Ketersediaan dan Harga sembako di Papua Barat Aman Terkendali

Senin, 18 Desember 2017 - 19:02 WIB
Ketersediaan dan Harga sembako di Papua Barat Aman Terkendali
Ketersediaan dan Harga sembako di Papua Barat Aman Terkendali
A A A
JAKARTA - Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani menginginkan menjelang Natal dan Tahun Baru 2018, ketersediaan dan harga bahan pokok harus dikendalikan agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Kita berharap terwujudnya kestabilan harga pangan dan kebutuhan pokok tersedia dengan cukup dan aman," ujar Lakotani saat memimpin rakor pangan menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 di Kantor Gubernur Papua Barat, Manokwari, Senin (18/12/2017).

Untuk itu, lanjut Lakotani, perlu terus dilakukan pemantauan dan melaporkan perkembangan harga pangan, serta hambatan distribusi dan jumlah stok pangan.

Dan berdasarkan pantauan Kementerian Pertanian, kondisi harga pangan di Papua Barat sepanjang tahun 2017 sangat stabil, antara lain: jagung, kedelai, bawang merah, cabai merah keriting, daging sapi murni, dan gula pasir.

Bahkan, beberapa harga komoditas pangan tahun 2017 cenderung turun dibanding tahun 2016, misalnya: bawang merah turun 1,95%, daging ayam ras 7,72%, terigu 3,98%, gula pasir 7,75%, dan telur ayam turun sekitar 15,4%. Hal tersebut menunjukkan tingkat stabilitas pasokan dan harga pangan di Papua Barat terjaga dengan baik.

Pada kesempatan ini, Kepala Bidang Distribusi BKP Kementerian Pertanian, Liek Irianti menerangkan secara umum ketersediaan komoditas pangan pokok atau strategis nasional, seperti beras, jagung, minyak goreng, bawang merah, cabai, daging dan telur ayam ras, mengalami surplus sehingga aman terkendali. Namun terdapat dua komoditas yang ketersediaan produksinya masih defisit, yaitu kedelai dan daging sapi, sehingga dipenuhi dari impor.

Ketersediaan produksi gula pasir defisit, namun masih bisa dipenuhi dari carry over produksi bulan sebelumnya (surplus) sehingga selama HBKN Natal-Tahun Baru diprediksi aman.

"Kekurangan daging sapi sudah diantisipasi dengan penyediaan daging sapi dan kerbau sekitar 70,66 ribu ton, terdiri dari sapi siap potong lokal 173,99 ribu ekor setara 29,60 ribu ton, sapi siap potong eks-impor 55,29 ribu ekor setara 11,0 ribu ton, stok daging sapi di 57 gudang importir 11,25 ribu ton, stok daging kerbau di Bulog 18,81 ribu ton," kata Irianti dalam keterangan resmi, Senin (18/12/2017).

Dengan total kebutuhan bulan Desember sekitar 50,5 ribu ton, tambah Irianti, maka masih terdapat surplus sekitar 20,18 ribu ton.

Ketua Satgas Pangan Papua Barat, Fredrik Tuasela menegaskan bahwa untuk menjaga ketersediaan pangan, masyarakat diharap untuk tidak menimbun bahan pangan. "Penindakan akan dilakukan bagi pelaku usaha pangan yang melakukan penyelewengan. Ini adalah langkah terakhir yang akan kami lakukan," tegas Fredrik.

Berdasarkan data Bulog, bahwa stok delapan komoditas Bulog yang dikelola, aman dan terkendali sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Khusus untuk komoditas beras Bulog, bahkan sudah memiliki stok sebesar 1,1 juta ton, sehingga dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, setidaknya untuk sekitar lima bulan kedepan.

Adapun stok Bulog untuk komoditas lainnya: gula pasir 413,34 ribu ton; jagung 29,35 ribu ton; daging sapi 18 ton; daging kerbau 17,77 ribu ton; bawang merah 30 ton; bawang putih 293 ton; dan minyak goreng 1,18 juta liter.

Turut hadir dalam rakor pangan perwakilan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, wakil dari Bulog, Satgas Pangan, Bank Indonesia, Dinas Perdagangan, Pelindo, para Kepala Dinas, baik provinsi maupun kabupaten di Papua Barat, serta pemangku kepentingan terkait.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6618 seconds (0.1#10.140)