Punya 4.500 Tempat Tidur, Pendapatan Grup RS BUMN Ditaksir Capai Rp4,5 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan holding BUMN rumah sakit (RS) di bawah Pertamedika IHC mampu membukukan pendapatan Rp4,5 triliun. Target itu seiring dengan pembentukan holding rumah sakit pelat merah yang sudah memasuki fase dua.
Bahkan, Erick menyebut, Pertamedika IHC selaku holding rumah sakit BUMN akan menempati peringkat dua grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur.
Dia juga bilang, Pertamedika akan mengelola 35 RS dari sebelumnya 14 RS, dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.
"Secara konsolidasi, grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha mencapai Rp4,5 tilliun dengan total aset mendekati Rp5 trilliun," papar Erick Thohir, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Tak cuma yang Kere, Pemerintah juga Tanggung Biaya Vaksin Kaum Tajir )
Dia juga menjelaskan, Pertamedika IHC adalah salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang layanan kesehatan. Beberapa rumah sakit unggulan yang dimiliki di antaranya adalah Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) yang memiliki akreditasi RS Kepresidenan, Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, serta Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) yang saat ini menjadi salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 untuk wilayah Jakarta.
Pada Jumat (7/8/2020), Pertamedika IHC melakukan penandatangan akta jual beli dengan 7 BUMN pemilik Rumah Sakit dalam rangka pembentukan holding rumah sakit BUMN yang diadakan di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta Pusat.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, serta para Direktur BUMN.
Erick mengatakan penandatanganan akta jual beli ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan Rumah Sakit BUMN secara bersama dalam gup IHC yang berpotensi untuk meningkatkan peran dalam ketahanan kesehatan nasional melalui empat objektif strategis. (Baca juga: Melanggar Protokol Kesehatan, 31 Perkantoran Ditutup Sementara )
Keempat objek itu ialah penyediaan layanan kesehatan berkualitas, peningkatan jaringan dan skala, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.
“Dengan semangat yang sama, yaitu Memudahkan dan Melayani masyarakat Indonesia, saya berpikir bahwa seharusnya seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan, dan dipimpin oleh orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan. Ini semua sesuai dengan Value of Synergy and Value of Creation dan dapat menuju Go Global yang ditempuh dengan pertukaran tenaga medis ke luar negeri sebagai transfer knowledge,” ujar Erick.
Kegiatan yang merupakan aksi korporasi ini merupakan bagian dari roadmap pembentukan Holding RS BUMN yang telah dimulai sejak tahun 2018 melalui pengambilalihan saham mayoritas Rumah Sakit Pelni.
Bahkan, Erick menyebut, Pertamedika IHC selaku holding rumah sakit BUMN akan menempati peringkat dua grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur.
Dia juga bilang, Pertamedika akan mengelola 35 RS dari sebelumnya 14 RS, dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.
"Secara konsolidasi, grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha mencapai Rp4,5 tilliun dengan total aset mendekati Rp5 trilliun," papar Erick Thohir, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Tak cuma yang Kere, Pemerintah juga Tanggung Biaya Vaksin Kaum Tajir )
Dia juga menjelaskan, Pertamedika IHC adalah salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang layanan kesehatan. Beberapa rumah sakit unggulan yang dimiliki di antaranya adalah Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) yang memiliki akreditasi RS Kepresidenan, Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, serta Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) yang saat ini menjadi salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 untuk wilayah Jakarta.
Pada Jumat (7/8/2020), Pertamedika IHC melakukan penandatangan akta jual beli dengan 7 BUMN pemilik Rumah Sakit dalam rangka pembentukan holding rumah sakit BUMN yang diadakan di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta Pusat.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, serta para Direktur BUMN.
Erick mengatakan penandatanganan akta jual beli ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan Rumah Sakit BUMN secara bersama dalam gup IHC yang berpotensi untuk meningkatkan peran dalam ketahanan kesehatan nasional melalui empat objektif strategis. (Baca juga: Melanggar Protokol Kesehatan, 31 Perkantoran Ditutup Sementara )
Keempat objek itu ialah penyediaan layanan kesehatan berkualitas, peningkatan jaringan dan skala, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.
“Dengan semangat yang sama, yaitu Memudahkan dan Melayani masyarakat Indonesia, saya berpikir bahwa seharusnya seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan, dan dipimpin oleh orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan. Ini semua sesuai dengan Value of Synergy and Value of Creation dan dapat menuju Go Global yang ditempuh dengan pertukaran tenaga medis ke luar negeri sebagai transfer knowledge,” ujar Erick.
Kegiatan yang merupakan aksi korporasi ini merupakan bagian dari roadmap pembentukan Holding RS BUMN yang telah dimulai sejak tahun 2018 melalui pengambilalihan saham mayoritas Rumah Sakit Pelni.
(ind)