The Best Mining Downstream Transformation Jadi Tantangan MIND ID untuk Terus Berinovasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID meraih penghargaan The Best Mining Downstream Transformation. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada MIND ID yang telah berhasil mengintegrasi dan mendorong sinergi antar anak usaha untuk mengembangkan hilirisasi yang akan memberi nilai tambah.
"Penghargaan ini menjadi tantangan bagi MIND ID untuk terus maju, berkembang, dan berinovasi," kata Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo.
MIND ID mampu meningkatkan value antar anak usahanya melalui kerja sama sinergis. Berbagai upaya pun telah dilakukan MIND ID untuk mewujudkan transformasi hilirisasi industri pertambangan.
MIND ID mengembangkan proyek pengembangan hilirisasi , termasuk smelter tembaga single line terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia. Smelter ini berlokasi di Kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare.
Sejumlah proyek hilirisasi juga telah dilakukan anggota Grup MIND ID lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), dengan membangun smelter feronikel di Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan smelter feronikel di Halmahera Timur (Maluku Utara). Jika keduanya sudah beroperasi, maka kapasitas produksi feronikel Antam bisa meningkat jadi 40.500 ton per tahun.
Adapun anggota MIND ID PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) juga melakukan upaya hilirisasi dengan membentuk anak usaha Indonesia Aluminium Alloy (IAA) untuk memaksimalkan produksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50.000 ton per tahun. Nantinya, anak usaha ini juga dimaksudkan sebagai produksi berbagai produk turunan, seperti aluminium ekstrusi.
Lebih dari ini, proyek antar anak usaha MIND ID juga berhasil membuat Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek dari Antam dan Inalum melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini memproses pengolahan bauksit menjadi alumina yang merupakan bahan baku pembuatan aluminium dengan kapasitas 1 juta ton.
Inalum juga fokus mengerjakan Proyek Port Upgrading dan Proyek Brownfield bersama Emirates Global Aluminium (EGA). Inalum berupaya memaksimalkan hilirisasi produk aluminium hingga dapat dilipatgandakan.
Terkait sektor logam dan mineral timah, PT Timah Tbk memiliki proyek Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace dengan biaya investasi mencapai USD80 juta. Melalui teknologi ini, perusahaan dapat memproses timah dengan kadar rendah hingga 40%.
Proyek smelter ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan tingkat timah yang dihasilkan, sehingga mendorong percepatan hilirisasi dalam negeri terkait ketersediaan mineral timah sebagai komoditas. Selain itu, smelter ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai tambah pengolahan timah di dalam negeri, menambah produksi varian timah, dan menyerap lebih banyak lapangan pekerjaan.
MIND ID juga melakukan kerja sama dengan mitra strategis dari dalam dan luar negeri untuk mewujudkan industrialisasi. Hal itu bisa dilihat dari pengembangan bisnis kendaraan listrik yang mampu mencakup kawasan Asia Pasifik melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Sementara itu, keberhasilan hilirisasi ini sudah tercermin dari kinerja laba MIND ID yang terus bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2020, laba bersih MIND ID hanya sebesar Rp698 miliar.Angka tersebut melonjak menjadi Rp10,39 triliun pada 2021. Selanjutnya pada 2022, laba bersih MIND ID kembali bertumbuh menjadi Rp16,2 triliun.
"Penghargaan ini menjadi tantangan bagi MIND ID untuk terus maju, berkembang, dan berinovasi," kata Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo.
MIND ID mampu meningkatkan value antar anak usahanya melalui kerja sama sinergis. Berbagai upaya pun telah dilakukan MIND ID untuk mewujudkan transformasi hilirisasi industri pertambangan.
MIND ID mengembangkan proyek pengembangan hilirisasi , termasuk smelter tembaga single line terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia. Smelter ini berlokasi di Kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare.
Sejumlah proyek hilirisasi juga telah dilakukan anggota Grup MIND ID lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), dengan membangun smelter feronikel di Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan smelter feronikel di Halmahera Timur (Maluku Utara). Jika keduanya sudah beroperasi, maka kapasitas produksi feronikel Antam bisa meningkat jadi 40.500 ton per tahun.
Adapun anggota MIND ID PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) juga melakukan upaya hilirisasi dengan membentuk anak usaha Indonesia Aluminium Alloy (IAA) untuk memaksimalkan produksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50.000 ton per tahun. Nantinya, anak usaha ini juga dimaksudkan sebagai produksi berbagai produk turunan, seperti aluminium ekstrusi.
Lebih dari ini, proyek antar anak usaha MIND ID juga berhasil membuat Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek dari Antam dan Inalum melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini memproses pengolahan bauksit menjadi alumina yang merupakan bahan baku pembuatan aluminium dengan kapasitas 1 juta ton.
Inalum juga fokus mengerjakan Proyek Port Upgrading dan Proyek Brownfield bersama Emirates Global Aluminium (EGA). Inalum berupaya memaksimalkan hilirisasi produk aluminium hingga dapat dilipatgandakan.
Terkait sektor logam dan mineral timah, PT Timah Tbk memiliki proyek Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace dengan biaya investasi mencapai USD80 juta. Melalui teknologi ini, perusahaan dapat memproses timah dengan kadar rendah hingga 40%.
Proyek smelter ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan tingkat timah yang dihasilkan, sehingga mendorong percepatan hilirisasi dalam negeri terkait ketersediaan mineral timah sebagai komoditas. Selain itu, smelter ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai tambah pengolahan timah di dalam negeri, menambah produksi varian timah, dan menyerap lebih banyak lapangan pekerjaan.
MIND ID juga melakukan kerja sama dengan mitra strategis dari dalam dan luar negeri untuk mewujudkan industrialisasi. Hal itu bisa dilihat dari pengembangan bisnis kendaraan listrik yang mampu mencakup kawasan Asia Pasifik melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Sementara itu, keberhasilan hilirisasi ini sudah tercermin dari kinerja laba MIND ID yang terus bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2020, laba bersih MIND ID hanya sebesar Rp698 miliar.Angka tersebut melonjak menjadi Rp10,39 triliun pada 2021. Selanjutnya pada 2022, laba bersih MIND ID kembali bertumbuh menjadi Rp16,2 triliun.
(akr)