Penyaluran Kredit Diperkirakan Tumbuh 8% Hingga Akhir Tahun

Senin, 20 November 2017 - 16:01 WIB
Penyaluran Kredit Diperkirakan...
Penyaluran Kredit Diperkirakan Tumbuh 8% Hingga Akhir Tahun
A A A
JAKARTA - Penyaluran pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2017 diprediksi lebih rendah dari perkiraan semula yaitu menjadi sekitar 8%. Dengan mempertimbangkan masih rendahnya pertumbuhan kredit tersebut, Bank Indonesia (BI) menetapkan Countercyclical Capital Buffer (CCB) tidak berubah yaitu 0%.

"Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong upaya bank dalam meningkatkan fungsi intermediasi," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara di Jakarta, Senin (20/11/2017).

Hingga September 2017, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 7,9% (yoy) atau turun dari bulan sebelumnya 8,3% (yoy). Adapun rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada pada level 2,9% (gross) atau 1,3% (net).

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2017 tercatat sebesar 11,7% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 9,6% (yoy). BI pun menargetkan, DPK dapat tumbuh di level 10% hingga akhir tahun 2017.

Sedangkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang cukup tinggi pada level 23,0% dan rasio likuiditas (AL/DPK) pada level 22,6% di September 2017. "BI memandang, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga di tengah intermediasi perbankan yang belum kuat," ungkap Mirza.

Kedepan, Bank Indonesia bersama otoritas terkait akan terus berkoordinasi untuk memastikan stabilitas sistem keuangan dapat tetap terjaga guna mendukung momentum pemulihan ekonomi.

Sekretaris Perusahaan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Samsu Adi Nugroho menambahkan, pertumbuhan kredit yang melambat masih akan terus terjadi sebagai dampak dari kebijakan bank yang selektif memberikan kredit line baru dan lebih fokus pada perbaikan portfolio existing.

"Disisi lain pelaku usaha juga memilih menunggu dan cenderung menahan ekspansi yang terindikasi dengan meningkatnya penempatan di produk Deposito," kata Samsu.

Di sisi pertumbuhan DPK yang kembali tumbuh positif memberikan sinyal bahwa DPK akan kembali memasuki zona poitif hingga akhir tahun, meskipun diperkirakan lebih rendah di bawah kinerja rata-ratanya. Disamping itu, menurut dia, keputusan untuk mempertahankan tingkat bunga kebijakan (BI 7-day reverse repo rate) diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2017.

"Sementara untuk tahun depan meski masih terdapat ruang pelonggaran akibat faktor inflasi namun akan lebih terbatas akibat perubahan stance kebijakan The Fed dan ECB (Bank Sentral Eropa)," terang dia,

Tren penurunan JIBOR rupiah sendiri sebagai dampak pelonggaran kebijakan moneter juga akan lebih terbatas menunggu langkah lanjutan BI ke depan terkait arah pelonggaran. "Kinerja likuiditas perbankan khususnya LDR di akhir tahun cukup terbantu dengan turunnya bunga DPK," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)