannya sepenuhnya sebagai penggerak utama Produk Domestik Bruto (PDB). Angka 7,6% PDB dari sektor maritim dianggap sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi yang sebenarnya.
Potensi ekonomi yang sangat besar terdapat di wilayah pesisir dan laut Indonesia, mencakup sumber daya alam terbarukan, sumber daya alam tak terbarukan, dan berbagai jasa lingkungan.
Nilainya diperkirakan mencapai sekitar USD1,4 triliun per tahun, atau setara dengan 1,5 kali Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Potensi dari sumber daya alam tersebut dapat menciptakan lapangan kerja untuk 45 juta orang.
Namun, Hakim menjelaskan jika pemanfaatan potensi ekonomi di sektor kelautan masih jauh dari optimal. Salah satu indikatornya adalah rendahnya alokasi anggaran untuk sektor kelautan, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan pendapatan dari sektor tersebut menjadi terhambat.
Ia menyebut jika kendalanya bukanlah pada tujuan yang diinginkan, tetapi pada sejauh mana keseriusan untuk mewujudkannya. Hal ini tercermin dari kurangnya penekanan terhadap ketahanan laut Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari tahun ke tahun.
Ia pun menyatakan, bahwa dalam upaya untuk mengoptimalkan misi ekonomi biru, Ganjar-Mahfud akan memulainya dengan mengeksplorasi potensi-potensi yang mudah dijangkau dan dapat dimanfaatkan, salah satunya dengan mengembangkan budidaya rumput laut di berbagai daerah.
"Rumput laut yang hanya butuh tak sampai jarak puluhan meter dari pantai untuk melakukan budi daya. Artinya, investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan sangat mungkin direalisasikan segera dan serentak di banyak wilayah," ucap Hakim.
Dalam visi dan misinya, Ganjar menyoroti potensi besar Indonesia sebagai negara maritim dengan 77% luas wilayah perairan. Oleh karena itu, ia anggap sangat disayangkan apabila potensi ini tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk memajukan perekonomian masyarakat, terutama di daerah pesisir.
"Wilayah laut dan perairan Indonesia itu 77%. Namun sektor maritim hanya berkontribusi sebesar 7,6% dari GDP di 2001," tegas Ganjar menyampaikan pendapatnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia pada Rabu (8/11/2023) lalu.
Mengamati situasi tersebut, Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu memiliki gagasan untuk mengajak pelaku usaha dan civitas akademis di perguruan tinggi untuk melakukan penelitian yang dapat dijadikan dasar untuk pembuatan kebijakan publik.
Selain itu, ada beberapa hal yang Ganjar sebut dapat dilakukan untuk membantu mengoptimalkan perekonomian dari sektor kelautan. Salah satunya adalah dengan membangun sektor pariwisata yang ramah lingkungan.
Hal ini dapat dilakukan dengan membangun tempat wisata yang lebih mudah diakses oleh wisatawan, mempromosikan pariwisata yang peduli terhadap pelestarian alam dan kearifan lokal dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja, keahlian teknis lingkungan, dan manajemen ekonomi.
"Ada juga sustainable fishing, dari 12 juta ton ke 15 juta ton. Itu jadi perdebatan dan belum usai, apakah penangkapan berukur itu bisa berdampak. Kita belum bisa mengatur itu ke nelayan. Tapi di sisi lain ada potensi blue carbon credit. Anak muda itu tertarik. Dalam kepemimpinan asean itu kita bisa ambil potensi carbon credit dan carbon tradingnya. Jadi kita punya kekuatan cukup bagus," ujar Ganjar.
TPN : Ganjar-Mahfud akan Optimalkan Ekonomi Biru
Chico Hakim, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), menganggap bahwa sektor ekonomi biru belum dikelola dengan baik selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyebut situasi ini ironis karena Jokowi telah mengusung Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh perairan, Indonesia memiliki potensi untuk memajukan perekonomiannya melalui sektor perikanan dan kelautan.
"Cita-cita ini (poros maritim dunia) sungguh bagus, namun dalam perjalanannya tidak terwujud bahkan bisa dibilang stagnan atau tertatih tatih-tanpa kemajuan yang berarti dari tahun ke tahun," ucap Hakim kepada wartawan di Jakarta pada Senin (13/11/2023).
Hakim menyatakan, bahwa Ganjar-Mahfud menekankan pentingnya ekonomi biru sebagai salah satu program utama, melihat seberapa besar wilayah lautan Indonesia. Meskipun begitu, kontribusi ekonomi dari sektor laut tersebut masih terbatas dalam mendukung Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Ia menerangkan, bahwa mereka memprioritaskan ekonomi biru karena melihat kenyataan bahwa Indonesia, dengan 77% wilayahnya berupa lautan, belum berhasil memanfaatkannya sepenuhnya sebagai penggerak utama Produk Domestik Bruto (PDB). Angka 7,6% PDB dari sektor maritim dianggap sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi yang sebenarnya.
Potensi ekonomi yang sangat besar terdapat di wilayah pesisir dan laut Indonesia, mencakup sumber daya alam terbarukan, sumber daya alam tak terbarukan, dan berbagai jasa lingkungan.
Nilainya diperkirakan mencapai sekitar USD1,4 triliun per tahun, atau setara dengan 1,5 kali Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Potensi dari sumber daya alam tersebut dapat menciptakan lapangan kerja untuk 45 juta orang.
Namun, Hakim menjelaskan jika pemanfaatan potensi ekonomi di sektor kelautan masih jauh dari optimal. Salah satu indikatornya adalah rendahnya alokasi anggaran untuk sektor kelautan, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan pendapatan dari sektor tersebut menjadi terhambat.
Ia menyebut jika kendalanya bukanlah pada tujuan yang diinginkan, tetapi pada sejauh mana keseriusan untuk mewujudkannya. Hal ini tercermin dari kurangnya penekanan terhadap ketahanan laut Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari tahun ke tahun.
Ia pun menyatakan, bahwa dalam upaya untuk mengoptimalkan misi ekonomi biru, Ganjar-Mahfud akan memulainya dengan mengeksplorasi potensi-potensi yang mudah dijangkau dan dapat dimanfaatkan, salah satunya dengan mengembangkan budidaya rumput laut di berbagai daerah.
"Rumput laut yang hanya butuh tak sampai jarak puluhan meter dari pantai untuk melakukan budi daya. Artinya, investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan sangat mungkin direalisasikan segera dan serentak di banyak wilayah," ucap Hakim.
(akr)