Menko Airlangga: Universitas Jadi Barometer Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Pencetak Generasi Unggul

Selasa, 21 November 2023 - 18:05 WIB
loading...
Menko Airlangga: Universitas Jadi Barometer Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Pencetak Generasi Unggul
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: dok Golkar)
A A A
JAKARTA - Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045, tepat 100 tahun sejak merdeka. Berbagai upaya dan peluang yang dimiliki terus dioptimalkan agar secara bertahap perekonomian Indonesia terus dapat ditingkatkan sehingga mampu mewujudkan cita-cita besar tersebut.

“Target ini ambisius tapi realistis. Oleh karenanya, dibutuhkan smart execution dan strong collaboration dari berbagai pihak, baik Pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, cendekiawan, dan tentunya universitas sebagai barometer bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan sebagai pencetak generasi-generasi unggul ke depan,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara daring mewakili Presiden Joko Widodo pada seminar nasional Indonesia Economic Outlook 2024 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Selasa (21/11/2023).

Menurut Menko Airlangga, untuk mencapai cita-cita tersebut, Indonesia memiliki 4 peluang yang perlu diambil. Peluang yang pertama adalah populasi, di mana Indonesia diberkati dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Dengan diimbangi dengan kualitas sumber daya yang baik, maka Indonesia akan mampu menghasilkan output perekonomian yang tinggi.

Peluang kedua adalah hilirisasi, yang saat ini telah dimulai dengan membangun ekosistem di sektor manufaktur maupun di sektor berbasis kendaraan listrik, dan hilirisasi mineral sebagai nilai tambah menuju industrialisasi. Sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik, hilirisasi merupakan komitmen ekonomi hijau Pemerintah dalam mewujudkan transformasi ekonomi.

Indonesia mempunyai potensi besar di sektor energi hijau yang bisa melebihi kapasitas 400 ribu megawatt, seperti potensi panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, sungai, panel surya, dan potensi angin.

Ketiga adalah digitalisasi. Nilai ekonomi digital Indonesia tertinggi di kawasan ASEAN, yakni mencapai USD77 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD1 triliun pada tahun 2030. Indonesia juga memiliki lebih dari 2.500 perusahaan start-up, sekaligus menjadi yang terbesar ke-6 di dunia.
Menko Airlangga: Universitas Jadi Barometer Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Pencetak Generasi Unggul

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: dok Golkar)

Pemerintah telah membangun lebih dari 12.000 km jaringan hingga meluncurkan Satelit Multifungsi Satria untuk melayani akses internet di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Selain itu, Pemerintah juga telah meluncurkan program Akademi Kepemimpinan Digital dan Beasiswa Talenta Digital yang dibantu mitra-mitra swasta, seperti Apple, Microsoft, dan Amazon untuk menciptakan 9 juta talenta digital dalam rentang waktu 15 tahun.

Lebih lanjut, inovasi juga berperan krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting. Perguruan Tinggi tentu akan menjadi bagian dalam mendidik generasi muda bangsa.

“Peluang tersebut menjadi modal yang baik bila dimanfaatkan secara optimal. Dan saat ini fundamental ekonomi kita dibandingkan dengan berbagai negara lain relatif jauh lebih baik, dan Indonesia termasuk dalam top 5 ekonomi di dunia,” ujar Menko Airlangga.

Dalam mendorong daya saing, saat ini Indonesia sedang dalam proses aksesi menjadi anggota OECD. Menko Airlangga menambahkan, dalam pertemuan di sela kegiatan APEC beberapa waktu lalu, Presiden Joe Biden menyampaikan dukungan Amerika Serikat kepada Indonesia hingga masuk menjadi anggota OECD.

“Dengan potensi dan berbagai strategi kebijakan tersebut, Pemerintah yakin bahwa tahun depan ekonomi masih solid. Berbagai Lembaga memperkirakan pertumbuhan kita masih di angka 5,2 persen untuk tahun 2024. Dan memperhatikan berbagai risiko, tentu kita perlu mengantisipasi berbagai ketidakpastian global di masa mendatang,” tuturnya.
(bga)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2073 seconds (0.1#10.140)