PLN Tanda Tangani 9 Proyek Listrik EBT Berkapasitas 641 MW

Kamis, 16 November 2017 - 11:53 WIB
PLN Tanda Tangani 9 Proyek Listrik EBT Berkapasitas 641 MW
PLN Tanda Tangani 9 Proyek Listrik EBT Berkapasitas 641 MW
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hari ini menyaksikan penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sembilan proyek pembangkit listrik energi terbarukan antara PT PLN (Persero) dengan pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP).

Sembilan pembangkit IPP energi terbarukan yang melakukan penandatanganan PJBL kali ini terdiri dari satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), satu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) dengan total kapasitas mencapai 640,65 megawatt (MW).

Pembangkit tersebut berlokasi tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. "Selamat kepada PLN dan mitra IPP. Kali ini ditandatangani IPP energi baru dan terbarukan. PLTA, PLTN, dan geothermal ditandatangani. Itu sekitar 600 MW lebih," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Perhubungan ini meminta agar harga jual listrik dari proyek tersebut dapat terjangkau. Nantinya, harga jual yang tertuang dalam PJBL proyek pembangkit listrik energi terbarukan ini mengacu pada ketentuan Permen ESDM No 50/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Lingkup dari PJBL juga telah mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No 10 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri ESDM No 49 Tahun 2017 tentang Pokok-Pokok dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik. Adapun total investasi proyek tersebut adalah Rp20,4 triliun.

"Saya mohon kepada semua pihak agar bisa membantu harga listrik bisa dinikmati secara murah oleh masyarakat," imbuh Jonan.

Adapun sembilan perusahaan tersebut antara lain PT Prima Ariya Energy yang akan membangun Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) Cibanteng di Jawa Barat dengan kapasitas 4,3 megawatt (MW) dengan nilai investasi Rp71,4 miliar dan harga jual listrik kepada PLN USD6,51 cent per kWh.
Kemudian, PT Zhong Myn Hydro Indonesia akan membangun PLTM Cikaso 3 di Jawa Barat, dengan kapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp182,2 miliar.

Selanjutnya, dua perusahaan akan membangun PLTM di Jawa Tengah dengan harga jual listrik USD6,52 cent per kWh yaitu PT Maji Biru Pusaka akan membangun PLTM Tanjungtirta dengan kapasitas 8 MW dan nilai investasi Rp201 miliar dan Koperasi Koperca akan membangun PLTM Kincang 1 dengan kapasitas 0,35 MW dengan nilai investasi Rp9,14 miliar.

Sementara di Sumatera, ada dua pembangkit yaitu PT Semarak Kita Bersama PLTM Bakal Semarak di Sumatera Utara berkapasitas 5 MW dengan nilai investasi Rp125,6 miliar dengan nilai jual listrik USD7,89 per kWh.

Sedangkan PT Supreme Energy RD akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap berkapasitas 86 MW dengan nilai investasi Rp8,2 triliun dengan harga jual listrik 11,76 cent per kWh.

Untuk daerah Sulawesi, PT Bone Bolango Energy akan membangun PLTM Bone Bolango di Gorontalo berkapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp416,4 miliar dan harga jual USD10,52 cent per kWh.

PT Poso Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker di Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp11,20 miliar dan harga jual listrik USD8,4 cent per kWh.

Terakhir, di Nusa Tenggara Barat PT Sumber Daya Investasi akan membangun PLTM Koko Babak di Lombk dengan kapasitas 2,3 MW dengan nilai investasi Rp86,7 miliar dan harga jual listrik 10,40 MW.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4558 seconds (0.1#10.140)