UMKM Menggeliat Lagi di Juni, Penyaluran KUR BRI Kian Kencang Capai Rp56 T
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sederet upaya yang telah dilakukan Pemerintah dalam kaitannya penyelamatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perlahan mulai memberikan efek positif.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa saat ini aktivitas ekonomi di sentra-sentra UMKM sudah mulai menggeliat kembali sehingga perlu dukungan agar terjadi akselerasi pemulihan aktivitas bisnisnya.
Salah satu indikator menggeliatnya UMKM yakni restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI di bulan Juni mulai melandai dibandingkan bulan April dan Mei. (Baca juga: Gawat, Sebanyak 85,42% UMKM Terancam Bangkrut )
“Sebagai gambaran, di bulan April dan Mei yang lalu fokus aktivitas tenaga pemasar mikro BRI yakni 80% restrukturisasi kredit dan sisanya sebesar 20% ekspansi kredit," kata Supari di Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Memasuki bulan Juni, kondisinya mulai berbalik menjadi 76% ekspansi kredit dan restrukturisasi kredit hanya sebesar 24%. Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh pelaku UMKM membuat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI pun menjadi kencang kembali.
Hingga Semester I/2020 BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp56 Triliun kepada 2 juta nasabah, dimana 59,3% diantaranya disalurkan ke sektor produksi.
Angka ini setara dengan 47% dari target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2020 sebesar Rp120,2 Triliun. “Penyaluran KUR BRI saat ini sudah on track dan kami optimistis mampu memenuhi target dari pemerintah,” imbuh Supari. (Baca juga: Pedas, Kadin Kritik Implementasi Stimulus Ekonomi dan Kesehatan Lelet )
BRI pun juga terus melakukan terobosan untuk mendukung percepatan pemulihan UMKM. Terbaru, perseroan meluncurkan skema pinjaman baru yang diberi nama “Kupedes Bangkit”.
Produk ini dirancang dengan tujuan untuk membantu nasabah mikro existing BRI yang tengah mengalami penurunan usaha dan membutuhkan modal kerja tambahan guna menghadapi transisi menuju new normal.
Kupedes Bangkit merupakan Kupedes dengan fitur khusus yaitu pemberian grace period pembayaran pokok selama enam bulan pertama, sehingga nasabah cukup membayar bunganya saja.
Tujuan diberikannya grace period agar debitur dapat mengoptimalkan tambahan modal untuk fokus meningkatkan kembali kapasitas usahanya. Selain itu, untuk semakin meringankan beban para pelaku UMKM, Kupedes Bangkit bebas provisi dan administrasi.
Manfaat mengoptimalkan tambahan modal usaha dari Kupedes Bangkit telah dirasakan oleh salah seorang pelaku usaha mikro di Semarang, Jawa Tengah.
Adalah Misyanti, ibu dari dua orang anak, asal Kelurahan Bringin, Ngalian, Kota Semarang, yang menjalankan usaha berdagang gas LPG dan air isi ulang, bersama suaminya.
Lantaran membutuhkan dana untuk tambahan modal usaha, Misyanti akhirnya menghubungi salah seorang petugas Bank BRI. Dia menanyakan apakah ada program dari Bank BRI yang menyediakan pinjaman untuk tambahan modal. “Alhamdulillah saya dapat (pinjaman) itu dari Kupedes Bangkit," ucap Misyanti. (Baca juga: Ide Brilian Salman Al-Farisi Lindungi Madinah dari Kepungan Musuh )
Dari Kupedes Bangkit, Misyanti mendapatkan tambahan modal untuk terus memutar roda ekonomi usahanya. Misyanti bahkan mendapat keringanan berupa pembayaran bunga pinjaman saja selama 6 bulan.
Melalui program ini, Misyanti merasa sangat terbantu di masa sulit seperti saat ini. Semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk usahanya dapat terbayarkan, dan bahkan dirinya bisa menambah usaha baru untuk terus bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa saat ini aktivitas ekonomi di sentra-sentra UMKM sudah mulai menggeliat kembali sehingga perlu dukungan agar terjadi akselerasi pemulihan aktivitas bisnisnya.
Salah satu indikator menggeliatnya UMKM yakni restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI di bulan Juni mulai melandai dibandingkan bulan April dan Mei. (Baca juga: Gawat, Sebanyak 85,42% UMKM Terancam Bangkrut )
“Sebagai gambaran, di bulan April dan Mei yang lalu fokus aktivitas tenaga pemasar mikro BRI yakni 80% restrukturisasi kredit dan sisanya sebesar 20% ekspansi kredit," kata Supari di Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Memasuki bulan Juni, kondisinya mulai berbalik menjadi 76% ekspansi kredit dan restrukturisasi kredit hanya sebesar 24%. Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh pelaku UMKM membuat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI pun menjadi kencang kembali.
Hingga Semester I/2020 BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp56 Triliun kepada 2 juta nasabah, dimana 59,3% diantaranya disalurkan ke sektor produksi.
Angka ini setara dengan 47% dari target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2020 sebesar Rp120,2 Triliun. “Penyaluran KUR BRI saat ini sudah on track dan kami optimistis mampu memenuhi target dari pemerintah,” imbuh Supari. (Baca juga: Pedas, Kadin Kritik Implementasi Stimulus Ekonomi dan Kesehatan Lelet )
BRI pun juga terus melakukan terobosan untuk mendukung percepatan pemulihan UMKM. Terbaru, perseroan meluncurkan skema pinjaman baru yang diberi nama “Kupedes Bangkit”.
Produk ini dirancang dengan tujuan untuk membantu nasabah mikro existing BRI yang tengah mengalami penurunan usaha dan membutuhkan modal kerja tambahan guna menghadapi transisi menuju new normal.
Kupedes Bangkit merupakan Kupedes dengan fitur khusus yaitu pemberian grace period pembayaran pokok selama enam bulan pertama, sehingga nasabah cukup membayar bunganya saja.
Tujuan diberikannya grace period agar debitur dapat mengoptimalkan tambahan modal untuk fokus meningkatkan kembali kapasitas usahanya. Selain itu, untuk semakin meringankan beban para pelaku UMKM, Kupedes Bangkit bebas provisi dan administrasi.
Manfaat mengoptimalkan tambahan modal usaha dari Kupedes Bangkit telah dirasakan oleh salah seorang pelaku usaha mikro di Semarang, Jawa Tengah.
Adalah Misyanti, ibu dari dua orang anak, asal Kelurahan Bringin, Ngalian, Kota Semarang, yang menjalankan usaha berdagang gas LPG dan air isi ulang, bersama suaminya.
Lantaran membutuhkan dana untuk tambahan modal usaha, Misyanti akhirnya menghubungi salah seorang petugas Bank BRI. Dia menanyakan apakah ada program dari Bank BRI yang menyediakan pinjaman untuk tambahan modal. “Alhamdulillah saya dapat (pinjaman) itu dari Kupedes Bangkit," ucap Misyanti. (Baca juga: Ide Brilian Salman Al-Farisi Lindungi Madinah dari Kepungan Musuh )
Dari Kupedes Bangkit, Misyanti mendapatkan tambahan modal untuk terus memutar roda ekonomi usahanya. Misyanti bahkan mendapat keringanan berupa pembayaran bunga pinjaman saja selama 6 bulan.
Melalui program ini, Misyanti merasa sangat terbantu di masa sulit seperti saat ini. Semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk usahanya dapat terbayarkan, dan bahkan dirinya bisa menambah usaha baru untuk terus bertahan di tengah pandemi Covid-19.
(ind)