Potensial, Industri Digital Nasional Tumbuh 10% per Tahun

Senin, 18 Desember 2017 - 16:14 WIB
Potensial, Industri Digital Nasional Tumbuh 10% per Tahun
Potensial, Industri Digital Nasional Tumbuh 10% per Tahun
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan bahwa industri digital nasional dalam enam tahun terakhir tumbuh 9,98-10,7% per tahun, dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahkan, mulai tahun 2019, industri digital nasional diproyeksikan tumbuh di atas 11% per tahun seiring terhubungnya seluruh wilayah nusantara oleh jaringan internet. Hal sejalan dengan target proyek pembangunan broadband serat optik Palapa Ring yang rencananya rampung pada akhir 2018.

Melihat potensi itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengajak generasi milenial (generasi yang lahir antara tahun 1980-an hingga 2000-an) untuk memanfaatkan peluang tersebut. Airlangga melihat, beberapa perusahaan rintisan (startup) e-commerce di Indonesia, berasal dari kalangan generasi milenial.

Namun, imbuh dia, generasi ini perlu didorong agar bisa menentukan strategi jangka panjang supaya bisnis mereka mampu bertahan lama. “Mereka semestinya dipertemukan dalam sebuah ekosistem sehingga komposisinya seimbang berdasarkan generasinya,” ujar Menperin di Jakarta, Senin (18/12/2017).

Berdasarkan riset Michael Page tahun 2016, perkembangan industri digital yang marak belakangan ini di Indonesia, menjadi pemacu tumbuhnya jumlah lowongan pekerjaan di sektor ini hingga 60% dalam setahun terakhir. Adapun segmen perusahaan yang diprediksi akan menyumbang lowongan pekerjaan terbesar di sektor teknologi digital ini, antara lain e-commerce, teknologi keuangan (fintech), logistik, dan big data.

Sementara itu, merujuk hasil riset terbaru mengenai investasi usaha rintisan berbasis digital di Asia Tenggara dari Google dan Temasek yang berjudul "e-Economy SEA Spotlight 2017" yang dirilis pada pekan lalu, dua perusahaan itu menghitung nilai investasi yang masuk ke startup digital Asia Tenggara mencapai USD12 miliar sepanjang 2016 hingga kuartal III/2017.

Dari total dana tersebut, kata Menperin, sebanyak 34% atau USD4,08 miliar masuk ke Indonesia. Diperkirakan, nilai investasi saat ini semakin besar, mengingat setelah kuartal III/2017 sudah ada dana sebesar USD7 miliar yang mengalir ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia.

Riset ini juga menyebutkan sebagian besar investasi masuk ke startup yang menyandang status Unicorn atau memiliki valuasi lebih dari USD1 miliar. Keempat Unicorn Indonesia itu adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mencatat, saat ini jumlah perusahaan yang bergerak di sektor jasa industri digital di dalam negeri sebanyak 305 perusahaan dengan beragam jenis bisnis intinya. Adapun jenis-jenis industri digital yang ada di Indonesia, yaitu industri perbankan, advertising, trading, dailydeals, directory, infrastruktur digital, sistem operasi, mesin pencarian, konsultan IT, marketplace, online retail, payment gateway, dan travel.

Untuk menunjang pengembangan ekonomi digital di Indonesia, menurut Airlangga, pemerintah sedang berupaya untuk menarik lebih banyak minat investor agar menanam modalnya di Tanah Air.

“Berbagai cara dilakukan, dari mulai pembangunan infrastruktur hingga fasilitas perizinan dibenahi agar semakin banyak pelaku bisnis yang berinvestasi di Indonesia,” tuturnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7072 seconds (0.1#10.140)